PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA DENGAN SISTEM PENJILIDAN
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Mengapa buku atau bahan pustaka
harus dijilid? Menurut Cockerell, (1968:17): “Buku dijilid agar
halaman-halamannya tersusun menurut urutan yang sebenarnya, dan untuk
melindungi buku tersebut.” Dengan susunan menurut urutan sebenarnya, maka buku
dapat dipergunakan dengan mudah. Alangkah sukarnya dipakai kalau buku tidak
disusun menurut urutan halamannya. Bahwa penjilidan dapat melindungi buku atau
bahan perpustakaan yang lain dapat dibuktikan dengan melihat buku-buku yang diterbitkan
pada abad ke-15 dan 16 yang saat ini masih dalam kondisi yang bagus berkat
jilidan yang baik. Sebaliknya buku atau bahan pustaka yang tidak dijilid tampak
rusak dan penuh debu. Karena itu penjilidan bisa dimasukkan dalam bidang
pelestarian bahan pustaka.
Bahan pustaka yang rusak seperti isi
buku, lem atau jahitan yang lepas, sampul yang sudah rusak dapat diperbaiki
dengan mereperasi atau menjilid kembali. Penjilidan kembali dimaksud untuk
mempertahankan bentuk fisik, sekaligus mempertahankan kandungan informasi di
dalamnya.Kekeyaaan koleksi perpustakaan sebagai aset bangsa yang memuat
nilai-nilai luhur bangsa merupakan sumber informasi utama yang harus
dilestarikan. Mengingat banyaknya hasil karya budaya bangsa di masyarakat yang
perlu diselamatkan fisik dan dilestarikan kandungan informasinya, mengharuskan
perpustakaan nasional tidak saja berkonsentrasi pada pelestarian koleksi
perpustakaan nasional, tetapi juga koleksi perpustakaan lain maupun koleksi
perorangan.
Salah satu upaya dalam pelestarian
bahan perpustakaan adalah melalui kegiatan penjilidan bahan perpustakaan.
Secara internasional the international organization standardization (ISO) sudah
menetapkan ISO 14416:200 : information and documentation tentang
persyaratan untuk penjilidan buku, terbitan berkala, terbitan berseri dan
dokumen kertas lainnya untuk penggunaan di perpustakaan dan lembaga PUSDOKINFO.
Dalam standar tersebut telah diatur tentang prosedur penjilidan, metode,
standar bahan, model penjilidan, dan teknik penjilidan yang berlaku secara
internasional.
.
BAB II
PEMBAHASAN
PENJILIDAN
A.
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISTILAH
DAN DEFINISI
- Pengertian Penjilidan
Pada umumnya koleksi yang adadi
perpustakaan dalam jamgka waktu tertentu pasti akan mengalami kerusakan.
Pelestarian bahan perpustakaan sangat diperlukan guna menunjang fungsi layanan
perpustakaan, sehingga dapat menyediakan koleksi bahan perpustakaan dalam
kondisin terpelihara dengan baik, utuh dan siap pakai. Salah satu metode dalam
pelestarian bahan perpustakaan adalah melalui penjilidan.
Pengertian penjilidan adalah proses,
cara menjilid bahan perpustakaan dengan tujuan melindungi koleksi dari
kerusakan. Kegiatan penjilidan termasuk dalam kegiatan konservasi yang meliputi
perbaiki bahan perpustakaan yang rusak agar kondisinya bisa dikembalikan
seperti aslinya. Untuk itu diperlukan pengetahuan teknis cara menjilid agar
mutu jilidan sesuai dengan maksud dan tujuannya serta bentuk jilidannya bisa
diwujudkan secara maksimal.
Kebijakan untuk menjilid bahan
perpustakaan secara ideal harus melalui prosedur dan tata cara sebagaimana alur
kerja yang seharusnya dilakukan antara pihak pustakawan dan penjilid/binder
agar dicapai hasil yang maksimal.
2.
