PERANAN APLIKASI SLIM DALAM DUNIA PERPUSTAKAAN
Diajukan untuk
memenuhi tugas
Mata Kuliah Pendidikan
Pengguna
Oleh
:
ISKANDAR
531202847
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
saat ini kemajuan suatu perpustakaan banyak diukur dengan penggunaan teknologi informasi yang diterapkan,
Semua lembaga berusaha memanfaatkan kehadiran teknologi informasi (TI) pengaduan
antara teknologi komputer dan tekknologi komunikasi-karena manfaatnya dapat
dirasakan memberikan kemudahan dan kecepatan.
Otomasi perpustakaan adalah operasional pengelolaan perpustakaan dengan
menggunakan TI dalam penerapanya tidak lepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, Perpustakaan digital adalah sebuah system yang
memiliki beragam layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek
informasi tersebut melalui perangkat digital. Layanan ini diharapkan
dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti
dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat, dan
akurat. Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan terkait
dengan sumber-sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di
seluruh dunia.
Perkembangan perpustakaan berbasis teknologi
informasi bagi pengelola perpustakaan dapat membantu pekerjaan di perpustakaan
melalui fungsi otomasi perpustakaan, sehingga proses pengelolaan perpustakaan
lebih efektif dan efisien.
Idealnya, setiap perpustakaan memanfaatkan
kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi
perpustakaan. Salah satu contoh konkritnya yaitu perpustakaan menggunakan
Aplikasi yang disebut dengan SLiMS (Senayan Library Management System).
Aplikasi OSS (Open Source System) ini telah digunakan hampir di
seluruh perpustakaan di Indonesia. Sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan
lembaga lain yang mengaku memakai SLiMS sebagai OSS mereka.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Sejarah SLIMS
2.
Kelebihan dan Kekurangan SLIM
3.
Pengaruh SLIMS terhadap dunia perpustakaan.
BAB II
Senayan Library
Management System (SLIMS)
A. Sejarah
Senayan Library Management System (SLiMS)
Senayan, atau
lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS),
adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library
management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang
dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia ini dibangun dengan
menggunakan PHP, basis data MySQL, dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan
memenangi INAICTA 2009
untuk kategori open source
Senayan pertamakali digunakan di
Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Senayan dilakukan
oleh SDC (Senayan Developers Community). Di koordinir oleh Hendro Wicaksono,
dengan Programmer Arie Nugraha, Wardiyono. Sementara dokumentasi dikerjakan
oleh Purwoko, Sulfan Zayd, M Rasyid Ridho, Arif Syamsudin. Pada Januari 2012,
developer SLiMS bertambah 2 orang, yaitu: Indra Sutriadi Pipii (GOrontalo) dan
Eddy Subratha (Jogjakarta). Selain itu, ada pula programmer Tobias Zeumer (tzeumer@verweisungsform.de), dan Jhon
Urrego Felipe Mejia (ingenierofelipeurrego@gmail.com). Situs resmi
SLiMS, saat ini ada di http://slims.web.id
Menurut Hendro Wicaksono dan Arie
Nugraha, anggota tim pengembang Senayan, program manajemen perpustakaan ini
pertama kali dikembangkan pada November 2006. Waktu itu, para pengelola
Perpustakaan Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta tengah kebingungan
karena program manajemen perpustakaan Alice habis masa pakainya. Alice adalah
perangkat lunak bikinan Softlink sumbangan Pusat Kebudayaan Inggris, British
Council.
Departemen tak memiliki anggaran
untuk memperpanjang masa pakai Alice. Selain itu, Alice adalah produk tidak
bebas (proprietary) yang serba tertutup. Staf perpustakaan sulit mempelajari
program tersebut. Alice bahkan tak dapat dipasang di server atau komputer lain,
sehingga tidak dapat didistribusikan ke perpustakaan di lingkungan departemen
tersebut.
Hendro lantas mengusulkan ke Pusat
Informasi dan Hubungan Masyarakat, yang memayungi perpustakaan di departemen
itu, untuk membuat program baru sebagai pengganti Alice. ”Karena awalnya dikembangkan
dengan uang negara, harus bisa diperoleh secara bebas oleh masyarakat,” katanya.
Software baru itu kemudian
dikembangkan dengan General Public License, sistem perizinan yang lazim
digunakan dalam perangkat lunak berbasis sumber terbuka. Perizinan ini mensyaratkan
agar software tersebut harus dapat digunakan, dipelajari, diubah, dan
didistribusikan ke pihak lain secara bebas.
