Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

PELESTARIAN NILAI INFORMASI KEDALAM ELEKTRONIK DIGITAL

Wednesday, 29 July 20150 comments

PELESTARIAN NILAI INFORMASI KEDALAM ELEKTRONIK DIGITAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahan pustaka adalah unsur penting dalam sistem perpustakaan, dimana bahan pustaka harus dilestarikan karena memiliki nilai informasi yang mahal. Bahan pustaka berupa terbitan buku, berkala (surat kabar dan majalah), dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya. Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secra fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di dalamnya. Pemliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.

B.     Rumusan masalah
  1. Sejarah perkembangan nilai informasi
  2. Bentuk, tehnik pembuatan, dan cara penyimpanan mikrofilm
  3. Kelebihan dan kelemahan mikrofilm
  4. Definisi CD-ROM (Compact Dist-Read Only Memory)








                                                




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pelestarian Nilai Informasi kedalam Elektronik digital
  1. Sejarah Perkembangan
Sampai tahun 1920-an, mikrofilm masih diperlakukan sebagai sesuatu yang baru. Tapi mikrofilm berasal lebih awal daripada itu. John Benjamin Dancer bereksperimen dengan pembuatan teks mikroproduksi di awal tahun 1839. Pada tahun 1853, Dancer berhasil menjual mikrofotografi sebagai sebuah slide yang dilihat dengan mikroskop. Teknik Dancer ini kemudian dimanfaatkan oleh René Dagron. Ia yang pertama mematenkan mikrofilm pada tahun 1859. Ia juga memulai perusahaan mikrofilm komersial yang pertama. Dagron memproduksi dan menjual asesori mikrofotografi.
Ketika bangsa Prusia dan sekutunya mengepung Paris, bangsa Prusia menjaga portal layanan pengiriman pesan. Hal ini menyulitkan masyarakat Paris untuk mengirim serta memperoleh berita dari dan ke luar Paris. Dagron kemudian menunjukkan penggunaan praktis dari mikrofilm untuk burung merpati membawa pesan keluar dan masuk Paris.
Penerapan pertama dari mikrofilm komersial dikembangkan oleh George McCarthy. Ia mengeluarkan paten untuk mesin Checkographnya tahun 1925. Mesin terseut digunakan untul membuat salinan film permanen dari semua catatan bank. Tahun 1928, Eastman Kodak membeli penemuan McCarthy dan mulai memasarkannya di bawah Kodak Recordak Division. Kemudian pada tahun 1935, Recordak mengembangkan dan mulai menerbitkan ]]The New York Times]] dalam bentuk mikrofilm. Masa depan mikrofilm tidak hanya akan berkembang dalam waktu pendek, namun juga ada kemungkinan perkembangan jangka panjang.
·         1908 -> Digunakan untuk memfoto dokumen oleh Amandus Johnson dan Royal Archives of Stockholm.
·         1930 -> Keyes Metcalf mengirimkan  surat kabar yang robek-robek ke Perusahaan Recordak untuk dibuatkan mikrofilmnya menggunakan fil ukuran 35mm.
·         1934 -> Perpustakaan Umum New York menyediakan ruang baca microfilm, dan mulai dengan pembuatan eksperimen kamera dari kayu “recordak” model A dan B.
·         David C. Weber berhasil menemukan system pembuatan mikro film.
·         1935 -> Fran L. Polk adanya bagian layanan mikrofil pada perpustakaan umum New York Public Library.
·         1939 -> Tekhnologi fotografi  mikro berhasil diciptakan oleh John Benyamin Dancer.
·         1870 -> Foto mikro digunakan untuk kegiatan militer sperti pada perang Franco-Prusian.

2.        Penggunaan

§  Perdagangan dan Industri
Sampai sejauh ini, mikrofilm yang paling banyak penggunaannya di bidang perdagangan dan industri. Bank membuat mikrofilm cek dan rekening koran bank. Pihak bank dan nasabah merasa terlindungi dari penipuan dan kehilangan dokumen-dokumen yang ada. Perusahaan-perusahaan membuat mikrofilm dokumen korespondensi seta catatan piutang. Pada kenyataannya, ada perusahaan yang tetap menggunakan dokumen asli sementara negatifnya disimpan di dalam peti dan di tempat yang aman. Di pihak lain, ada pula perusahaan yang memusnahkan dokumen asli. Cetak film positif yang digunakan, cetak negatifnya disimpan sebagai arsip.