Ruang Lingkup Penjilidan
Ruang lingkup pedoman ini mengacu
pada ISO 14416: 200, yakni untuk pedoman penjilidan buku, terbitan berkala dan
lembaran dokumen lainnya atau pedoman untuk menjilid ulang monografi dengan
sampul tebal, terbitan berseri dan dokumen lainnya.
3.
Istilah Dan Definisi Penjilidan
Istilah dan definisi dalam kegiatan
penjilidan yaitu,
- Bahan Penutup (Sampul/cover), Kumpulan
bahan-bahan penutup, karton, dan tatahan yang siap dilekatkan pada blok
buku.
- Blok Buku, Kumpulan lembaran, termasuk naskah
tercetak atau tertulis dan semua kertas yang ditambahan oleh penjilidan buku
yang akan atau telah dijilid.
- Buckram, Bahan tenunan yang dilapisi dan direndam
dalam basa kuat.
- Jahit lewat lipatan, Metode mengaitkan signature
(kateren/kuras) yang terpisah, dengan benang yang melewati menembus
lipatan dari bagian dalam keteren/kuras.
- Jahit samping, Metode untuk mengamankan lembaran
buku dengan benang dekat pinggiran jilid, benang tersebut melewti menunbus
seluruh ketebalan blok buku
- Jilid ulang, Proses menggantikan suatu jilid
menggunakan baik metode original (dengan mempertahankan jahitan yang lama)
maupun baru dari penyatuan lembaran.
- Kertas berbufer basa, Kertas dengan pH 7.0 atau
lebih, mengandung senyawa (misalnya kalsium karbonat) pada suatu tingkat
yang cukup untuk menetralkan asam yang ditimbulkan dari peruraian kertas,
dari bahan lain yang digunakan, atau dari polusi udara.
- Kuras (katern), Dalam proses penjilidan
buku/majalah, kuras atau kateren (berasal dari bahasa belanda) adalah
susunan halaman-halaman buku atau majalah dalam selembar kertas besar.
Setelah kertas besar itu dilipat, halaman-halaman ini akan tersusun sesuai
nomor halamannya. Satu katern biasanya terdiri dari 4, 8, atau 16 halaman
bolak balik (kelipatan 4). Selembar kuras akan menjadi satu lembar film
(klise).
- Lembar pelindung, Lembar terlipat dari kertas yang
dipasang pada blok buku, dengan masing-masing lembar menghadap ke sisi
dalam dari karton, perekat dipakai pada halaman luar dari setiap lembar
pelindung ketika blok buku dibungkus.
B.
BAHAN/ SARANA PENJILIDAN
- Kertas
Kertas yang dibutuhkan untuk penjilidan
mempunyai berbagai ukuran standar sebagai berikut:
- Kertas Qonqueror (61,5 x 86 cm), Bahan kertas ini
mengandung sedikit kandungan zat asam atau pH nya diatas 7 sehingga sering
digunakan untuk bahan pelapis atau pelindung kertas yang kandungan informasinya
bernilai tinggi seperti pada koleksi buku langka, surat kabar, gambar dan
photo langka.
- Kertas Kessing Samson (90×120 cm), Bahan kertas
seperti pembungkus semen ini mempunyai pH agak rendah kurang dari 7 (asam)
sehingga tidak dianjurkan untuk melapisi koleksi yang mempunyai kandungan
informasi yang bernilai tinggi karena sifat asamnya bisa menular ke
koleksi tersebut. Kertas ini dapat digunakan sebagai pelapis sampul/cover
pada koleksi surat kabar.
- Karton Board (65×75 cm) dan (70×100 cm), Bahan yang
diproduksi pada awal abad ke 20 ini sudah mempunyai ukuran standar
industri seperti board No. 20, 30, 40, 60. Board ini baik digunakan dan
dipersiapkan untuk penjilidan dengan kualitas yang baik maka tidak ada
masalah dalam penggunaan dan pengeleman.