Pada awalnya Hendro dan Arie
Nugraha, pustakawan lain di sana, mencari perangkat lunak yang sudah jadi, tapi
terbentur sejumlah masalah. Beberapa peranti lunak, seperti PHP MyLibrary dan
OpenBiblio, ternyata kurang serius menerapkan prinsip pengembangan aplikasi dan
basis data. Dalam basis data yang bagus, misalnya, tabel pengarang dan buku
harus terpisah. ”Nah, software yang ada waktu itu menggabungkan keduanya,
sehingga tabel itu jadi lebih rumit karena memuat data pengarang 1, pengarang
2, dan seterusnya,” kata Hendro.
Teknologi yang digunakan dalam
software itu pun umumnya memakai bahasa pemrograman Perl dan C++ yang relatif
lebih sulit dipelajari oleh para pustakawan departemen yang tak punya latar
belakang ilmu teknologi informasi. Selain itu, beberapa perangkat lunak
tersebut sudah tidak aktif atau lama sekali tidak muncul versi terbarunya.
Dengan berbagai pertimbangan itu,
mereka memutuskan membuat perangkat lunak yang baru sama sekali dengan
memanfaatkan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL, yang mereka pelajari
secara otodidak. ”Kami semua berlatar belakang pustakawan.
Kebetulan kami suka pada teknologi informasi dan sama-sama mempelajarinya,” kata
Arie.
Karena awalnya dikembangkan di
perpustakaan yang berlokasi di kawasan Senayan dan nama itu dirasa cocok dan
punya nilai pasar yang bagus, aplikasi sistem perpustakaan itu pun dinamai
seperti tempat kelahirannya.
Senayan berukuran kecil dan sangat
mudah dipasang di komputer, baik yang memakai sistem operasi Linux maupun
Windows. ”Besar seluruh file program, termasuk program Linux, kurang dari 1
gigabita,” kata Arie saat menjaga gerai Senayan di pameran Global Conference on
Open Source di Hotel Shangri-La Jakarta, 27 Oktober lalu.
Meski dibangun di atas platform
GNU/Linux, Senayan bisa berjalan hampir di semua sistem operasi komputer,
termasuk Windows dan Unix. Untuk memudahkan interaktivitas pengguna, aplikasi
ini juga memakai teknologi AJAX (Asynchronous JavaScript and XML) untuk
tampilannya di peramban. Beberapa software bersumber terbuka lain juga dipasang
di Senayan untuk memperkaya fiturnya, seperti genbarcode untuk pembuatan
barcode, PhpThumb untuk menampilkan gambar, dan tinyMCE untuk penyuntingan teks
berbasis web.
Yang terpenting, Senayan dirancang
sesuai dengan standar pengelolaan koleksi perpustakaan, misalkan standar
pendeskripsian katalog berdasarkan ISBD yang juga sesuai dengan aturan
pengatalogan Anglo-American Cataloging Rules. Standar
ini umum dipakai di seluruh dunia. ”Karena yang mengembangkan adalah para
pustakawan, kami berani menjamin bahwa aplikasi ini sesuai dengan standar yang
dibutuhkan pustakawan di dalam dunia kerjanya,” kata Hendro.
Untuk mengembangkan Senayan, Hendro
dan Arie mengajak anggota di mailing list ISIS
(ics-isis@yahoogroups.com)—kelompok diskusi para pustakawan pengguna perangkat
lunak manajemen perpustakaan milik UNESCO—bergabung. Beberapa pustakawan lain menanggapi
rencana mereka, bahkan turut membantu mengembangkan peranti lunak itu.
Jadilah Senayan versi beta yang
hanya beredar di kalangan pustakawan di kelompok diskusi itu. Merekalah yang
menguji dan kemudian memperbaiki bolong-bolong dalam program tersebut.
Akhirnya, setelah program itu dirasa cukup stabil, Senayan dirilis ke publik
pada November 2007, bertepatan dengan ulang tahun Perpustakaan Departemen
Pendidikan Nasional yang ketiga.