§  Pemerintahan
Kantor-kantor pemerintah federal di Amerika Serikat dan Kanada memikrofilmkan dokumen-dokumen mereka. Hal yang sama dilakukan pula di negara-neara bagiannya. Dokumen-dokumen lama direkam pada mikrofilm, sedangkan yang asli dimusnahkan. Dengan begitu, dokumen yang masih tercetak di atas kertas dan bertumpuk bertahun lamanya tidak lagi memakan tempat, penggunaan ruangan menjadi lebih bebas.

§  Penerbitan
Penelitian gambar pada majalah dan penerbitan lain dipermudah dengan pertolongan mikrofilm. Dahulu, perpustakaan menaruh perhatian pada pengelompokan jenis bahan bacaan. Mereka juga menginginkan agar dokumen surat kabarnya bisa disimpan dan dipertahankan. Hal ini menjadi cukup sulit mengingat surat kabar yang dicetak menggunakan kertas sulfit dan bubur kayu yang rapuh. Setelah perkembangan mikrofilm, penerbitan surat kabar maupun majalah memikrofilmkan setiap terbitannya, kemudian menjual cetak film positif kepada perpustakaan setempat, penerbitan lain, dan perkumpulan sejarah.


§  Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki sejumlah dokumen, buku, atau naskah langka yang disimpan dan dapat digunakan oleh masyarakat umum. Setiap dokumen langka tersebut menjadi aset tersendiri bagi perpustakaan sehingga pihak perpustakaan akan menjaganya sebaik mungkin. Dahulu, hanya beberapa orang dan hanya orang-orang tertentu yang memiliki akses untuk menggunakan dokumen langka tersebut. Kemudian, teknik mikrofilm membuat semua orang kini dapat menggunakannya.Selain itu, dengan menggunakan salinan mikrofilm, perpustakaan dapat mencegah dokumen asli yang rapuh tidak rusak melalui cara ini.

Dalam hal ini pelestarian informasi dokumen dengan cara alih bentuk.
1. Bentuk Mikro
     Bentuk mikro adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim digunakan di perpustakaan. Mikrofilm ini merupakan bentuk lain dari bahan tercetak seperti buku, majalah atau surat kabar. Informasi yang terkandung didalamnya dapat berupa tekstual, ilustrasi, tabel, gambar, dan sebagainya. Film yang digunakan untuk mikrofilm berasal dari film yang mempunyai resolusi tinggi untuk merekam gambar dengan ukuran yang diperkecil dari bentuk aslinya. Bentuk mikro dapat berupa: gulungan mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan mikro-opaque.
     Bentik mikrofilm disukai perpustakaan, karena memiliki berbagai kelebihan sebagai berikut:
1.    Penahematan ruangan merupakan keunggulan utama dari bentuk mikro.
2.    Keamanan karena bentuk mikro lebih aman dibanding dengan bentuk kertas.
3.    Bentuk mikro mudah direproduksidan diubah bentuknya.
4.    Bentuk mikro sangat mudah diakses, terutama kalau indeksnya baik, konsisten, dan mudah diikuti.
5.    Tidak menyimpang dari bentuk asli jika pemotretannya dilakukan dengan baik dan teliti.
6.    Ekonomis karena biaya prodiksi lebih murah dari pada produksi bahan tercetak.
     Sedangkan kekurangan dari bentuk mikro adalah: harus memakai alat baca yang harganya cukup mahal dan selalu berubah mutu serta semakin mahalnya alat baca menjadi kendala bagi perpustakaan. Membaca dengan alat yang kaku mengurangi kenyamanan pembacanya. Untuk mengatasi hal tersebut diberikan alternatif membuat hard copy yang dapat dibaca dan bibawa semau pembacanya.

B.     Cara Penyimpanan Microfilm
Mikrofilm memiliki daya tahan cukup lama yakni sampai dengan 100 tahun apabila disimpan dalam suatu ruangan dengan suhu yang baik. Waktu menyimpan sebaiknya dijaga agar supaya tidak terkena sinar matahari secara langsung, tidak terlalu lembab, serta temperatur yang cocok yakni antara 60-70° F dengan kelembaban 40-50 %.
Bahan film mengandung elektronistatis yang membuatnya mudah menarik debu. Sedangkan bahan poliester dalam merawatnya menggunakan kain pembersih antistatik yang bebas dari sulfur sehingga tidak merusak lapisan.

C.    Pembuatan microfilm

Pembuatan microfilm pada dasarnya seperti pengambilan gambar dengan sebuah kamera. Hal tersbut namun tidak dibuat hardcopinya hanya filmnya saja.
Beberapa pertimbangan penyebab dibuatnya microfilm:
  1. Bahan sudah rusak, sehingga tak perlu disimpan lagi.
  2. Bahan masih baru, tetapi nilai fisiknya tidak penting untuk penghematan ruangan.
  3.  Bahan sangat penting, kalau dipinjamkan dikhawatirkan rusak.

