PELESTARIAN NILAI INFORMASI KEDALAM ELEKTRONIK
DIGITAL
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana
bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal.
Bahan pustaka berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan
audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya. Pemeliharaan
bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang
berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Pemliharaan merupakan kegiatan
mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami
kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak
pembaca perpustakaan.
B.
Rumusan masalah
- Sejarah perkembangan nilai informasi
- Bentuk, tehnik pembuatan, dan cara penyimpanan
mikrofilm
- Kelebihan dan kelemahan mikrofilm
- Definisi CD-ROM (Compact
Dist-Read Only Memory)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pelestarian Nilai Informasi kedalam
Elektronik digital
- Sejarah Perkembangan
Sampai tahun
1920-an, mikrofilm masih diperlakukan sebagai sesuatu yang baru. Tapi mikrofilm
berasal lebih awal daripada itu. John Benjamin Dancer bereksperimen dengan
pembuatan teks mikroproduksi di awal tahun 1839. Pada tahun 1853, Dancer
berhasil menjual mikrofotografi sebagai sebuah slide yang dilihat dengan mikroskop. Teknik Dancer ini kemudian dimanfaatkan oleh René
Dagron. Ia yang pertama mematenkan mikrofilm pada tahun 1859. Ia juga memulai
perusahaan mikrofilm komersial yang pertama. Dagron memproduksi dan menjual
asesori mikrofotografi.
Ketika bangsa
Prusia dan sekutunya mengepung Paris, bangsa Prusia menjaga portal layanan
pengiriman pesan. Hal ini menyulitkan masyarakat Paris untuk mengirim serta
memperoleh berita dari dan ke luar Paris. Dagron kemudian menunjukkan
penggunaan praktis dari mikrofilm untuk burung merpati membawa pesan keluar dan
masuk Paris.
Penerapan
pertama dari mikrofilm komersial dikembangkan oleh George McCarthy. Ia mengeluarkan
paten untuk mesin Checkographnya tahun 1925. Mesin terseut digunakan
untul membuat salinan film permanen dari semua catatan bank. Tahun 1928,
Eastman Kodak membeli penemuan McCarthy dan mulai memasarkannya di bawah Kodak
Recordak Division. Kemudian pada tahun 1935, Recordak mengembangkan dan mulai
menerbitkan ]]The New York Times]] dalam bentuk mikrofilm. Masa depan
mikrofilm tidak hanya akan berkembang dalam waktu pendek, namun juga ada
kemungkinan perkembangan jangka panjang.
· 1908 -> Digunakan untuk
memfoto dokumen oleh Amandus Johnson dan Royal Archives of Stockholm.
· 1930 -> Keyes Metcalf
mengirimkan surat kabar yang robek-robek
ke Perusahaan Recordak untuk dibuatkan mikrofilmnya menggunakan fil ukuran 35mm.
· 1934 -> Perpustakaan
Umum New York menyediakan ruang baca microfilm, dan mulai dengan pembuatan
eksperimen kamera dari kayu “recordak” model A dan B.
· David C. Weber berhasil
menemukan system pembuatan mikro film.
· 1935 -> Fran L. Polk
adanya bagian layanan mikrofil pada perpustakaan umum New York Public Library.
· 1939 -> Tekhnologi
fotografi mikro berhasil diciptakan oleh
John Benyamin Dancer.
· 1870 -> Foto mikro
digunakan untuk kegiatan militer sperti pada perang Franco-Prusian.
2.
Penggunaan
§ Perdagangan dan
Industri
Sampai
sejauh ini, mikrofilm yang paling banyak penggunaannya di bidang perdagangan dan industri. Bank membuat mikrofilm cek dan rekening koran bank. Pihak
bank dan nasabah merasa terlindungi dari penipuan dan kehilangan
dokumen-dokumen yang ada. Perusahaan-perusahaan membuat mikrofilm dokumen
korespondensi seta catatan piutang. Pada kenyataannya, ada perusahaan yang tetap menggunakan dokumen asli sementara
negatifnya disimpan di dalam peti dan di tempat yang aman. Di pihak lain, ada
pula perusahaan yang memusnahkan dokumen asli. Cetak film positif yang
digunakan, cetak negatifnya disimpan sebagai arsip.
§ Pemerintahan
Kantor-kantor
pemerintah federal di Amerika Serikat dan Kanada memikrofilmkan dokumen-dokumen mereka. Hal yang sama
dilakukan pula di negara-neara bagiannya. Dokumen-dokumen lama direkam pada
mikrofilm, sedangkan yang asli dimusnahkan. Dengan begitu, dokumen yang masih
tercetak di atas kertas dan bertumpuk bertahun lamanya tidak lagi memakan
tempat, penggunaan ruangan menjadi lebih bebas.