Sebenarnya Senayan belum sempurna
saat itu, tapi Hendro merasa bahwa program ini harus segera digunakan, terutama
agar pustakawan di kantornya terbiasa dengan program baru ini dan mempercepat
migrasi dari Alice. ”Semula kami pakai program Senayan dan Alice secara
bersamaan, tapi ketika pengunjung sedang ramai, para pustakawan cenderung
memakai Alice. Akhirnya kami matikan Alice sama sekali, dan mereka terpaksa
hanya memakai Senayan,” kata Hendro.
Seperti yang mereka perkirakan
sebelumnya, beberapa kegagalan terjadi ketika program itu dijalankan. Arie,
yang bertugas menjaga kelancaran migrasi itu, mendapat keluhan bertubi-tubi
dari para pengguna dan harus langsung memperbaiki program itu. ”Bugs (gangguan
pada program) memang masih banyak pada program awal ini,” kata Arie, yang kini
menjadi dosen teknologi informasi di almamaternya, Universitas Indonesia.
Tiga bulan berikutnya, Hendro
mengundang beberapa pustakawan yang aktif di mailing list ISIS untuk menghadiri
Senayan Developer’s Day—acara perekrutan tenaga pengembang program itu. Dari
acara tersebut, terpilihlah empat nama: Purwoko, pustakawan Fakultas Geologi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Wardiyono, programer sebuah organisasi
lingkungan; Sulfan Zayd, pustakawan di Sekolah Mentari; dan Arif Syamsudin,
pustakawan di Sekolah Internasional Stella Maris.
Selama tiga hari para pustakawan
terpilih itu berkumpul dan berkonsentrasi dalam penambahan fitur, perbaikan,
dan pembaruan dokumen Senayan. Hasilnya, mereka meluncurkan Senayan versi yang
lebih stabil dan dokumen program. Maret tahun berikutnya mereka berkumpul kembali
dengan kegiatan yang sama.
Belakangan, mereka mendapat bantuan
dari Tobias Zeumer, programer di Jerman. Zeumer mengganti program multibahasa
Senayan dengan PHP Gettext, standar program multibahasa di lingkungan peranti
lunak sistem terbuka. ”Dia peduli pada pengembangan Senayan dan salah satunya
adalah menambahkan fitur bahasa Jerman pada Senayan,” kata Hendro.
Selain terus memperkaya Senayan, tim
pengembang terus membuat paket program untuk memudahkan pemasangan. Paket yang
disebut Portable Senayan (psenayan) ini berisi program Senayan, Apache (program
untuk server), PHP, dan MySQL. Pengguna tinggal mengopi, mengekstrak, dan
langsung menggunakannya pada komputer atau server masing-masing.
Ketika dirilis pertama kali, Senayan
baru diunduh 704 kali. Angka ini melonjak menjadi 6.000 kali lebih pada
Desember 2007 dan 11 ribu lebih Januari 2008. Adapun pada Oktober lalu program
itu sudah diunduh hampir 27 ribu kali. Dengan demikian, total sudah 250 ribu
kali lebih program itu diunduh.
Karena dapat diunduh secara bebas,
Hendro dan kawan-kawan tak tahu persis berapa banyak pengguna aplikasi ini.
Tapi sedikitnya ada sekitar 218 perpustakaan dan lembaga lain yang mengaku
memakai Senayan, seperti Pusat Studi Jepang UI, Perpustakaan Kedokteran Tropis
UGM, Sekolah Indonesia-Kairo di Mesir, Perpustakaan Indonesian Visual Art
Archive, Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta, Rumah Sakit M.H. Thamrin Cileungsi, Institut Bisnis dan Informatika
Indonesia, serta Perpustakaan Umum Kabupaten Pekalongan.
Senayan kini sudah berkembang jauh.
Ia tak hanya menampilkan data buku, tapi juga dapat menampilkan gambar, suara,
buku elektronik, dan bahkan video. Hendro dan timnya juga sedang mengembangkan
agar setiap server pengguna Senayan dapat saling ”bicara”, sehingga nanti dapat
dibangun sebuah gerbang pencarian data buku dalam jaringan yang dapat
menelusuri semua katalog. ”Nanti akan ada sebuah gerbang agar pencarian buku
cukup melalui satu situs saja,” kata Arie.[1]
B. Pengertian SLIMS
Senayan, atau lengkapnya Senayan Library Management System (SLiMS),
adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management
system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3.