D.    Tekhnik
Pemikrofilman dasarnya adalah sama dengan proses fotokopi. Proses pemikrofilman memungkinkan menyimpan dokumen dalam ruang kecil. Film yang digunakan terbuat dari selulosa asetat.
Selulosa asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang digunakan dalam film fotografi. Secara kimia, selulosa asetat adalah ester dari asam asetat dan selulosa. Senyawa ini pertama kali dibuat pada tahun 1865. Selain pada film fotografi, senyawa ini juga digunakan sebagai komponen dalam bahan perekat, serta sebagai serat sintetik.
Film fotografi yang terbuat dari asam asetat pertama kali diperkenalkan pada 1934, menggantikan selulosa nitrat yang sebelumnya menjadi standar. Kelemahan film selulosa nitrat adalah senyawa tersebut tidak stabil dan mudah sekali terbakar. Bila terjadi kontak dengan oksigen, film selulosa asetat menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi, serta melepaskan asam asetat. Fenomena ini disebut "sindrom cuka", karena asam asetat merupakan bahan utama dalam cuka. Sejak dekade 1980-an, film dari poliester (sering juga disebut dengan nama dagang dari Kodak Estar) mulai menggantikan film dari selulosa asetat, terutama untuk tujuan pengarsipan. Sebelum munculnya poliester, film selulosa asetat juga dipakai pada pita magnetik. Sekarang selulosa asetat masih digunakan dalam beberapa hal, misalnya negatif dari gambar bergerak
Menurut Biro Standar AS di Washington, D. C., mikrofilm yang terbuat dari selulosa asetat bisa bertahan lama, sama seperti bila menggunakan kertas dengan kualitas terbaik. Lebar dari film ini ada dua jenis, yaitu 16mm dan 35mm. Lebar 16mm digunakan untuk dokumen biasa seperti cek bank, surat resmi, dan kartu. Sementara lebar 35mm digunakan untuk buku dan dokumen besar.
Satu gulung mikrofilm dimasukkan ke dalam kamera, sementara dokumen yang akan diambil diletakkan dalam fokus. Pada saat gulungan membuka, satu seksi kecil film dipasang dalam posisi berhadapan dengan lensa kamera. Penyinaran dilakukan. Lalu bagian kecil film itu digulung menjauhi lensa, dan bagian baru mengambil tempatnya, dan dokumen lain dibawa ke depan untuk dipotret.[2]
Seluruh gulungan film akan disinari, setelah itu baru gulungan dipindahkan dari kamera (rotory camera dan planetary camera) dan dicuci. Apabila film dicuci, bentuknya merupakan negatif. Artinya, apa yang gelap pada aslinya menjadi terang di negatif, berlaku pula kebalikannya. Pada umumnya, film yang telah dicuci dibiarkan dalam bentuk negatif. Film digulung pada kumparan dan dimasukkan ke dalam peti karton. Apabila satu rol film berisi hal yang tidak berkaitan, film itu kadang-kadang dipotong dan disimpan sesuai dengan kategorinya.
Gambar-gambar yang sudah jadi terlalu kecil untuk dibaca dengan mata telanjang, harus ada alat bantu untuk menunjangnya. Maka digunakanlah sebuah proyektor khusus yang disebut dengan pembaca film. Proyektor ini berguna untuk memperbesar objek film sehingga enak untuk dibaca. Mikrofilm dapat pula dicetak. Dari cetak negatif yang diperoleh setelah film dicuci, kita dapat memperoleh cetak film positif. Ukuran yang dihasilkan bisa beragam sesuai dengan kebutuhan.