- Karton Millboard, Board yang bebas asam (acid
free) yang dibikin oleh pabrik dengan warna abu-abu ini sangat kuat
dan tahan lama. Bahan ini sangat tepat untuk penjilidan, karena tidak
retak, karena sangat tipis yakni antara 0,65,08,092 dan 125 inc. biasanya
digunakan untuk menjilid bahan kulit, dan pembuatan box, hasilnya
berkualitas tinggi.
- Kertas Marmer/Marbel Paper, Kertas dengan corak
berwarna warni ini biasa digunakan untuk melapisi cover buku agar lebih
menarik dan bervariasi. Bentuk kertas bercorak bunga-bunga atau lukisan
tangan yang dibuat secara hard made sehingga menciptakan corak yang
lebih artistik dan menarik.
- Buckram dan Linen, Terbuat dari campuran antara
bahan kain dan plastik, sehingga agak ulet, lentur juga kuat teksturnya.
Biasanya dipakai untuk bahan cover/penutup sampul buku/majalah dan
kotak, warnaya bermacam-macam. Beda bukcram dan linen hanya terletak pada
kekuatan teksturnya, dimana bukcram yang merupakan produk impor
lebih kuat mahal daripada linen buatan lokal.
2.
Peralatan Penjilidan/Mesin-mesin
Peralatan yang dibutuhkan dalam
proses penjilidan secara ideal memang banyak sekali macam dan fungsinya.
Perlatan yang digunakan bisa yang modern atau konvensional. Untuk pelejar cara
menjilid perlu memahami beberapa proses penggunaan peralatan penjilidan agar
tidak mengalami kesulitan dan menghasilkan karya jilid yang bagus. Beberapa
peralatan yang diperlukan di antaranya adalah:
1. Mesin potong
semi otomatis
Mesin potong
kertas ini digunakan untuk memotong kertas/karton menurut ukuran yang diperlukan.
Mesin ini ada yang digerakan dengan listrik dan ada yang manual dengan tangan.
Tipe alat ini berdiri sendiri dan terbuat dari besi dengan standar pemotongan
tidak kurang dari 1050 mm (42 inci), bisa disesuaikan untuk penggunaan dalam
sksla yang luas, dan pisaunya diganti secara berkala.
2. Mesin potong
manual
Mesin potong
manual biasanya di pakai untuk memotong bord no. 20 dalam rangka pembuatan
kotak majalah atau kotak penyimpanan dokumen tertentu. Di samping itu biasanya
di pakai untuk memotong atau menyisir buku atau majalah, pada punggungnay di
lem atau lembar lepas, kemudian di lem kembali sesuai prosedur pengeleman.
3. Alat potong
bord (kacip)
Alat potong
bord (kacip) yaitu alat potong khusus memotong bord, cover buku atau
majalah secara manual dan satu per satu, dapat juga untuk memotong linen
setelah di gabung beberapa lembar untuk pekerjaan dengan ukuran lebar yang
sama. Untuk memotong bord biasanya di lakukan satu per satu lembar bord, baik
dalam pekerjaan portepel atau map, dan cover buku atau majalah.
4. Mesin potong
otomatis besar (mesin potong kertas polar 78)
Yaitu alat
potong modern yang di lengkapi monitor dan ada sensor pengamannya, mesin potong
ini cara kerjanya sangat ringan, aeral potongnya luas, di lengkapi bola-bola
angin, ada sensor pengaman, serta ketikan ukuran potongan tertera pada layar
monitor.
5. Mesin potong
kertas lembaran
Mesin potong
kertas lembaran merupakan mesin potong yang di pakai untuk memotong kertas
dalam beberapa lembar, yang di lengkapi skala potongan ukuran kertas. Petunjuk
skala ukuran ini tertera pada meja tatakan kertas yang akan di potong. Mesin
ini manual dengan cara memotong kertasnya gaya atau tekanan pegas, sama seperti
memotong bord pada alat kacip.
