Makalah pelestarian dan pengawetan bahan pustaka
Pencegahan kerusakan bahan pustaka dari faktor kimia dan lingkungan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perpustakaan
merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan utama untuk mengumpulkan dan
merawat dokumen dari masa lalu kemasa yang akan datang. Di perpustakaan dokumen-dokumen yang telah
terhimpun dalam berbagai ilmu pengetahuan disebut dengan bahan pustaka. Bahan
pustaka yang merupakan koleksi perpustakaan baik bahan pustaka yang konvesional
maupun bahan pustaka yang modern perlu dipelihara, dirawat, dan dilestarikan
untuk mempertahankan kandungan informasi yang ada di dalamnya sehingga bisa
digunakan oleh setiap generasi secara terus- menerus.
Perpustakaan juga merupakan wahana
pelestarian kekayaan budaya bangsa. Pelestarian dalam hal ini meliputi
pemeliharaan dan pengawetan koleksi perpustakaan dengan tujuan agar bahan
pustaka senantiasa pada kondisi yang baik dan siap dimanfaatkan oleh pemustaka.
Oleh karena itulah maka pustakawan harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan
melestarikan koleksi perpustakaan.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Factor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan
bahan pustaka?
2. Bagaimanakah cara-cara pencegahan kerusakan bahan
pustaka?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana
cara pencegahan atau pelestarian koleksi bahan pustaka yang disebabkan oleh
kerusakan kimia dan lingkungan seperti manusia, alam dan
kebakaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
FAKTOR
KIMIA
Kertas tersusun dari senyawa-senyawa
kimia, yang lambat laun akan terurai, dan akhirnya kertas menjadi rusak.
Peruraian tersebut disebabkan oleh reaksi-reaksi oksidasi dan hidrolisis, yang
dipengaruhi pula oleh suhu dan cahaya.
Oksidasi terjadi karena adanya oksigen
dari udara mengakibatkan perubahan pada zat-zat organik dan anorganik. Oksidasi
pada kertas menyebabkan jumlah gugusan karbonil dan karboksil bertambah serta
diikuti dengan memudarkannya warna kertas. Sedangkan hidrolisasi adalah suatu
reaksi yang terjadi karena adanya air. Pada kertas reaksi tersebut mengakibatskan
putusnya rantai polimer serat selulosa membentuk unit-unit yang lebih kecil, dan melekul air. Sehingga
mengurangi kekuatan serat dan kekuatan kertaspun akan berkurang. Apabila hal
ini berlanggsung terus-menerus mengakibatkan kertas menjadi rapuh.
Kandungan asam didalam kertas, mempercepat
reaksi hidrolisis sehingga mempercepat kerusakan kertas. Oleh karena itu asam
merupakan zat berbahaya bagi kertas
yang harus dihilangkan. Asam yang terbentuk dalam kertas dapat terjadi dari
bermacam-macam sumber dan cara, baik dari dalam kertas maupun dari udara dari
tempat penyimpanan, serta tinta. Disamping itu sifat asam yang mudah berpindah
tempat, menyebabkan keasaman kertas dapat diperoleh dari kotak karton dan
kertas sampul atau pembungkus yang mengandung asam, apabila terjadi kontak
langsung diantara bahan-bahan tersebut.
Langkah
preventif dari faktor kimia yaitu :
1.
Dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan teliti, perlu dilihat
jenis kertas dan tulisan.
2.
Menetralkan asam yang terkandung dalam kertas dengan deasidifikasi atau
memberi bahan penahan ( buffer)
a. Dalam
kertas
Sumber
keasaman yang berasal ari dalam kertas antara lain residu dari bahan-bahan
kimia yang digunakan pada waktu pembuatan kertas,lignin, alum-rosin sizing, zat
pemutih. Demikian pula halnya dengan tinta sebagai alat tulis, beberapa jenis ternyata
juga mengandung asam.
Pada
pemasangan pulp terbentuk senyawa-senyawa kimia hasil dari reaksi-reaksi kimia,
baik yang bersifat asam mmaupun yang akan membentuk asam pada reaksi
selanjutnya. Semua zat-zat tersebut harus dihilangkan agar tidak meninggalkan
residu yang akan menambah jumlah asam didalam kertas. Beberapa zat, yang harus
dihilangkan, antara lain:
· Lignin
Lignin
adalah suata senyawa kimia yang terdapat dalam kayu, sebagai bahan pengikat
antar serat. Kandungan lignin di dalam kayu berkisar antara 20-30. Zat ini
sangat berbahaya bagi kertas, oleh karena itu pada pembuatan kertas lignin di
hilangkan dengan cara pemasakan menggunakan bahan-bahan kimia tertentu. Lignin
yang tertinggal dalam kertas akan menhakibatkan keretas menjadi coklat, diikuti
dengan berkurangnya kekuatan kertas, karena terjadi reaksi oksidasi yang
menghasilkan asam.
·
Alum-rosin sizing
Sifat
kertas yang mudah menyerap air mengakibatkan tinta yang ditulis di atas kertas
akan mengembang. Untuk mengatasi hal tersebut, ditambahkan zat sizing pada
pembuatar kertas. Gelatin adalah salah satu zat sizing yang yang dipergunakan
pada awal dikenalnya pembuatan kertas, yaitu suatu zat yang diperoleh dari
hasil pemasakan tulang binatang. Kemudian gelatin sebagai zat sizing diganti
oleh alum-rosin yang lebih murah dan mudah diperoleh serta efisien cara
penggunaannya. Tetapi reaksi dari aluminium sulfat (alum) dengan matrium rosin
selain membentuk aliminium rosin (mengurangi daya serap air), juga membentuk
asam yaitu asam sulfat yang akan menghindrolisa selulosa.
·
Zat pemutih
Hipoklorit,
klor dioksida dan peroksida adalah zat-zat pemutih yang bisa digunakan untuk
memucatkan warna serat yang diperoleh dari proses kimia. Pemucatan merupakan
kelanjutan dari peroses pemasakan dalam hal memisahkan lignin dan zat-zat lain
yang tidak diinginkan, yang terkandung dalam kayu. Zat-zat pemucat klori harus
dihilangkan dengan sempurna, agar tidak menggalkan residu klorin dalam kertas
yang merupakan sumber asam.
b. Polusi
Udara
sumber
keasaman juga dapat diperoleh dari udara, karena sifat kertas yang mudah
menyerap gas-gas seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, karbon dioksida,
hidrogen sulfida dan gas-gas lain yang juga berbahaya bagi kertas yaitu ozon
dan amonia yang terdapat di udara bebas.
· Sulfur dioksida
Sulfur
dioksida terdapat di udara bebas yang merupakan hasil pembakaran bermacam-macam
bahan bakar. Sulfur dioksida diserap oleh kertas, kemudian adanya air dan
logam-logam berat seperti besi dan tembaga dalam kertas menyebabkan sulfur
dioksida diubah menjadi asam sulfit. Asam sulfit dioksidasi oleh No dan ozon
membentuk asam sulfat.
·
Hidrogen sulfida
Hidroen
sulfide adalah gas yang bersifat asam, merupakan hasil aktifitas industry dalam
kota, aktivitas biologi di rawa-rawa, daerah-derah danau dan air pasang. Gas
ini juga dapat dihasilkan dari karet dalam bermacam-macam bentuk yang banyak
dijumpai pada kantor-kantor dan gedung modern.
·
Nitrogen dioksida
Gas
nitrogen dioksida juga dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar minyak pada
kendaraan bermotor. Seperti gas sulfur dioksida, gas ini dapat bereaksi dengan
air menghasilkan asam nitrat.
Asam
nitrat terbentuk bersama-sama dengan asam nitrat dan bereaksi lebih lanjut
dengan oksigen dari udara membentuk asam nitrat. Asam nitrat dan asam sulfat
merupakan asam-asam kuat dan bersifat oksidator yang dapat menghidrolisa
selulosa pada kertas.
·
Ozon
Gas
ozon dapat membahayakan kertas, karena ozon dapat memutuskan rantai-rantai
ikatan kimia pada polimer selulosa, membantuk fraksi-fraksi yang tidak stabil.
Pemutusan rantai ikatan kimia ini akan lebih cepat terjadi bila dalam keadaan
lembab.
Gas
ozon berasal dari berbagi sumber, yaitu:
-
Terdapat dalam atmosfir
lapisan atas, yang diproduksi secara alami.
-
Efek dari cahaya
matahari pada gas-gas yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor (reaksi
fotokimia).
-
Dari beberapa macam
lampu dan alat listrik yang dipakai dalam ruangan.
Ozon mulai terbentuk dari gas nitrogen
dioksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Reaksi fotokimia dari
nitrogen dioksida oleh sinar matahari membentuk nitrogen monooksida dan atom
oksigen. Oksigen ini bereaksi dengan gas oksigen dari udara membentuk ozon.
Kemudian ozon mengubah gas nitrogen monooksida menjadi gas nitrogen dioksida
kembali. Mesin fotokopi juga dapat menghasilkan sinar ultra violet dan ozon.
c. Tinta
Sumber asam dapat juga berasal dari
tinta iron gall sebagai alat tulis. Tinta ini dibuat dengan mencampur asam
tanat dan garam besi (ferro sulfat). Campuran tinta tersebut bersifat asam
karena ditambahkan asam sulfat atau asam hidroklorida, agar tertulis dapat
melekat atau tertera dengan baik di atas kertas. Tetapi adanya asam di dalam
tinta mengakibatkan kertas akan terkikis dan membentuk lubang pada
bagian=bagian yang tertulis oleh tinta.
Sifat merusak pa tinta bertambah besar
dengan adanya kandungan besi di dalam tinta, seperti diketahui besi merupakan
katulis (zat yang mempercepat reaksi) bagi terbentuknya asam sulfat dari sulfat
dioksida.
Langkah preventif dari polusi udara,
diantaranya:
1. Ruangan mrnggunakan AC, karena dalam AC terdapat
filter untuk menyaring udara dan biasanya ruangan yang ber AC selalu tertutup rapat.
2.
Didalam ruangan dipasang alat pembersih udara (air cleaner). Di dalam
alat ini terdapat bahan karbon aktif untuk menyerap gas-gas pencemar udara, dan
juga terdapat filter untuk membersihkan udara dari partikel debu.
3.
Menyimpan dan mendata kertas dan buku dalam lemari kaca atau untuk kertas
lembaran disimpan dalam kotak-kotak karton bebas asam.
4.
Membersihkan kertas dan buku dari debu dengan vacuum cleaaner secara
berkala dan teratur.
Langkah
curative dari polusi udara, diantaranya:
1.
Di lakukannya penyedotan debu dengan menggunakan vacuum cleaner
2.
Melakukan penjilidan terhadap bahan pustaka yang telah rusak.
B. FAKTOR
BENCANA ALAM DAN MUSIBAH
Pustakawan harus memperhatikan
fator-faktor keamanan, termasuk didalamnya tindakan dan langkah-langkah untuk menghadapi
kerusakan yang disebabkan oleh adanya bencana alam dan musibah lain seperti
api, air/banjir, perang, pencurian dan sebagainya.
Perencanaan pencegahan yang efektif
untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan ataupun yang tidak
diduga sebelumnya perlu diawali dengan memasukkan persyaratan yang sesuai
dengan kondisi dan spesifikasi yang ideal untuk sebuah bangunan perpustakaan
dengan memperhatikan unsur keamanan tersebut.
Bencana alam dapat mengakibatkan
kerusakan koleksi bahan pustaka dan arsip dalam jumlah besar dan waktu relatif
singkat, karena bencana alam sukar diperkirakan datangnya. Namun demikian, yang
selalu dapat diusahakan adalah upaya untuk penyelamatan dan pelaksanaan
kesiapsiagaan untuk menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam tersebut.
Dalam hal ini tentu saja pustakawan dituntut memahami berbagai prosedur
penyelamatan serta penanganan sistem
keamanan secara fisik.
Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:
a.
Api
Api
merupakan bahaya utama, sehingga banyak koleksi bahan pustaka berharga rusak
berat atau musnah karena api. Perlindungan memadai diawali dengan disain
arsitektural gedung. Seperti ruang, tangga, lorong, dan lain-lain yang akan
diperkirakan akan menjadi cerobong penyebaran api harus dihindarkan. Pintu
tahan api dan penyekat api yang memadai harus dipasang, serta penyebaran api
mmelalui pipa-pipa listrik yang sejenisnya juga diperkecil.
o Alat
yang dipergunakan, baik dalam gedung maupun perlengkapannya terbuat dari bahan
yang tidak mudah menyala dan juga tidak mengeluarkan asap beracun yang mungkin
berbahaya, baik bagi manusia maupun bahan pustaka.
o Alat
detektor api, alarm dan sebagainya dapat dipasang dan selalu dikontrol
efesiensinya, bila perlu disiapkan tenaga listrik cadangan untuk alat-alat tersebut
agar supaya tetap berdaya guna.
o Sumber-sumber
api harus dikurangi sejauh mungkin, yang adaun harus didaftar dan selalu
dikontrol seperti jaringan listrik, gardu disel tenaga listrik, zat-zat kimia,
bengkel, mesin-mesin, dapur umum, dan sebagainya.
o Alat-alat
pemadam kebakaran ditempatkan pada posisi strategis dan staf diberi instruksi
cara pemakaiannya. Alat tersebut harus diuji dan dikontrol secara teratur.
Jenis alat yang tepat dan cocok untuk pemadam bahan pustaka adalah bentuk bubuk
dan bukan bentuk cair atau gas yang justru akan merusak. Dan tetu saja
organisasi atau lembaga pemadam kebakaran yang berwenang dapat memberikan
saran-saran yang bermanfaat.
o Merokok
dilarang keras dan tidak diizinkan diruang penyimpanan ruang baca dan
ruang-ruang lain yang membahayakan. Dan bila diizinkan hendaknya diberikan
ruang tertentu dengan fasilitas yang memadai, yang selalu dicek secara teratur
dan tertib guna menjaga kemungkinan bahaya kebakaran.
Langkah
preventif dari
faktor api :
1. Kabel
listrik harus diperiksa secara berkala.
2. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan
bahan-bahan kimia yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan utama.
3. Merokok dilarang keras dalam ruangan, gudang atau
ruangan pengepakan.
4. Alarm seperti smoke detector harus dipasang pada
tempat-tempat yang strategis untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran.
Berfungsinya alarm harus diperiksa secara berkala dan dites.
5. Alat-alat pemadam api harus diletakkan pada tempat
yang mudah dijangkau. Alat pemadam api ini harus diisi kembali kalau sudah
habis masa berlakunya. Pemadam api yang baik untuk ruangan yang di dalamnya
terdapat benda-benda organic seperti kertas adalah tipe pemadam api kering
seperti CO2.
Langkah
curatif dari faktor api:
1. Bila
terjadi kebakaran setiap staf harus mengerti prosedur seperti menghubungi
petugas pemadam kebakaran, membantu petugas menyelenggarakan evakuasi.
2. Peta
perpustakaan sangat bermanfaat bagi petugas pemadam kebakaran, untuk itu sangat
bijaksana apabila perpustakaan mau berkonsultasi dengan staf/petugas pemadam
kebakaran untuk lebih mengenal sebelumnya.
b.
air
Kerusakan oleh bahaya banjir atau air
seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air dapat timbul dari mana-mana
seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan hujan terus menerus,
kerusakan saluran persediaan air minum, air buangan pipa pemanasan sentral,
alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak, jendela,
kaca dan sebagainya. Juga dapat timbul oleh Karena usaha melawan api dengan air
yang biasanya justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri .hindari
dengan cara-cara perawatan dan pemeliharaan gedung secara teratur termasuk di
dalamnya instalansi listrik , gas, air dan sebagainya dan bila bangunan baru
susunlah spesifikasi arsitektural yang memadai .