a.                     Kelebihan dalam bentuk mikro:           
  1. Penghematan ruang
  2. Keamanan
  3. Mudah diproduksi
  4. Mudah Diakses
  5. Tidak menyimpang dari bentuk asli
  1. Ekonomis
  2. Memperlancar penyebarluasan dokumen.
  3. Untuk memperkecil penjilidan.
  4. Memungkinkan penyimpanan semua dokumen yang terdaftar dalam file komputer.
  5. Untuk mengurangi ongkos pengiriman dokumen.
b.      Kelemahan Bentuk Mikro:
  1. Pemakaian harus menggunakan  alat khusus.
  1.  Peralatan mahal.
  2. Sulit untuk diperbaharui atau menyisipkan revisi dokumen.
  3. Tidak ekonomis untuk mendistribusikan dokumen sendiri.
  4. Diperlukan wadah khusus untuk penyimpanan.
  5. Menimbulkan masalah dalam interfiling dokumen yang berkaitan dengan filming yang bermutu.
  6. Penggunaan informasi oleh pengguna akan mengakibatkan ketegangan mata dan kelelahan fisik.
  7. Mikrofilm memerlukan perawatan khusus dan tenaga ahli dalam proses pembuatannya.
E.     CD-ROM (Compact Dist-Read Only Memory)
     CD-ROM adalah disc yang terbuat dari plastik, berkilau dengan warna pelangi yang bergaris tengah 4,72 inci atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm. CD-ROM adalah temuan dari perkembangan tehnologi informasi mutakhir.
     Sebagai pustakawan dizaman modern ini kiranya tidak salah kalau kita mempunyai gambaran mengenai tehnologi informasi yang memberikan banyak harapan bagi produksi, pengolahan, pemakaian, dan pelestarian informasi.
     Sesuai dengan namanya, data atau informasi digital yang sudah direkam dalam CD-ROM tidak dapat dihapus atau ditambah pemakai, tetapi hanya dapat dibaca saja oleh pemakai.
     Beberapa keunggulan dari CD-ROM adalah sebagai berikut:
     a.CD-ROM memiliki daya tampung yang besar.
     b.CD-ROM memudahkan penelusuran literatur.
     c.CD-ROM memudahkan pembuatan katalog.
     d.CD-ROM tidak akan menggeser kedudukan pustakawan.
     e.CD-ROM membantu pustakawan.
     f.CD-ROM bisa mempercepat penerbitan di Indonesia.

     Piringan optik atau compact disc ini adalah media yang memanfaatkan tehnologi laser dalam proses perekaman dan pembacaan lagi informasi. Berhubung CD-ROM dijalankan pada mikro komputer, maka dalam perawatannya harus melihat kepada sifat dan watak sebuah PC. Ruanagn yang dingin, standar, kelembaban yang berkisar antara 60 sampai 60 persen perlu dijaga. Penempatan disket ditempat yang terlindung, bebas dari temperatur panas oleh sinar maupun oleh sumber panas yang lain.
Media Penyimpanan Optik Sangat Diminati karena beberapa hal, seperti:
  1. Merupakan sarana penyimpanan berkapasitas tinggi.
  2. Tidak Mahal
  3. Tahan lama
  4.  Tahan gangguan elektromagnetis.
  5. Portable.
  6. Mudah dihubungkan dengan portable.
Akhirnya perlu kita garis bawahi lagi bahwa CD-ROM adalah
1.      Sarana penyimpanan berkaoasitas tinggi.
2.      Beberapa jenis dari tehnologi yang tidak mahal.
3.      Beberapa jenis tehnologi ini than lama.
4.      Tahan dari gangguan yang disebabkan oleh bidang elektromagnetis.
5.      Kebanyakan portabel.


BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Bentuk mikro adalah berbagai jenis mikrofilm yang lazim digunakan di perpustakaan. Mikrofilm ini merupakan bentuk lain dari bahan tercetak seperti buku, majalah atau surat kabar. Informasi yang terkandung didalamnya dapat berupa tekstual, ilustrasi, tabel, gambar, dan sebagainya. Film yang digunakan untuk mikrofilm berasal dari film yang mempunyai resolusi tinggi untuk merekam gambar dengan ukuran yang diperkecil dari bentuk aslinya. Bentuk mikro dapat berupa: gulungan mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan mikro-opaque.
     Bentik mikrofilm disukai perpustakaan, karena memiliki berbagai kelebihan sebagai berikut:
1.      Penahematan ruangan merupakan keunggulan utama dari bentuk mikro.
2.    Keamanan karena bentuk mikro lebih aman dibanding dengan bentuk kertas.
3.    Bentuk mikro mudah direproduksidan diubah bentuknya.
4.    Bentuk mikro sangat mudah diakses, terutama kalau indeksnya baik, konsisten, dan mudah diikuti.
5.    Tidak menyimpang dari bentuk asli jika pemotretannya dilakukan dengan baik dan teliti.
CD-ROM adalah disc yang terbuat dari plastik, berkilau dengan warna pelangi yang bergaris tengah 4,72 inci atau sekitar 12 cm, tebalnya kurang dari 2,5 mm. CD-ROM adalah temuan dari perkembangan tehnologi informasi mutakhir

B.       Saran

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan yang harus di perbaiki. Di harapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan dalam penulisan makalah ini akan lebih baik. 
Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger