Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

Aspek Sosial Informasi Dalam Bidang Politik

Wednesday, 25 March 20150 comments




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
            Di era globalisasi ini bidang informasi dan telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat pesat baik berupa perangkat lunak maupun perangkat kerasnya antara lain komputer,seluler informasi yang mudah dan cepat di akses.perubahan teknologi juga berpengaruh pada perubahan cara hidup masyarakat dan beberapa aspek kehidupan.perkembangan teknologi informasi dan komunukasi yang sangat cepat ini berpengaruh juga terhadap  pribad,aktivitas kehidupan dan cara berpikir.
Perkembangan TI yang sedemikian cepat ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah akses teknologi yang mempengaruhi tatanan masyarakat. Secara umum hampir semua sektor kehidupan melibatkan ICT dalam aktivitas sehari-harinya. Maraknya jasa informasi berbasis elektronik tentu bisa diatur dengan baik oleh pemerintah melihat dari aspek masyarakat tersebut. Secara empirik media elektronik yang berbasisi ICT telah dimanfaatkan oleh para pemikir politik, untuk mempermudahkan akses informasi serta keterbukaan terhadap masyarakat sekitar.

1.2.   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan politik  ?
2.      Bagaimana peranan ict dalam bidang politik ?
3.      Apa-apa saja dampak ict di bidang politik ?

1.3  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui ict di bidang politik
2.      Mampu memahami peranan ict dalam bidang politik
3.      Dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan ict dalam bidang politik.




BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1.   Pengertian Aspek sosial sistem informasi
Aspek sosial sistem informasi adalah sebuah sistem yang  terintegrasi atau sistem -manusia mesin, untuk menyediakan informasi dari prosedur manual atau terkomputerisasi yang mengumpulkan/mengambil,mengolah,[1]menyimpan dan menyebarkan informasi dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan,berdasarkan pekerjaan yang dilakukan dalam lingkup sosial maka sistem komputer perlu di design secara integral sehingga  SI mampu mendukung kegiatan oarang secara maksimal.[2]

2.2.   Pengertian Politik
              Ilmu politik adalah salah satu cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi dan antropologi, dengan demikian ilmu politik berubungan erat dengan dengan ilmu sosial tersebut ,yang objek kajiannya pada manusia sebagai anggota kelompok.Secara etimologis, politik berasal dari kata Yunani polis yang berarti kota atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warganegara,politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.[3]Dengan istilah menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik. Aristoteles melihat politik sebagai kecenderungan alami dan tidak dapat dihindari manusia, misalnya ketika ia mencoba untuk menentukan posisinya dalam masyarakat, ketika ia berusaha meraih kesejahteraan pribadi, dan ketika ia berupaya memengaruhi orang lain agar menerima pandangannya










BAB III
PEMBAHASAN
3.1.  Peranan ICT dalam bidang Politik
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, Information and Communication Technology (ICT) mampu mendekatkan belahan dunia yang berjauhan dengan cepat dan mudah. ICT membuat berita yang terjadi di benua Amerika bisa disaksikan di Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Setiap hari orang bisa menyaksikan Break News di stasiun TV yang menampilkan berbagai berita di belahan bumi, pada saat itu juga. Siaran langsung sepak bola dunia menjadi bukti paling mudah ditangkapnya sinyal oleh pemirsa TV, sampai di pelosok desa. Komunikasi yang menampilkan suara dan gambar, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Yang menjadi kebiasaan harian masyarakat Indonesia adalah sms lewat handphone  antar kawan dan chatting lewat internet.
Pemerintahan yang baik (good goverment) diawali dengan melakukan sesuatu yang benar dan menggunakan ICT yang tepat, sehingga akan tergambar dalam sistem manajemennya, dimana ICT terlibat dalam berbagai hal seperti pengembangan proyek, perencanaan program dan lain-lain.[4]Kebijakan-kebijakan ICT dalam pemerintahan tidak hanya berpengaruh pada sektor bisnis, hiburan, pendidikan, sosial juga pada sektor ekonomi. Akibat ICT akan terjadi perubahan politik, sosial dan ekonomi. Segala perubahan ini menyebabkan terjadinya pergeseran dalam bidang antara lain adalah:
a.       Masyarakat industri ke masyarakat informasi ( kita masih berkutat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri),
b.      Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi ( hightech),
c.       Ekonomi nasional ke perekonomian dunia,
d.      Kebutuhan jangka pendek ke jangka panjang,
e.       Sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi,
f.       Bantuan ke lembaga perpindahan ke swakarsa,
g.      Dari pola hirarki ke jaringan kerja ( networking)
h.      Dari pilihan terbatas ke banyak pilihan.
Melalui ICT lembaga pemerintahan melakukan perluasan dan pemerataan aksesibilitas masyarakat informasi dan sarana komunikasi informasi antaranya:
a.       Universal Service Obligation (USO) : untuk mengurangi kesenjangan akses telekomunikasi di daerah-daerah, termasuk daerah terpencil. Target pemerintah adalah pencapaian seluruh desa dapat berdering pada tahun 2009.
b.      Community Access Point(CAP) : pembentukan sentral-sentral layanan informasi masyarakat diseluruh indonesia dengan penyediaan teknologi informasi dan infrastruktur diberbagai pelosok tanah air.
c.       Palapa Ring :pembangunan jaringan serat optik pita lebar (broadband fiber optic network) ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan memeratakan ketersediaan infrastruktur telekomunikasi sehingga seluruh wilayah tanah air akan terhubungkan.
d.      Broadband Wireless Access (BWA) : untuk mendorong ketersediaan tarif akses internet yang terjangkau (murah) di indonesia, pemerintah akan menambah alternatif penyediaan layanan informasi secara merata ke seluruh wilayah indonesia. 