6. Alat potong
linen 2 roll
Merupakan
alat untuk memotong linen dalam posisi rol linen di pasang pada besi batang
rol. Kemudian linen ditarik sesuai lebar yang dikehendaki dalam posisi tegang
lalu pisau potongnya digeritkan atau digesekan pada linennya dari tepi kiri
sampai tepi kanan maka terjadilah satu potongan linen yang kita kehendaki. Alat
potong linen ini dilengkapi 2 unit besi batang rol dan 2 unit pisau pemotong
linen.
7. Mesin bor
atau pembuat lubang
Peralatan
ini dikhususkan untuk membuat lubang dengan interval lubang tertentu yang bisa
di atur secara manual. Bentuk lubang bulat dapat digeser ke kanan kiri dan maju
mundur, sehingga hasil lubang bulatnya bisa diatur letaknya di pinggir atau di
tengah.
8. Press
buku/koran
Alat press
buku terbuat dari besi atau kayu berukuran standar 350 x 550 mm, berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari dalam buku yang selesai dilem sehingga menjadi
padat (lebih menyatu dan merapikan proses pengelemen.
Peralatan penunjang penjilidan
lainnya yaitu:
- Jarum jahit dengan panjang jarum 7-9 cm.
- Pisau potong (cutter)
- Gunting
- Tulang pelipat
- Penggaris besi
- Kuas segi tiga
- Kuas besar
- Palu
- Gergaji buku
- Pusut
C.
MEKANISME PENJILIDAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
- Tujuan dan Fungsi Penjilidan
Tujuan utama penjilidan di
perpustakaan adalah untuk melestarikan bahan perpustakaan agar tetap dalam
keadaan utuh dan terhindar dari kerusakan fisik guna menunjang fungsi
perpustakaan dalam melaksanakan layanan perpustakaan.
Penjilidan bahan perpustakaan di
lakukan karena beberapa faktor antara lain:
- Frekuensi pemakaian bahan perpustakaan yang
terlalu sering
- Kerusakan bahan perpustakaan tidak terlalu parah
dan kertas yang akan dijilid belum mengalami kerapuhan.
- Bahan perpustakaan yang mempunyai kandungan
informasi yang bernilai tinggi
Fungsi penjilidan diperlukan untuk
mencegah kerusakan sedini mungkin, sehingga bahan perpustakaan tidak akan
bertambah parah kerusakannya.
2. Alur Kerja
Penjilidan
Berikut ini adalah alur kerja
penjilidan:
- Bagian layanan perpustakaan melakukan seleksi
koleksi yang perlu dilakukan konservasi, membuat kartu catatan/ slip
penjilidan, dan mengirimkan ke bagian penjilidan.
- Bagian penjilidan melakukan sortir bahan
perpustakaan, pengecekan daftar koleksi, serta mencatat tentang kerusakan
koleksi
- Bahan perpustakaan yang rusak dikirim ke bagian
perawatan untuk dilakukan laminasi, enkapsulasi, atau deasifikasi, sesuai
dengan jenis kerusakan.
- Apabila isi bahan perpustakaan tidak lengkap,
misalnya ada beberapa lembaran yang hilang, atau volume nomer surat kabar
atau majalah tidak lengkap, maka bahan perpustakaan akan dikembalikan ke
bagian layanan.
- Setelah proses perawatan bahan perpustakaan
selesai, maka akan dikirimkan ke bagian penjilidan untuk dijilid.
- Bahan perpustakaan yang sudah lengkap (baik no,
volume, maupun halamannya) segera dilakukan proses penjilidan.
Setelah selesai dijilid, bahan
perpustakaan dilengkapi dengan data (label, judul, dsb.) dan dikirimkan kembali
ke bagian layanan.
3. Proses
Penjilidan
- Struktur Buku
- Sampul muka
- Sampul belakang
- Pita kepala
- Engsel dalam
- Blok buku
- Lembar pelindung
- Pias
- Engsel luar
- Pita ekor
- Punggung buku
4. Tahapan Penjilidan
- Melipat lembaran kertas menjadi kuras (katren),
menyusun, menggabungkan menjadi satu dengan bahan tertentu
- Membuat ban atau menyortir sehingga hasil jilidan
betul-betul tersusun dengan rapi dan baik.
- Proses penghimpunan, penjilidan cetakan ataupun
kuras (katren) dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari jenis
bahan perpustakaan yang akan dijilid.
- Melakukan penyisiran sehingga rata.
- Membuat cover.
- Penggabungkan lembar demi lembar dan penyampulan
dapat dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin.
- Penjilidan dapat dilakukan pada bahan
perpustakaan yang terdiri atas buku, majalah, surat kabar dan meliputi
pengerjaan bagian isi buku (blok buku) yaitu bagian buku dan sampul
buku/cover yaitu kulit buku yang berupa sampul lunak atau keras untuk
melindungi isi buku/blok buku.
Proses penjilidan ada bermacam-macam
teknik penjilidan, disesuaikan dengan usia buku dan nilai kegunaan atau
kandungan informasi yang ada di dalamnya. Setiap bahan perpustakaan yang akan
ditangani pasti mengalami masalah yang berbeda-beda, dekimian juga dalam metode
pengerjaannya. Penjilidan itu sendiri dibagi 2 bagian dalam pelaksanaan, yaitu
persiapan awal (forwarding) yakni proses pembuatan cover yang dilakukan
untuk melengkapi penjilidan yang memuat judul dan dekoratif bahan perpustakaan.
Penyelesaian (finishing) yang merupakan hal penting dan agak sulit
pengerjaannya dalam penjilidan karena membutuhkan keahlian, kejelian, dan
kemampuan seni artistik dimana judul dan dekoratif sebuah bahan perpustakaan
dapat dibuat dengan menarik.
5. Teknik
Penjilidan
1.
Teknik Penjilidan dengan
benang/tread binding
Menjilid dengan benang merupakan
sistem penjilidan yang paling baik mutunya. Kekuatan jilidan sangat bagus dan
kemudahan untuk dibuka serta dibentangkan dengan posisi 180
derajat menyebabkan sistem jilidan ini banyak dipakai untuk buku-buku
berkualitas tinggi, seperti ensiklopedia, kamus, buku teks, buku pedoman, dan
lain sebagainya. Ditinjau dari aspek konservasi buku dengan sistem jilid benang
ini mempunyai kekuatan yang lebih baik dari pada sistem jilid lainnya, seperti
jilid kawat dan jilid lem.
Hanya saja bagian buku harus berupa
kuras, sehingga seluruh halaman isi harus dilipat terlebih dahulu sebelum
dijilid. Berbeda dengan jilid kawat pad punggung (sadle stitching), yang
dapat dijilid pad setiap bukunya hanya yang terdiri dari satu kuras atau lebih (multi)
kuras yang satu dengan yang lain digabungkan dengan cara dijahit dengan benang.
Ada 2 macam cara menjilid dengan
benang yaitu:
- Teknik Menjilid dengan 1 kuras (tanpa pita)
Bagian blok buku hanya terdiri atas
1 kuras. Bagian sampul dan blok buku digabungkan dengan jilid benang. Bahan
sampul yang dipakai ialah karton seperti BC, Buffalo, Manila karton atau yang
sejenisnya sedangkan blok buku digunakan HVS, atau art paper. Pada
sistem jilid benang ukuran buku sangat menetukan jumlah tusukan jahitnya. Buku
dengan ukuran setengah folio (16,5 x 21,5 cm.) dijahit dengan 3 tusukan,
sedangkan buku yang berukuran dengan folio (21,5 x 33 cm) dijahit dengan 5
tusukan.
- Teknik Menjilid Multi Kuras (di atas pita)
Buku dengan multi kuras bagian
isinya lebih dari satu kuras. Setiap satu kuras berisikan lembar halaman yang
telah disusun berdasrkan nomor urutnya. Kuras-kuras tersebut kemudian
digabungkan menjadi satu atau dijahit dengan benang di atas pita yang berfunsi
sebagai pengikat dari gabungan antara kuras yang satu dengan kuras yang
lainnya.