Langkah preventif dari faktor air yaitu:
1. Dengan
melakukan Pengeringan, yang dapat dilakukan dengan fumigasi
untuk mencegah tumbuhnya jamur selama proses pengeringan. Proses pengeringan
dapat diusahakan secepat mungkin untuk menghindari problem jamur ini dan
menjaga agar tidak berpindah dari satu kertas ke kertas lainnya
2. Mengontrol
air setiap ada turun hujan
Langkah curative dari faktor air, yaitu:
1. Melakukan
pengeringan melalui penembahan
larutan thymol 10% dalam alcohol yang
berguna untuk menterilkan kertas. Dalam proses ini kita harus
berhati-hati jangan sampai warna kertas menjadi luntur dan pucat.
2. Perpustakaan
bisa mencari upaya mengunakan perlengkapan penghilangan kelembaban yang di
sebabkan oleh faktor api seperti alat “dehumidifier”, pengering silicagel dan
sebagainya.
3.
Setelah
pengeringan, kertas dapat difumigasi dan direstorasi sebelum dimasukkan kedalam
tempat penyimpanan.
Kertas dapat dikeringkan
dengan angin dalam ruangan yang mempunyai ventilasi yang baik. Kertas
dihamparkan pada rak-rak yang telah disediakan, sehingga dalam waktu 24 jam
dapat kering dengan baik. Untuk membantu sirkulasi udara dalam ruangan dapat menggunakan kipas angin. Temperature
ruangan dapat dinaikan menjadi 35-40oC dengan menggunakan heater.
c.
perang dan bencana alam
Perang dan bencana alam sulit diramalkan
datangnya,sehingga pustakawan harus memikirkan situasi tak terduga yang tidak
diinginkan tersebut. Didaerah gempa
misalnya di sekitar gunug-gunung berapi atau daerah dilalui jalur-jalur gempa ,
maka setidaknya bisa merencanakan disain arsitektural gedung perpustakaan yang
kuat. Disain semacam ini juga untuk menjaga kemungkinan adanya bahaya/bencana
banjir dan /atau kebakaran. Demikian juga pecahnya perang,perlu direncanakan
dan dipikirkan pemindahan dan evakuasi koleksi ketempat yang lebih aman.
d.
pencurian
Perencanaan
untuk melindungi bahan pustaka dan arsip terhadap bahaya pencurian diawali
dengan perencanaan gedung, mekanisme
pelayanan, saluran got, dan lain-lainnya .perlunya diadakan pemeriksaan
identitas , baik terhadap petugas maupun
pembaca . bila perlu pembaca diberikan identitas dan /atau izin setiap mereka
memasuki gedung dan hak menggunakan bahan pustaka . kamar baca bila perlu
diawasi terutama bahan-bahan pustaka langka dan berharga , pembaca dilarang
membawa mantel ,tas dan bila perlu sekali lagi pemeriksaan pada pintu keluar
yang dilengkapi dengan detektor dan usahakan pintu untuk pengunjung di batasi .
Perpustakaan
harus memikirkan pemasangan alarm selama perpustakaan tutup. Untuk perpustakaan
yang lebih besar diperlukan patroli keamanan secara teratur oleh staf keamanan, yang bisa bekerja sama dengan
aparat kepolisian .
Pengecekan
terhadap bahan pustaka dilakukan secara priodik dalam rak dan ruang penyimpanan
untuk membuktikan apakah masih lengkap atau
ada yang hilang . biasa juga terjadi kekeliruan dalam pengembalian ke
rak , namun demikian pengecekan stok ataupun inventarisasi bahan pustaka secara
periodik dapat membuktikan terjadinya kasus-kasus pencurian.
