LAYANAN PEMINJAMAN MANDIRI BERBASIS RADIO
FREQUENSI IDENTIFICATION (RFID)
Diajukan untuk
memenuhi tugas
Mata Kuliah Jasa Informasi dan Perpustakaan
Oleh
:
ISKANDAR
531202847
FAKULTAS
ADAB DAN HUMANIORA ILMU PERPUSTAKAAN
UNIVERSITY
ISLAM NEGERI
AR-RANIRY
BANDA ACEH
2015
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Latar
Belakang
Pada
saat ini kemajuan suatu perpustakaan banyak diukur dengan penggunaan teknologi informasi yang diterapkan,
Semua lembaga berusaha memanfaatkan kehadiran teknologi informasi (TI) pengaduan
antara teknologi komputer dan tekknologi komunikasi-karena manfaatnya dapat
dirasakan memberikan kemudahan dan kecepatan.
Layanan yang berbasis
teknologi informasi diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi. RFID adalah generasi terbaru dalam perkembangan automasi perpustakaan
dimana dalam segi keamanan sangat terjamin dan dalam segi pelayanan peminjaman
dan pengembalian RFID memiliki perbedaan yang signifikan yaitu proses
peminjaman dan pengembalian dilahkukan individu anggota perpustakaan sendiri
tanpa adanya campur tangan pustakawan.
Radio Frequensi
Identification memberikan pelayanan peminjaman mandiri berbasis teknologi
informasi yang menitik beratkan pada penggunaya sendiri dengan proses yang
sangat cepat mudah dan efisien. Dalam perkembangannya pada masa kini RFID
menjadi primadona perpustakaan dalam menjaga keamanan dari koleksi perpustakaan
dari hal-hal yang merugikan perpustakaan.
Maka dalam makalah ini
kita akan sedikit mengulas pelayanan yang tercipta dalam pengunaan system RFID
yakni pelayanan peminjaman dan pengembalian mandiri dan dalam makalah ini juga
kita akan melihat efektifitas pelayanan yang diberikan.
2.2 Objektif
RFID
merupakan teknologi identifikasi yang relatif baru dan layak diterapkan di
perpustakaan, menjadi alternatif selain
barcode yang telah secara luas digunakan. Kedua teknologi tersebut dapat
berdampungan diterapkan secara bersama dengan menggunakan konfigurasi sistem
RFID yang tersedia dipasaran dan Pelayanan
perpustakaan berarti kesibukan yang tiada akhir kecuali pelayanan perpustakaan
dinyatakan ditutup. Bahkan ketika perpustakaan ditutup, tugas pustakawan di
bagian pelayanan tidak serta merta terbebas dari pekerjaan.
Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian Mandiri adalah
sebuah layanan yang tercipta dari adanya pengunaann Radio Frequensi
Identification (RFID) dengan memberikan pelayanan pengembalian dan peminjaman
secara mandiri yang dilahkukan oleh pemustaka sendiri secara individu.
2.3 Tujuan
1. Memberikan penjelasan
tentang Radio Frequensi Identfication (RFID) kepada mahasiswa
2. Menjelaskan pelayanan
peminjaman mandiri yang tercipta dari adanya Radio Frequensi Identfication
(RFID)
3. Melihat sisi
pelayanan perpustakaan dari sisi peminjaman dan pengembalian madiri.
BAB
II
Radio Frequensi
Identification (RFID)
3.1.Radio
Frequensi Identification (RFID)
Definisi Menurut Maryono Identifikasi dengan frekuensi
radio adalah teknologi untuk mengidentifikasi seseorang atau objek benda
menggunakan transmisi frekuensi radio, khususnya 125kHz, 13.65Mhz atau
800-900MHz. RFID menggunakan komunikasi gelombang radio untuk secara unik
mengidentifikasi objek atau seseorang.