Pada blok buku bagian muka dan
belakang ditempel lembar pelindung yang berfungsi sebagai engsel yang
menyatukan sampul dengan blok buku. Agar dapat bertahan lama maka kertas lembar
pelindung harus lebih tebal dan kuat dari pada kertas halaman isi. Penyampulan
untuk multi kuras dapat mempergunakan karton biasa (soft cover/paperback)
ataupun dengan bord (hardcover). Secara terpisah akan dijrlaskan bagaimana cara
membuat sampul-sampul tersebut.
Seperti hanya pada sistem jilid
benang dengan satu kuras maka untuk jilid benang dengan multi kuras pun ukuran
buku sangat menentukan jumlah –jumlah tusukan jahit serta jumlah pita yang
digunakan. Untuk buku dengan ukuran setengah folio (16,5 x 21,5 cm)dijiahit
dengan 6 tusukan, dengan 2 buah pita, sedangkan buku dengan ukurat folio (21,5
x 33 cm) dijahit dengan 8 tusukan dengan 3 pita. Setelah dijahit punggung blok
buku diberi lapisan lem untuk mengikat lebih kuat lagi blok buku yang setelah
dijahit agar tidak bergeser. Pada punggung bagiaan kepala dan ekor dipasang
pita kepala dan pita ekor selain sebagai variasi berfungsi pula sebagai penguat
bagian tersebut. Proses terakhir dari menjilid multi kuras dengan benang di
atas pita ialah menempelkan lembar penguat pada punggung blok buku.
- Teknik Penjilidan dengan lem/Perfect binding
Setelah dijilid dengan kawat dan
benang, buku dapat pula dijilid tanpa benang yaitu dengan mempergunakan
lem. Pada penjilidan buku dengan lem yang dijilid berupa lembaran lepas bukan
berupa kuras. Kekuatan jilidan sangat tergantung cara pengasaran, pengeleman
dan jenis lem yang digunakan. Pada umumnya lem dipakai untuk menjilid adalah
lem sintetis seperti rakol, indrakol, fox dan lain sebagainya.
Kualitas jilidan buku yang dijilid
dengan lem pada umumya kurang begitu baik dibandingkan dengan sistem jilid
kawat maupun benang. Hal ini disebabkan karena mudahnya lembar/halaman buku
terlepas dari jilidannya. Terutama penjilidan yang pengelemennya menggunakan
mesin dengan lem panas (hot glue) setelah kering lem tersebut cenderung menjadi
rapuh, yang mengakibatkan pecahnya jilidan dan terlepasnya lembar halaman.
Kelebihan sistem jilid lem
dibandingkan dengan jilid kawat (dari samping/sidestiching) antara lain
adalah halaman dapat dibuka dan dibentangkan dengan mudah dan buku yang dijilid
lebih tebal (+ 1000 halaman).
Penjilidan dengan lem dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu secara manual dan mesin. Buku yang dijilid secara
mesin hasilnya lebih banyak dan lebih cepat. Namun pada umumnya kualiatas yang
dihasilkan tidak sebaik menjilid dengan lem secara manual. Hal ini disebabkan
karena pada penjilidan secara manual bagian yang di lem tidak hanya pada bagian
punggungnya saja tetapi juga pada setiap sisi kertas pada bagian punggungnya
saja tetapi juga pada setiap sisi kertas pada bagian punggung yang telah di lem
diberi dengan kain kasa yang berfungsi sebagai engsel yang sangat kuat dan
elastis yang menjaga punggung buku tidak mudah patah apabila sering dibuka dan
ditutup. Sampul untuk buku yang dijilid dengan lem dapat menggunakan sampul
dengan karton dan sampul dengan bord.
6. Jenis-Jenis
Penjilidan
1. Jilid Hard
Cover, jenis jilidan yang covernya dibuat dr bahan kardus khusus, jadi terkesan
kaku dan tebal ,jadi lebih awet.Ciri dari jilidan ini adalah terdapatnya tali
pita di dalam jilidan,meski kadang ada juga yang gak dikasih
2.