3.2.  Perspektif Kritis Terhadap ICT di Bidang Politik
Dari hasil beberapa wawancara, bahwa kaum ”Cyber-pesimists”merupakan pendukung perspektif kritis berargumen sebaliknya. Dalam pandangan mereka, penyebaran akses terhadap teknologi informasi akan mengikuti pembelahan status sosial ekonomi. Mereka yang termasuk kalangan miskin tetap tidak akan mampu membangun akses terhadap kemajuan teknologi informasi. Akibatnya, berlawanan dari kaum ”cyber-optimists”, kelompok yang percaya pada pandangan kedua ini berargumen bahwa gap informasi yang sudah muncul sebelum zaman internet akan tetap lebar atau bahkan semakin melebar. Mereka yang kaya dan mampu mengikuti perkembangan teknologi akan memiliki sumber daya baru, yakni penguasaan informasi digital. Sedangkan mereka yang karena kondisi sosial ekonominya tetap atau semakin tertinggal dan semakin jauh dari kemampuan untuk menguasai informasi. Socio-economic divide, pembelahan sosial dan ekonomi yang bisa menyebabkan problem demokrasi, dalam pandangan yang pesimistis ini, akan di ikuti dan diperkuat dengan munculnya digital divide atau pembelahan dan ”kesenjangan digital” [5].
Di bidang politik, kaum ”cyber-optimists” yang merupakan penganut developmentalistik yakin bahwa perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan pendataran piramida penguasaan informasi sehingga setiap warganegara akan memiliki informasi yang memadai untuk mengambil keputusan politik. Ada tiga alasan pokok yang menyertai optimisme ini. Pertama, teknologi informasi ini akan membuka akses lebar-lebar pada semua lapisan masyarakat karena teknologi informasi ini akan mengurangi secara drastis biaya untuk memperoleh informasi. Harga komputer setiap tahun semakin murah dan akses terhadap internet pun semakin mudah. Alasan kedua, ketika seseorang memiliki sambungan internet, informasi yang diperlukan untuk keperluan pembuatan kebijakan politik dan individual akan dengan mudah didapatkan melalui internet. Ketiga, sifat interaktif media baru ini juga akan memperbaiki tingkat responsiveness dan akuntabilitas berbagai lembaga politik (termasuk pemerintah) karena warga dan berbagai kelompok sosial yang ada dalam masyarakat bisa berpartisipasi secara lebih efisien dalam berbagai bentuknya.
Pandangan developmentalistik mempunyai keyakinan bahwa berdasarkan asumsi tersebut maka gapinformasi yang mengikuti dengan gapsosial ekonomi antara lapisan yang kaya dan miskin akan menyurut dan akhirnya menghilang. Pendeknya, internet secara revolusioner akan mengakibatkan pendataran piramida penguasaan informasi; sehingga, dengan demikian, partisipasi politik  akan lebih efektif dan lebih bermakna. Kesetaraan dalam penguasaan informasi akan menghasilkan perbaikan terhadap kualitas pengambilan keputusan berbagai lapisan masyarakat. Hasilnya memang luar biasa, ICT kemudian menjadi ikon baru dalam wilayah ekonomi, politik, dan kebudayaan yang bergerak secara meyakinkan menuju ke masa depan peradaban baru. Sejumlah besar negara maju, lembaga donor, dan swasta meluncurkan dana dan bermacam-macam sumber daya lainnya sebagai perluasan akses komputer dan internet, terutama bagi masyarakat miskin pedesaan di negara-negara berkembang.