Hal
ini merupakan teknologi pengumpulan data otomatis yang tercepat dalam
perkembangannya. Teknologi tersebut menciptakan cara otomatis untuk
mengumpulkan informasi suatu produk, tempat, waktu, atau transaksi dengan
cepat, mudah tanpa human error. RFID menyediakan hubungan ke data dengan jarak
tertentu tanpa harus melihat secara langsung, dan tidak terpengaruh lingkungan
yang berbahaya seperti halnya barcode. Identifikasi RFID bukan sekedar kode
identifikasi, sebagai pembawa data, dapat di tulis dan diperbarui data di
dalamnya dalam keadaan bergerak.[1]
Intellident Ltd., satu produsen sistem RFID telah
menyatakan RFID bakal menggantikan sistem manajemen perpustakaan tradisional
berdasarkan barcode. Teknologi barcode yang telah mereka andalkan untuk
mengidentifikasi dan melacak berbagai barang terbukti tidak cukup untuk
memenuhi tantangan abad 21. perkembangan sirkulasi dan meningkatnya permintaan
jasa perpustakaan, tanpa peningkatan anggaran dan staf yang cukup, telah
memaksa banyak perpustakaan mencari teknologi untuk membantu mempertahankan
sercis yang memuaskan. Masuk ke teknologi RFID, yang menjanjikan lompatan
efisiensi, produktivitas, kenyamanan petugas, dan servis pelnggan serta
membangkitkan semangat besar di dunia perpustakaan.
RFID
merupakan teknologi identifikasi yang relatif baru dan layak diterapkan di
perpustakaan, menjadi alternatif selain
barcode yang telah secara luas digunakan. Kedua teknologi tersebut dapat
berdampungan diterapkan secara bersama dengan menggunakan konfigurasi sistem
RFID yang tersedia dipasaran.
RFID yang dapat diramalkan akan
menggantikan pemakain optical barcode, karena RFID mempunyai beberapa
keuntungan yaitu kemungkinan data dapat dibaca secara otomatis tampa
memperhatikan garis pembacaan, Dapat melewati bahan non konduktor dan mempunyai
kecepatan pembacaan beberapa ratus tag per detik dengan jarak dapat
mencapai 100 meter.[2]
Terdapat banyak kelebihan teknologi
RFID, tetapi juga perlu diperhatikan
keterbatasan dan berbagai permasalahan terutama standar dan privasi sebelum
diterapkan di perpustakaan.
3.2.Jenis RFID
Macam-macam RFID dapat berdasarkan atas :
·
Frekuensi
·
Sumber
Energi
·
Kemampuan
dibaca dan ditulis
3.3.Cara Kerja RFID
Cara kerja dapat
diterangkan sebagai berikut: Label tag RFID yang tidak memilik baterai
antenalah yang berfungsi sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan
magnet dari pembaca (reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk mengirimkan data yang
ada dalam tag label RFID. Data yang
diterima reader diteruskan ke database host computer. Reader mengirim gelombang
elektromagnet, yang kemudian diterima oleh antena pada label RFID. Label RFID
mengirim data biasanya berupa nomor serial yang tersimpan dalam label, dengan
mengirim kembali gelombang radio ke reader. Informasi dikirim ke dan di baca
dari label RFID oleh reader menggunakan gelombang radio. Dalam sistem yang paling
umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan energi gelombang radio yang membangkitkan
label RFID dan menyediakan energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif,
baterai dalam label digunakan untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID
yang efektif, dan fitur tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh/ dikumpulkan
dari label RFID kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi
dengan kabel atau tanpa kabel ke sistem komputer.[3]
Gambar 3.1.1 Cara Kerja RFID melalui sinyal frekuensi radio
3.4.Keterbatasan RFID
- Cost
: label RFID berharga lebih mahal
- Moisture : gelombang radio mungkin terserap oleh uap air dalam produk tersebut
atau lingungan sekitar
- Metal gelombang radio umumnya
terpantul oleh logam. Artinya label tersebut dapat tertutup oleh logam di sekitarnya atau
sinyalnya mungkin melemah