Jilid Soft Cover, jenis jilidan yang
covernya ringan dan tipis, kertas cover yang delaminating.
3.
Jilid Kaye, cocok untuk jumlah halaman
sedikit, contoh: majalah dan buku tulis.
4.
Jilid dengan Tanda (signature
binding), memperhatikan tanda pada bahan pustaka yg akan dijilid, dokumen
dibagi dalam kuras2, dst. Contoh: buku rujukan yg tebal, atlas, dsb.
5.
Jilid Lem Punggung, biasa digunakan
untuk buku novel atau buku ajar. Kelemahan jilid ini adalah buku tidak bisa
dibuka rata.
6.
Jilid Spiral, jarang ditemukan pada
koleksi bahan pustaka, biasa digunakan untuk buku tulis dan dokumen-dokumen
khusus (laporan tahunan, laporan akreditasi, dll). Jilid spiral ada 2 macam,
spiral plastik dan spiral kawat, yang spiral plastik, seperti namanya plastik
bahannya terbuat dari plastik, terdapat beberapa ukran dan warna pilihan,
Jbegitu pula dengan jilid spiral kawat.
7.
Jilid Lakban, biasa digunakan untuk
makalah, laporan, diktat, dsb. Kelemahan jilid lakban adalah bahan pustaka
pustaka tdk dpt dibuka rata, sukar difotokopi.
Pertanyaan Persentasi
1.
Apa kelebihan jenis penjilidan dan
apa saja tahap-tahapnya ?
2.
Apakah penjilidan tersebut digunkan
hanya koleksi tertentu saja ?
3.
Apakah semua bahan perpustakaan
penjilidan tersebut sama dalam penjilidan bahan pustaka yang berbeda-beda ?
4.
Bagaimana cara menjilid bahan
perpustakaan yang covernya tipis ?
5.
Bagaimana cara menjilid bahan
perpustakaan yang covernya tebal ?
BAB III
PENUTUP
Tujuan utama preservasi adalah untuk
melestarikan bahan perpustakaan baik pelestarian bentuk fisik dengan
mempertahankan bentuk aslinya maupun melestarikan kandungan informasinya.
Penjilidan bahan perpustakan merupakan salah satu solusi dalam menangani bahan
perpustakaan yang mengalami kerusakan. Koleksi buku lama yang terbit puluhan
tahun yang lalu, memiliki kondisi yang rentah akan kerusakan, sehingga perlu
segera ditangani melalui kegiatan penjilidan.
Koleksi yang disimpan di perpustakaan
dapat digunakan melalui beberapa cara, bergantung pad misi perpustakaan. Karena
terlalu sering digunakan dan kurangnya pemeliharaan dalam penggunaan, akan
menimbulkan resiko kerusakan dan hilangnya nilai informasi serta nilai artifak
yang dimilikinya. Sebagian besar koleksin perpustakaan terbuat dari bahan
kertas (baik berupa buku maupun bentuk lembaran, yaitu: monograf, surat kabar,
terbitan berkala, naskah, peta, lukisan di atas kertas). Koleksi bahan
perpustakaan tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi terjadinya kerusakan
baik dari dalam bahan perpustakaan itu sendiri, maupun dari luar (lingkungan
dan kerusakan karena manusia).
Penjilidan merupakan salah satu kegiatan
di perpustakaan yang bertujuan untuk melestarikan bentuk fisik bahan perpustakaan.
Dari uraian tentang penjilidan bahan perpustakaan dengan segal aspeknya
diharapkan para petugas perpustakan yang telah belajar, memahami, dan
mempraktekan cara menjilid dengan baik mendapatkan tambahan pengetahuan yang
bermanfaat dalam menunjang kerja ditempat masing-masing, khususnya guna
menunjang fungsi layanan perpustakaan dengan senantiasa menyediakan koleksi
yang siap pakai dan dalam keadaan utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Post a Comment