Aplikasi
web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen
Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP,
basis data MySQL, dan pengontrol versi Git.[2]
Software
SLiMS merupakan Open Source Software (OSS) berbasis web untuk memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan
(library automation) skala kecil
sampai skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif
berkembang, SLiMS cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi
anggota dan staf banyak lingkungan jaringan baik itu jaringan local (intranet)
maupun internet.
Keunggulan
lainnya adalah multi platform artinya bisa berjalan secara natif hamper disemua
system operasi (komunikasi akses perangkat keras dan komunikasi sumber daya
sistem operasi lebih efesien) yang bisa menjalankan bahasa pemprograman PHP (http://php.net)
dan RDBMS MySQL ( http://mysql,com).
Perangkat lunak ini dikembangkan diatas platform GNU/
Linux dan berjalan dengan baik diatas
platform UNIX* BSD dan windows.
SLiMS merupakan aplikasi berbasis web dengan pertimbangan
cross-platfrom. Sepenuhnya dikembangkan menggunakan software Open source yaitu
PHP. Web scripting langgueage (http://php.net)
dan MySQL database server ( http://mysql,com).
Untuk meningkatakan interaktifitas agar bisa tampil
seperti aplikasi destop juga digunakan teknologi AJAK (Asynchronous Javaskrip
and Xml). Senayan juga menggunakan software open source untuk menambah fitur
seperti PhpThumb dan simbio ( development platform yang dikembangkan dari
proyek Iglo). Untuk itu senayan dilesensikan dibawah
GPLv3 yang menjamin kebebasan dalam mendapatkan, momodifikasi dan
mendistribusikan kembali ( right to use study copy modify, and redistribute computer
programs). Lebih detail tentang GPLv3 bisa dibaca di
http;//www.gnu.org/licensi/gpl-3.0.html.[3]
Adapun fitur senayan antara lain ;
a.
Online
public Acess catalog (OPAC). Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana
(Simple Search) dan tingkat lanjut ( Advanced search).
b.
detail
record juga tersedia format xml 9 Extensible markup language) untuk kebutuhan
layanan web.
c.
Manajemen data bibliografi yang efesien meminimalisasi
redundasi data.
d.
manajemen masterfile untuk refrensi seperti GMD (general
material desehnation), Tipe koleksi penerbit, pengarang, lokasi, supplier, dsb.
e.
sirkulasi Pinjam dan kembali
f.
Aturan peminjaman
g.
Management keanggotaan termasuk pembuatan/ mencetak kartu
anggota
h.
Inventaris koleksi
i.
laporan dan statistik
j.
SLiMS mendukung beragam format bahasa
k.
Pembuatan Barcode.
Perangkat keras dan perangkat lunak untuk
mengimplementasikan SLiMS yang diperlukan sebelum instalasi antara lain:
a.
Komputer untuk menjalankan SLiMS minimal dengan satu
komputer dengan spesifikasi minimal
prosesor pentium III RAM 256 Mb. Satu unit computer ini berfungsi sebagai
client sekaligur server.
b.
Printer untuk mencetak barcode dan kartu anggota
c.
Barcode reader sebagai alat bantu untuk membaca kode buku
dan kode anggota
d.
Scanner atau kamera digital untuk mendokumentasikan cover
koleksi dan foto anggota.
e.
Sistem jaringan digunakan jika menghubungkan dua atau
lebih computer.
Perangkat lunak yang diperlukan
dan tersedia sebelum melakukan instalasi SLiMS adalah:
a.
Apace web server, aplikasi ini dalam sebuah komputer akan
berfungsi sebagai server. SLiMS akan di-instal dalam server ini.
b.
MySQL merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai datasase.
c.
PHP merupakan bahasa pemprograman SLiMS. PHP ini termasuk
bahasa interpreter sehingga pengguna memungkinkan memodifikasi program.
d.
WEB browser digunakan untuk membuka internet dan untuk
sempurnanya SLiMS merekomendasikan Mozilla Firefox.
e.
Sistem Operasi Windos atau Linux. SLiMS bisa berjalan di
dua operasi.
Untuk mendukung penggunan
SLiMS, sampai saat ini berdasarkan pengamatan dan informasi memiliki prospek
pengembangan yang jelas artinya adanya komunitas-komunitas pengguna yang cukup
banyak di indonesia terutama di Jakarta, yogyakarta, jawa barat jawa timur.
Antara pengguna dan pengembanng SLiMS mengadakan forum komunikasi melalui icsisis@yahoogroup.com atau www.slims.web.id/forum.