- Electrical interference : gangguan elektronik (misal lampu pijar atau motor listrik ) kadang-
kadang dapat mengganggu komunikasi frekuensi radio
- Accuracy : sukar mengidentifikasi dan membaca suatu label dari banyak label
lainnya di dalam jangkauan reader. Kegagalan
membaca suatu tag tidak diketahui oleh reader
- Over
Compensation : menyimpan
banyak data pada label mungkin berguna, tetapi akan meningkatkan biaya dan
waktu yang diperlukan untuk membacanya, penomoran identitas yang sederhana
sering sudah memadai
- Security
: label yang bisa diperbarui
(update) adalah berguna, tetapi memastikan up-date telah dikerjakan
dengan benar dan oleh pihak yang berwenang adalah penting.[4]
3.5.Resiko RFID
Bentuk – bentuk kemungkinan resiko bahaya RFID :
·
Penyebaran
RFID yang uniersal akan memudahkan timbulnya ancama, keamanan maupun gangguan
privasi. Gangguan yang kemungkinan merupakan ancaman untuk RFID antara lain :
- Serangan
secara fisik yaitu dengan cara tag diambil, ditukar, digores
- Serangan
aktif tidak secara fisik yaitu ikut serta dalam protokol atau menyamar
sebgai pemilik atau reader yang sah dengan melakukan reader sesuka hati
atau pengubahan isi dari tag RFID
- Eavesdrooping
(penyadapan) yaitu mendapatkan duplikasi menyimpan pesan yang ditangkap
untuk digunakan pada pemakaian pengguna lain
- Serangan
denial of service membajiri saluran atau sumber lain dengan pesan yang
bertujuan untuk menggagalkan pengaksesan pemakai lain.[5]
3.6.Standarisasi
Sekarang ini tidak
ada standar RFID yang umum. Sebagian perusahaan menjadi ragu menerapkan RFID
karena potensi masalah kompatibilitas. Beberapa organisasi sedang aktif dalam
standarisasi teknologi RFID. Institusi utama dalam bidang tersebut diantaranya
ISO (International Organization for Standardization) dan EPC Global. Institusi
lain termasuk American National Standards Institute (ANSI), dan Automotive
industry Action Group (AIAG). EPC global yang paling aktif mengerjakan
standarisasi seluruh system RFID dari label sampai integrasi data, bekerja pada
EPC Global Network yang pada awlnya dikembangkan oleh Auto-ID center. [6]
Berikut
ini beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID, yaitu:
·
ISO 10536
·
ISO 14443
·
ISO 15693
·
ISO 18000
·
EPCglobal
BAB III
LAYANAN PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN MANDIRI
3.1.Pelayanan
Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan
tugas yang amat penting dan muara dari semua kegiatan di perpustakaan.
Pelayanan perpustakaan berarti kesibukan yang tiada akhir kecuali pelayanan
perpustakaan dinyatakan ditutup. Bahkan ketika perpustakaan ditutup, tugas
pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta terbebas dari pekerjaan.
Pustakawan di bagian pelayanan masih harus melakukan statistik perpustakaan,
merapikan berkas peminjaman dan kartu buku (terutama bagi perpustakaan yang
belum menerapkan otomasi perpustakaan), melakukan pengrakan (selving) dan lain-lain. Walaupun bagian
pelayanan ini merupakan bagian yang secara langsung berhadapan dengan pemakai
dan mungkin dianggap bagian yang paling penting, namun setiap perpustakaan
harus menyadari bahwa kelancaran layanan perpustakaan juga tergantung kepada
unit-unit lain di perpustakaan. Pelayanan perpustakaan bukan satu-satunya
kegiatan perpustakaan, namun merupakan satu rangkaian kegiatan yang saling
berkaitan satu sama lain.
Secara umum layanan pengguna didefinisikan sebagai aktifitas perpustakaan
dalam memberikan jasa layanan kepada pengguna perpustakaan,
khususnya kepada anggota perpustakaannya.
Jumlah jenis atau macam layanan
pengguna perpustakaan yang dapat diberikan kepada pengguna perpustakaan
sesungguhnya cukup banyak. Namun semua
layanan tersebut penyelenggaraannya
haruslah disesuaikan dengan
kondisi tenaga perpustakaan dan
kebutuhan penggunanya.