§ Penerbitan
Penelitian
gambar pada majalah dan penerbitan lain dipermudah dengan pertolongan
mikrofilm. Dahulu, perpustakaan
menaruh perhatian pada pengelompokan jenis bahan bacaan. Mereka juga
menginginkan agar dokumen surat kabarnya bisa disimpan dan dipertahankan. Hal
ini menjadi cukup sulit mengingat surat kabar yang dicetak menggunakan kertas
sulfit dan bubur kayu yang rapuh. Setelah perkembangan mikrofilm, penerbitan
surat kabar maupun majalah memikrofilmkan setiap terbitannya, kemudian menjual
cetak film positif kepada perpustakaan setempat, penerbitan lain, dan
perkumpulan sejarah.
§ Perpustakaan
Setiap
perpustakaan memiliki sejumlah dokumen, buku, atau naskah langka yang disimpan
dan dapat digunakan oleh masyarakat umum. Setiap dokumen langka tersebut
menjadi aset tersendiri bagi perpustakaan sehingga pihak perpustakaan akan
menjaganya sebaik mungkin. Dahulu, hanya beberapa orang dan hanya orang-orang
tertentu yang memiliki akses untuk menggunakan dokumen langka tersebut.
Kemudian, teknik mikrofilm membuat semua orang kini dapat menggunakannya.Selain
itu, dengan menggunakan salinan mikrofilm, perpustakaan dapat mencegah dokumen
asli yang rapuh tidak rusak melalui cara ini.
Dalam
hal ini pelestarian informasi dokumen dengan cara alih bentuk.
1. Bentuk Mikro
Bentuk mikro
adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim digunakan di perpustakaan. Mikrofilm
ini merupakan bentuk lain dari bahan tercetak seperti buku, majalah atau surat
kabar. Informasi yang terkandung didalamnya dapat berupa tekstual, ilustrasi,
tabel, gambar, dan sebagainya. Film yang digunakan untuk mikrofilm berasal dari
film yang mempunyai resolusi tinggi untuk merekam gambar dengan ukuran yang
diperkecil dari bentuk aslinya. Bentuk mikro dapat berupa: gulungan mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan mikro-opaque.
Bentik
mikrofilm disukai perpustakaan, karena memiliki berbagai kelebihan sebagai
berikut:
1.
Penahematan ruangan
merupakan keunggulan utama dari bentuk mikro.
2.
Keamanan karena bentuk
mikro lebih aman dibanding dengan bentuk kertas.
3.
Bentuk mikro mudah
direproduksidan diubah bentuknya.
4.
Bentuk mikro sangat mudah
diakses, terutama kalau indeksnya baik, konsisten, dan mudah diikuti.
5.
Tidak menyimpang dari
bentuk asli jika pemotretannya dilakukan dengan baik dan teliti.
6.
Ekonomis karena biaya
prodiksi lebih murah dari pada produksi bahan tercetak.
Sedangkan kekurangan dari bentuk mikro adalah: harus memakai
alat baca yang harganya cukup mahal dan selalu berubah mutu serta semakin
mahalnya alat baca menjadi kendala bagi perpustakaan. Membaca dengan alat yang
kaku mengurangi kenyamanan pembacanya. Untuk mengatasi hal tersebut diberikan
alternatif membuat hard copy yang dapat dibaca dan bibawa semau pembacanya.
B.
Cara
Penyimpanan Microfilm
Mikrofilm
memiliki daya tahan cukup lama yakni sampai dengan 100 tahun apabila disimpan
dalam suatu ruangan dengan suhu yang baik. Waktu menyimpan sebaiknya dijaga
agar supaya tidak terkena sinar matahari secara langsung, tidak terlalu lembab,
serta temperatur yang cocok yakni antara 60-70° F dengan kelembaban 40-50 %.
Bahan film
mengandung elektronistatis yang membuatnya mudah menarik debu. Sedangkan bahan
poliester dalam merawatnya menggunakan kain pembersih antistatik yang bebas
dari sulfur sehingga tidak merusak lapisan.
C.
Pembuatan microfilm
Pembuatan microfilm pada dasarnya seperti pengambilan gambar dengan
sebuah kamera. Hal tersbut namun tidak dibuat hardcopinya hanya filmnya saja.
Beberapa pertimbangan penyebab dibuatnya microfilm:
- Bahan sudah rusak,
sehingga tak perlu disimpan lagi.
- Bahan masih baru,
tetapi nilai fisiknya tidak penting untuk penghematan ruangan.
- Bahan sangat penting, kalau dipinjamkan
dikhawatirkan rusak.
D. Tekhnik
Pemikrofilman
dasarnya adalah sama dengan proses fotokopi. Proses pemikrofilman memungkinkan menyimpan dokumen
dalam ruang kecil. Film yang digunakan terbuat dari selulosa
asetat.
Selulosa
asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang digunakan dalam film fotografi. Secara kimia, selulosa asetat adalah ester
dari asam asetat dan selulosa. Senyawa ini pertama kali dibuat pada tahun 1865. Selain pada film fotografi, senyawa ini juga
digunakan sebagai komponen dalam bahan perekat, serta sebagai serat
sintetik.
Film
fotografi yang terbuat dari asam asetat pertama kali diperkenalkan pada 1934,
menggantikan selulosa
nitrat yang sebelumnya
menjadi standar. Kelemahan film selulosa nitrat adalah senyawa tersebut tidak stabil dan mudah sekali terbakar. Bila terjadi kontak dengan oksigen, film selulosa asetat menjadi rusak dan tidak dapat digunakan
lagi, serta melepaskan asam asetat.
Fenomena ini disebut "sindrom cuka", karena asam asetat merupakan
bahan utama dalam cuka. Sejak dekade
1980-an, film dari poliester
(sering juga disebut dengan nama dagang dari Kodak Estar) mulai
menggantikan film dari selulosa asetat, terutama untuk tujuan pengarsipan. Sebelum munculnya poliester, film selulosa asetat
juga dipakai pada pita magnetik. Sekarang selulosa asetat masih digunakan dalam
beberapa hal, misalnya negatif dari gambar bergerak
Menurut Biro
Standar AS di Washington, D. C., mikrofilm yang terbuat dari selulosa
asetat bisa bertahan
lama, sama seperti bila menggunakan kertas dengan kualitas terbaik. Lebar dari
film ini ada dua jenis, yaitu 16mm dan 35mm. Lebar 16mm digunakan untuk dokumen
biasa seperti cek bank, surat resmi, dan kartu. Sementara lebar 35mm digunakan
untuk buku dan dokumen besar.
Satu gulung
mikrofilm dimasukkan ke dalam kamera, sementara dokumen yang akan diambil diletakkan dalam
fokus. Pada saat gulungan membuka, satu seksi kecil film dipasang dalam posisi
berhadapan dengan lensa kamera. Penyinaran dilakukan. Lalu bagian kecil film
itu digulung menjauhi lensa, dan bagian baru mengambil tempatnya, dan dokumen
lain dibawa ke depan untuk dipotret.[2]
Seluruh gulungan
film akan disinari, setelah itu baru gulungan dipindahkan dari kamera (rotory camera dan planetary camera) dan dicuci.
Apabila film dicuci, bentuknya merupakan negatif. Artinya, apa yang gelap pada
aslinya menjadi terang di negatif, berlaku pula kebalikannya. Pada umumnya,
film yang telah dicuci dibiarkan dalam bentuk negatif. Film digulung pada
kumparan dan dimasukkan ke dalam peti karton. Apabila satu rol film berisi hal
yang tidak berkaitan, film itu kadang-kadang dipotong dan disimpan sesuai
dengan kategorinya.
Gambar-gambar
yang sudah jadi terlalu kecil untuk dibaca dengan mata telanjang, harus ada
alat bantu untuk menunjangnya. Maka digunakanlah sebuah proyektor khusus yang
disebut dengan pembaca film. Proyektor ini berguna untuk memperbesar objek film
sehingga enak untuk dibaca. Mikrofilm dapat pula dicetak. Dari cetak negatif
yang diperoleh setelah film dicuci, kita dapat memperoleh cetak film positif.
Ukuran yang dihasilkan bisa beragam sesuai dengan kebutuhan.
a.
Kelebihan dalam bentuk
mikro:
- Penghematan ruang
- Keamanan
- Mudah diproduksi
- Mudah Diakses
- Tidak menyimpang dari
bentuk asli
- Ekonomis
- Memperlancar
penyebarluasan dokumen.
- Untuk memperkecil penjilidan.
- Memungkinkan penyimpanan semua dokumen yang
terdaftar dalam file komputer.
- Untuk mengurangi ongkos pengiriman dokumen.
b.
Kelemahan Bentuk Mikro:
- Pemakaian harus
menggunakan alat khusus.
- Peralatan mahal.
- Sulit
untuk diperbaharui atau menyisipkan revisi dokumen.