Kelebihan dan Keuntungan
menggunakan SLiMS:
1.Diperoleh dan digunakan secara gratis
2 Dianjurkan untuk dikembangkan, disebarkan dan dapatkan keuntungan
3 Memungkinkan Pengembangan lebih lanjut
4 Memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan
5 Dikembangkan oleh sumber daya lokal (orang Indonesia)
6 Memiliki milist pengguna ics-isis@yahoogroups.com, Facebook,
web.id/forum.
7
Memiliki prospek pengembangan (bahasa program dan database yang banyak
dikuasai)
C. Peran SLIM Dalam Dunia Perpustakaa
Kita sudah sangat mengerti dan memahami bahwa era yang sedang
kita jalani adalah “ERA INFORMASI”. Era informasi ini ditandai dengan
lahirnya perangkat teknologi informasi yaitu komputer sebagai alat bantu
untuk mempermudah pekerjaan administrasi sehari‐hari. Kehadiran teknologi informasi ini, baik yang berupa
perangkat keras maupun lunak, membawa pengaruh yang sangat besar dalam
kehidupan manusia. Semua bermuara pada kata
kunci: kecepatan, ketepatan, dan kemudahan. Kehadiran
teknologi informasi ini berdampak pula pada dunia perpustakaan.
Bila sebelum lahirnya komputer, semua pekerjaan
administrasi dilakukan secara manual. Kini, dengan hadirnya komputer,
pekerjaan administrasi manual beralih menjadi pekerjaan yang dilakukan
dengan menggunakan komputer. Banyak sekali kemudahan yang didapat oleh
pustakawan dalam pemanfaatan teknologi informasi ini untuk pelayanan
perpustakaan.
Dan
dalam hal ini SLIMS sangat bereran penting dalam menciptakan perpustakaan yang
berbasis tehnologi dimana SLIM sangat membantu berbagai perpustakaan dalam
membuat automasi perpustakaan tanpa kendala biaya yang mahal. Jika sebelum
adanya SLIMS maka sebuah perpustakaan ingin membuat automasi di perpustakaanya
maka perpustakan tersebut harus mengeluarkan biaya yang tidak tanggung-tangung
hingga puluhan juta, bisa dibayangkan bagaimana nasib perpustakaan yang tidak
mempunyai dana yang mampan contohnya perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa
maka hal ini akan menjadi sebuah problema yang sangat serius, maka dari itu
hadirnya SLIMS dalam dunia perpustakaan sangat berperan penting dalam membangun
perpustakaan diseluruh Indonesia.
Maka dibawah ini kami berikan sebuah data yang
membantu hipotesis yang mengatakan bahwa SLIMS sangat berperan penting dalam
membangun dunia perpustakaan ini terlihat jelas dalam data-data perpustakaan
yang sudah menggunakan SLIMS dalam automasi perpustakaanya :
Ø Aceh
2.
Perpustakaan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
3.
Perpustakaan Jurusan Ilmu Perpustakaan IAIN Ar-Raniry Aceh
4.
Perpustakaan UPF Litbangkes Aceh
5.
Perpustakaan Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Aceh
6.
Perpustakaan Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Meulaboh
7.
Perpustakaan Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Langsa
8.
Perpustakaan SMA 1 Blang Padang Banda Aceh
9.
Perpustakaan Akper Kesdam Banda Aceh
10.
Pustaka FKM Muhmmadiyah Banda Aceh
11.
Pustaka Stikes Muhammadiyah Lhokseumawe
12.
Pustaka STAIN Malikussaleh Lhokseumawe
Ø Sumatera Utara
1.
Perpustakaan PPPPTK Helvetia Medan
3.
Perpustakaan SMK Telkom Sandhy Putra Medan
4.
Perpustakaan SD Sutomo 1 Medan
5.
Perpustakaan SD Sutomo 2 Pulo Brayan Medan
6.
Perpustakaan IAIN Sumatera Utara Medan
Ø Sumatera Barat
1.
Perpustakaan Prodi Hubungan International Univ. Andalas
Padang
3.
Perpustakaan Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang
4.
Perpustakaan Diniyyah Puteri Padangpanjang
Ø Riau
Ø lampung
1.
Perpustakaan SMA Negeri 9 Bandar Lampung
Ø Bangka Belitung
2.
Perpustakaan Universitas Negeri Bangka Belitung
Ø DKI Jakarta
3.