3.2.Pelayanan Peminjaman dan Pengembalian Mandiri
Pelayanan
Peminjaman dan Pengembalian Mandiri adalah sebuah layanan yang tercipta dari
adanya pengunaann Radio Frequensi Identification (RFID) dengan memberikan
pelayanan pengembalian dan peminjaman secara mandiri yang dilahkukan oleh
pemustaka sendiri secara individu, dalam pelayanan ini terdapat beberapa hal
yang dapat memperudah berjalananya peminjaman dan pengembalian secara mandiri
diantaranya :
1. Menu yang ditampilkan
lebih mudah
2. Layanan
mandiri lebih cepat
3. Tanda terima
peminjaman atau pengembalian bahan pustaka tercetak, tanggal kembali dan
judul-judul yang dipinjam, sehingga memudahkan untuk diingat.
4. Kendala dalam pelayanan mandiri ini, terkadang
rusak atau mati lampu, sehingga tidak bisa dipakai.[7]
3.3.Pengimbangan
Pengaplikasian Peminjaman dan Pengembalian Mandiri
Dalam pengaplikasian system layanan
ini, harus diimbangi dengan beberapa hal yang dapat membantu pemustaka dalam
mengunakan alat peminjaman mandiri hal ini untuk membantu pemustaka mampu
mengunakan pelayanan tersebut diantaranya :
1.
Memberikan pengenalan dan sosialisasi terhadap
pelayanan mandiri, termasuk pengenalan book drop. Sehingga pemustaka bisa
secara mandiri meminjam dan mengembalikan koleksi secara mandiri.
2.
Memberikan jaminan
keamanan pada koleksi. Dapat terdeteksi dengan baik oleh RFID dan alarm akan
berbunyi dengan sendirinya.
3.
Memudahkan pengguna
dalam melakukan peminjaman maupun pengembalian secara mandiri, dengan book
drop ataupun anjungan mandiri, proses pun dibuat otomatis agar
memudahkan pengguna.[8]
3.4.Proses Peminjaman Buku
Proses peminjaman buku
mandiri dilahkukan oleh individu pemustaka sendiri tanpa bantuan pustakawan
namun hal ini dapat tercipta jika pemustaka mengetahui bagaimana penggunaan
alat peminjaman mandiri ini, maka dibawah ini beberapa point penting dalam
melahkukan peminjaman mandiri dengan proses :
1.
tekan secara sembarang pada layar
2.
tekan tombol scan kartu
3.
tekan pilihan menu peminjaman
4.
Letakkan buku pada Pad Hitam yang dibawah,
minimal pengembalian 1 buku dan maksimal 3 buku secara bersamaan
5.
Tekan pilihan kebali dan cetak struk
peminjaman
6.
Setelah proses peminjaman buku berhasil
di layar monitor akan muncul judul-judul buku yang dikembalikan. Tanda terima
pengembalian akan dicetak secara otomatis.
3.5.Aturan Dalam Proses Peminjaman Mandiri
Dalam
proses peminjaman mandiri ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum
melahkukan peminjaman dimana hal ini bersifat mutlak beberapa peraturan
untuk meminjam bahan pustaka, antara lain:
1. Peminjam buku harus
mempunyai kartu anggota perpustakaan
2. Peminjam tidak
diperkenankan meminjam buku dengan menggunakan kartu orang lain
3. Peminjaman buku
maksimal 3 eksemplar,
4. Peminjam wajib merawat
buku yang dipinjam
5. Menghilangkan atau
merusakkan buku perpustakaan menjadi tanggung jawab peminjam
6.
Batas waktu peminjam 2 minggu
7.
Pengembalian buku terlambat dikenakan sanksi.
3.6.Penjelasan Pelayanan Peminjaman Mandiri
Berikut penjelasan peminjaman untuk pengguna
diantaranya :
1. Anggota perpustakaan
yang akan meminjam buku langsung masuk ke tempat koleksi untuk memilih dan
mencari buku yang akan dipinjam
2.