Dengan demikian untuk lebih menghadapi
berbagai bencana alam maupun musibah lain yang mungkin saja bisa terjadi,
pustakawan perlu memikirkan atau merencanakan prosedur darurat untuk menghadapi
bahaya-bahaya potensial tersebut . langkah-langkah penting yang harus dilakukan
antara lain : alarm,memanggil petugas bencana,memanggil staf perpustakaan , menaksir derajat kerusakan ,
menentukan langkah dan tindakan yang harus diambil setiap pemindahan ,perawatan
dan perbaikannya, tim pembantu dan
merapikan bahan pustaka dan meyakinkan bahan pustaka yang rusak akan di tangani
staf pelestarian dan terlatih. Rencana-rencana tersebut hendaknya di barengin dengan pengaturan komunikasi
darurat, buku pedoman yang tepat dan pelatihan staf . bila mungkin dapat di
buat duplikat bahan pustaka berharga dan langka, khususnya dapat dibuat dan di
simpan di tempat yang lebih aman.[1]
Langkah
preventif dari faktor manusia, yaitu:
1.
menumbuhkan kesadaran terhadap
pemakai bahan pustaka, tentang pentingnya merawat bahan pustaka.
2.
Tingkakan kepedulian terhadap
keutuhan bahan pustaka
Langkah
curatif dari faktor manusia, yaitu:
1. memberikan sanksi
kepada perusak bahan pustaka.
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Cara pencegahan dari polusi udara dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya: Ruangan mrnggunakan AC, karena dalam AC terdapat
filter untuk menyaring udara dan biasanya ruangan yang ber AC selalu tertutup
rapat. Didalam ruangan dipasang alat pembersih udara (air
cleaner). Di dalam alat ini terdapat bahan karbon aktif untuk menyerap gas-gas
pencemar udara, dan juga terdapat filter untuk membersihkan udara dari partikel
debu. Menyimpan dan mendata kertas dan buku dalam lemari
kaca atau untuk kertas lembaran disimpan dalam kotak-kotak karton bebas asam. Membersihkan kertas dan buku dari debu dengan vacuum
cleaaner secara berkala dan teratur.
Cara pencegahan dari api dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu: Kabel listrik harus
diperiksa secara berkala. Bahan yang
mudah terbakar seperti varnish dan bahan-bahan kimia yang mudah menguap harus
diletakkan di luar bangunan utama. Merokok dilarang keras dalam ruangan, gudang
atau ruangan pengepakan. Alarm seperti smoke detector harus dipasang pada
tempat-tempat yang strategis untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran.
Berfungsinya alarm harus diperiksa secara berkala dan dites. Alat-alat pemadam
api harus diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau. Alat pemadam api ini
harus diisi kembali kalau sudah habis masa berlakunya. Pemadam api yang baik
untuk ruangan yang di dalamnya terdapat benda-benda organic seperti kertas
adalah tipe pemadam api kering seperti CO2.
Cara mencegah kerusakan oleh faktor manusia: Kebiasaan menyusun rak buku dengan
kondisi rak padat. Solusi untuk kebiasaan ini ialah sisakan 20% dari
lebar buku agar buku tidak berdempetan. Kebiasaan mengambil buku dengan
sembarangan. Solusi untuk kebiasaan ini ialah buatkan jalan dengan cara
mendesak kanan dan kiri sehingga longgar. Kebiasaan memanggul buku dalam
jumlah banyak beresiko jatuhnya buku. Solusi untuk kebiasaan ini ialah pakai
kereta dorong.
1.4 Saran
Demikian makalah dari kami, kami menyadari bahwa dalam makalah ini
tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi penulisan,
gaya bahasa yang kami paparkan atau juga sistematika pengambilan referensi.
Mohon maaf. Seperti pepatah
“Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu kami mintak kritik yang bersifat membangun,
serta saran guna untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah yang kami buat
ini bisa mendatangkan kemamfaatan bagi pemakalah khususnya, serta pembaca pada
umumnya.Amin,,,
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadin raza, 1992 pelestarian
bahan pustakan dan arsip. Jakarta:diterbitkan dengan dukungan dana dari
yayasan ford oleh program pelestarian bahan pustaka dan arsip.
http://yuni yuyen. Blog. Undip. Ac.id/2012/05/09/pelestarian-koleksi-perpustakaan
[1] Muhammadin raza, pelestarian bahan pustakan dan arsip.
(Jakarta:diterbitkan dengan dukungan dana dari yayasan ford oleh program
pelestarian bahan pustaka dan arsip, 1992) hal.17..
Post a Comment