Perpustakaan Conservation International - Indonesia Jakarta
4.
Perpustakaan Institut Hukum Sumberdaya Alam Jakarta
11.
Perpustakaan Rumah Sakit MH Thamrin Cileungsi
16.
Perpustakaan Sekolah Mentari Jakarta Selatan
17.
Perpustakaan Sekolah Mentari Grand Surya Jakarta
18.
Perpustakaan LAPAN Jakarta
19.
Perpustakaan Pusat Riset Perikanan Budidaya Departemen
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
23.
Perpustakaan Decentralization Support Facility Jakarta
25.
Perpustakaan SD Al-Azhar Bintaro
27.
IALF Jakarta Resource Centre
30.
Perpustakaan Musholla AT TAQWA - PT. H.M. SAMPOERNA, Tbk
35.
Perpustakaan Yayasan Damandiri Jakarta
39.
Perpustakaan Universitas Pertahanan Indonesia Jakarta
40.
Perpustakaan Habib Ustman Al Aydrus Jakarta
41.
Perpustakaan Penerbit PT. Yrama Widya Offline
42.
Perpustakaan LPMP DKI Jakarta
47.
Perpustakaan TK Islam Al-Azhar Bintaro
49.
Perpustakaan Forum Indonesia Membaca, Museum Mandiri Jakarta
50.
Perpustakaan Badan Litbang SDM - Kementerian Komunikasi dan
Informatika Jakarta
51.
Perpustakaan Departemen Psikiatri, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Jakarta
52.
Perpustakaan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan Jakarta
61.
Sekolah Pelita Harapan
Ø Jawa Barat
1.
Perpustakaan Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia Depok
3.
Perpustakaan PPPPTK TK dan PLB Bandung
6.
Perpustakaan Pusat Pengembangan Pendidikan Non Formal dan
Informal Bandung
8.
Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
9.
Perpustakaan SMU Negeri 1 Sindang Indramayu
10.
Perpustakaan SMP 3 Indramayu
11.
Perpustakaan Umum Kab. Indramayu
12.
Perpustakaan Internat Al Kausar Sukabumi
19.
Taman Bacaan Kitab, Cicalengka, Kab Bandung
20.
Perpustakaan Lembaga Penelitian Akatiga Bandung
21.
Perpustakaan Sariwangi, Arjasari, Kab Bandung
24.
Pustaka Selasar (Selasar Sunaryo Art Space) Bandung
28.
Perpustakaan SMP Assalaam Bandung
33.
Perpustakaan Umum Daerah Kota Bogor
35.
Perpustakaan PT. GTI Merah Putih, Cimahi
38.
Perpustakaan SMU PU Al Bayan Sukabumi, Jawa Barat
40.
Perpustakaan STIKes Rajawali, Bandung
42.
Perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Islam
"45" Bekasi
43.
Perpustakaan SMPIT Nurul Fikri Depok Jawa Barat
44.
Perpustakaan SMAIT Nurul Fikri Depok Jawa Barat
45.
Perpustakaan STIE Binaniaga Bogor
49.
Perpustakaan SD IT Nurul Fikri Kelapa Dua Depok
Dalam data yang kami himpun di halaman Web SLIM Commet
pada tahun 2014 penggunaan SLIM sebagai software automasi perpustakaan di
Indonesia mencapai 378 unit perpustakaan dan untuk penggunaan diluar Indonesia
atau mancanegara mencapai 12 unit perpustakaan diantanya :
Ø Luar
indonesia
21. Library of Palli Karma-Sahayak
Foundation (PKSF), Bangladesh
24. Govt.Teachers' Training College,
Pabna, Bangladesh[5]
Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa
peranan SLIMS dalam membangun perpustakaan di Indonesia sangat penting dimana
SLIMS dapat membangun perpustakaan di seluruh nusantara dengan keunggulan
software mereka yang didapat secara gratis untuk seluruh perpustakaan yang
inggin menautomasikan perpustakaan dan meningakatkan pelayanan perpustakaan
secara maksimal agar terciptanya perpustakaan yang mempunyai keunggulan dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB
III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
1.1
Saran
Dalam
penulisan makalah mungkin terdapat banyak salah kata ataupun kekurangan baik
isinya ataupun lain sebagainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Yulia, Yuyu, Sujana, Janti G,
Windarti Henny. 1994. Pengadaan Bahan
Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka.
Post a Comment