- Tidak ekonomis untuk mendistribusikan dokumen
sendiri.
- Diperlukan wadah khusus untuk penyimpanan.
- Menimbulkan masalah dalam interfiling dokumen yang
berkaitan dengan filming yang bermutu.
- Penggunaan informasi oleh pengguna akan
mengakibatkan ketegangan mata dan kelelahan fisik.
- Mikrofilm memerlukan perawatan khusus dan tenaga
ahli dalam proses pembuatannya.
E. CD-ROM (Compact Dist-Read Only Memory)
CD-ROM adalah disc yang terbuat
dari plastik, berkilau dengan warna pelangi yang bergaris tengah 4,72 inci atau
sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm. CD-ROM adalah temuan dari
perkembangan tehnologi informasi mutakhir.
Sebagai pustakawan dizaman modern ini
kiranya tidak salah kalau kita mempunyai gambaran mengenai tehnologi informasi
yang memberikan banyak harapan bagi produksi, pengolahan, pemakaian, dan
pelestarian informasi.
Sesuai dengan namanya, data atau informasi
digital yang sudah direkam dalam CD-ROM tidak dapat dihapus atau ditambah
pemakai, tetapi hanya dapat dibaca saja oleh pemakai.
Beberapa keunggulan dari CD-ROM adalah
sebagai berikut:
a.CD-ROM memiliki daya tampung yang besar.
b.CD-ROM memudahkan penelusuran literatur.
c.CD-ROM memudahkan pembuatan katalog.
d.CD-ROM tidak akan menggeser kedudukan
pustakawan.
e.CD-ROM membantu pustakawan.
f.CD-ROM bisa mempercepat penerbitan di
Indonesia.
Piringan optik atau compact disc ini adalah media yang
memanfaatkan tehnologi laser dalam proses perekaman dan pembacaan lagi
informasi. Berhubung CD-ROM dijalankan pada mikro komputer, maka dalam
perawatannya harus melihat kepada sifat dan watak sebuah PC. Ruanagn yang
dingin, standar, kelembaban yang berkisar antara 60 sampai 60 persen perlu dijaga.
Penempatan disket ditempat yang terlindung, bebas dari temperatur panas oleh
sinar maupun oleh sumber panas yang lain.
Media Penyimpanan Optik Sangat Diminati karena
beberapa hal, seperti:
- Merupakan sarana
penyimpanan berkapasitas tinggi.
- Tidak Mahal
- Tahan lama
- Tahan gangguan elektromagnetis.
- Portable.
- Mudah dihubungkan
dengan portable.
Akhirnya
perlu kita garis bawahi lagi bahwa CD-ROM adalah
1.
Sarana penyimpanan
berkaoasitas tinggi.
2.
Beberapa jenis dari
tehnologi yang tidak mahal.
3.
Beberapa jenis tehnologi
ini than lama.
4.
Tahan dari gangguan
yang disebabkan oleh bidang elektromagnetis.
5.
Kebanyakan portabel.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bentuk mikro
adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim digunakan di perpustakaan. Mikrofilm
ini merupakan bentuk lain dari bahan tercetak seperti buku, majalah atau surat
kabar. Informasi yang terkandung didalamnya dapat berupa tekstual, ilustrasi,
tabel, gambar, dan sebagainya. Film yang digunakan untuk mikrofilm berasal dari
film yang mempunyai resolusi tinggi untuk merekam gambar dengan ukuran yang
diperkecil dari bentuk aslinya. Bentuk mikro dapat berupa: gulungan mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan mikro-opaque.
Bentik
mikrofilm disukai perpustakaan, karena memiliki berbagai kelebihan sebagai
berikut:
1.
Penahematan ruangan
merupakan keunggulan utama dari bentuk mikro.
2.
Keamanan karena bentuk
mikro lebih aman dibanding dengan bentuk kertas.
3.
Bentuk mikro mudah
direproduksidan diubah bentuknya.
4.
Bentuk mikro sangat
mudah diakses, terutama kalau indeksnya baik, konsisten, dan mudah diikuti.
5.
Tidak menyimpang dari
bentuk asli jika pemotretannya dilakukan dengan baik dan teliti.
CD-ROM adalah
disc yang terbuat dari plastik, berkilau dengan warna pelangi yang bergaris
tengah 4,72 inci atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm. CD-ROM adalah
temuan dari perkembangan tehnologi informasi mutakhir
B. Saran
Dalam penulisan
makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan yang harus di perbaiki. Di
harapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan dalam penulisan makalah
ini akan lebih baik.
Post a Comment