Anggota perpustakaan mengambil sendiri buku
yang akan dipinjam
3.
Buku yang telah diambil, langsung
dibawa menuju alat peminjaman mandiri
4.
Untuk peminjaman dengan mesin mandiri peminjam
tidak perlu membutuhkan petugas dalam proses peminjaman
3.7.Kendala-Kendala dalam Pelayanan Mandiri
Memang
suatu kenyataan bahwa sebuah sistem teknologi yang dipergunakan dalam suatu
perpustakaan pasti mempunyai kelemahan. disamping keunggulan-keunggulan
yang ditawarkan oleh teknologi pelayanan mandiri, terdapat pula beberapa
kendala dalam pelayanan mandiri dan cara mengatasinya, antara lain:
1.
Terkadang mesin rusak,
sehingga mesin LIBRA self check tidak berfungsi
2.
RFID itu lemah
terhadap metal. Apapun yang berhubungan dengan frekuensi pasti lemah terhadap
metal. Karena metal adalah pemblok, jadinya dapat menghalangi frekuensi. Jadi,
jika ada metal di sekitar area frekuensi RFID, maka frekuensi pada label akan
terblok sehingga reader tidak dapat membaca.
3.
Denda tidak dapat
dideteksi, sehingga jika peminjam terlambat dan mengembalikannya dengan mesin
ini biaya tidak dapat berfungsi.
4.
Teknologi itu selalu
berkembang, karena itu harus diikuti terus dan harus dipelajari.
5.
Perlu perawatan, perlu
tenaga ahli khusus, dan anggarannya masih mahal.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Layanan perpustakaan merupakan
tugas yang amat penting dan muara dari semua kegiatan di perpustakaan.
Pelayanan perpustakaan berarti kesibukan yang tiada akhir kecuali pelayanan
perpustakaan dinyatakan ditutup. Bahkan ketika perpustakaan ditutup, tugas
pustakawan di bagian pelayanan tidak serta merta terbebas dari pekerjaan.
Pelayanan peminjaman dan pengembalian mandiri adalah
sebuah layanan yang diciptakan pada dasarnya untuk membantu pemustaka guna
mempermudah akses di perpustakaan dengan beberapa aspek kelebihan dan juga
kekurangan namun pada sejatinya pelayanan ini akan terus berkembang hingga
segala kekurangan dalam pelayanan mandiri ini mampu berjalan dengan sebagai
mana harapan bersama, dalam pelayanan mandiri ini sangat menitik beratkan pada
pemustaka namun hal ini dapat dikendalikan oleh pustakawan dan perpustakaan
dengan membentuk beberapa kegiatan yang memberikan pelatihan awal untuk
mengunakan alat peminjaman mandiri tersebut hingga terjalin sebuah korelasi
yang baik antara pemustaka dan perpustakaan dalam membangun perpustakaan menuju
pelayanan yang optimal.
4.2.Saran
Dalam
penulisan makalah mungkin terdapat banyak salah kata ataupun kekurangan baik
isinya ataupun lain sebagainya, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel
Kurniawan.2009. Implementasi RFID pada Perpustakaan. Jakarta:Binus
Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Mandiri Dalam
Sistem Peminjaman Dan
Pengembalian Koleksi Di Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia
seminar-ilmu-perpustakaan.html.
[6] Daniel Kurniawan,Implementasi RFID
pada Perpustakaan,(Jakarta:Binus,2009)hal.18
[7] Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Mandiri Dalam Sistem
Peminjaman Dan Pengembalian Koleksi Di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Berbasis Rfid, diakses dari http://ricki-h.blogspot.com/2011/09/makalah-seminar-ilmu-perpustakaan.html.
[8] Persepsi Pemustaka Terhadap Layanan Mandiri Dalam
Sistem Peminjaman Dan Pengembalian Koleksi Di Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia Berbasis Rfid, diakses dari http://ricki-h.blogspot.com/2011/09/makalah-seminar-ilmu-perpustakaan.html.
Post a Comment