3.3.  ICT Dalam Politik Perempuan: Kajian Sosial
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah menjadi wabah yang sangat luas , yang mampu mengubah dunia seperti permainan sulap yang bisa mengubah sesuatu dalam hitungan detik.Massa atau publik dapat dibentuk atau dipengaruhi sesuai dengan keinginan pemilik modal dan penguasa. Penerapan teknologi tersebut telah menciptakan manusia-mesin (l’homme machine) dalam masyarakat modern.Melalui perjalanan yang panjang, ICT membentuk perilaku manusia seperti mesin, yang hidupnya hanya di dasarkan pada stimulus (S) dan response (R). Kemajuan ini secara politik bisa didesain oleh pemiliki sumber informasi dan yang menguasai ICT untuk mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi, dan memprovokasi orang lain untuk kepentingan politiknya. Sebagaimana bahwa kepemimpinan berfungsi untuk melakukan penggalangan massa dengan pembentukan opini, dan untuk mempengaruhi, mendorong, dan mengerakkan orang lain agar berkenan melakukan sesuatu sesuai dengan target yang diharapkan oleh pimpinan.
Kekuatan politik bisa memanfaatkan media cetak dan elektronik untuk mengangkat reputasi seseorang dan juga bisa menjatuhkan orang yang lain untuk kepentingan kekuasaan. Perselingkuhan Bill Clinton, Video mesum anggota DPR RI, dan poligami da’i kondang dimuat di media secara sepektakuler menunjukkan bagaimana media yang memanfaatkan kecanggihan teknologi mampu berbuat dan berpengaruh lebih banyak dari yang disangka publik. Pemimpin politik harus menguasai teknologi informasi dan komunikasi sebagai pelengkap terhadap kekuatan kompetensi, agresi-kreatif, dan kekuasaan yang telah dimiliki.
Dengan kekuatan teknologi beserta kekuatan sifat-sifat potensi diri yang positif, kemampuan diri, dan keahlian sosial, sebagaimana yang telah disebutkan. Yang menarik adalah kecanggihan ICT dirasa lebih sedap jika memerankan perempuan dan kasus di seputar perempuan sebagai bumbunya. Batang rokok yang diselipkan di bibir merah seorang perempuan di layar kaca akan lebih menarik pemirsa iklan rokok tersebut. Perempuan, kekuasaan, dan ekonomi akan terkait erat memperkuat asumsi bahwa perempuan (wanita) adalah penggoda laki-laki di samping kekuasaan (tahta, jabatan), dan harta (kekayaan ekonomi). Mengemas perempuan di multimedia untuk kepentingan politik dirasa cukup efektif. Perempuan yang secara sosial dimasukkan dalam kategori penggoda dan komoditi, mempersulit proses negosiasi jabatan politik yang telah diganjal lebih dulu oleh dasar teologis tentang keharaman pemimpin perempuan oleh sebagaian tokoh agama. Apalagi jika konstruksi dan labelisasi diskriminasi terhadap perempuan ini dikemas lewat media cetak dan elektronik maka kesempatan perempuan untuk menduduki jabatan politik semakin berat untuk direalisasikan atau dibuktikan[6].
Kehadiran teknologi agar bisa efektif implementasinya di masyarakat harus didukung oleh tiga elemen yaitu aspek teknis, organisasi, dan budaya. Secara teknis harus terpenuhi kelengkapan perangkat teknologi yang digunakan. Secara organisator harus ada policy yang mengatur pemanfaatan teknologi pada masyarakat, sementara budaya adalah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat dalam pemanfaatan ICT. Terkait dengan budaya ini, masyarakat Indonesia akan semakin mendekat pada budaya ICT ini dan akan memanfaatkannya secara efektif. Pemimpin politik bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hal ini dapat diketahui lewat kedudukan media massa yang semakin dominan dalam pembentukan opini publik (public opinion) dan terakumulasinya kepemilikan media. Pemilik modal media massa tersebut dapat dipastikan memiliki agenda yang terkait oleh bisnis, politik,atau ideologi. Pertarungan media massa ini akan semakin kuat pada era yang akan datang karena ada pandangan umum yang berkembang di kalangan para kandidat (jabatan politik) bahwa “penguasaan” dan media massa (cetak dan elektronik) merupakan salah satu jaminan akan kelancaran menuju kekuasaan. Untuk kekuasaan, mereka akan melakukan eksploitasi total atas sumber-sumber dan akses pembentukan opini publik.

3.4.  Dampak ICT di Bidang Politik
A.    Dampak positif  ICT dalam bidang politik:
1.      Dalam setiap pemilihan umum terutama untuk pengolahan data perhitungan pemilu
2.      Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.[7] 
3.      Meningkatkan daya saing bangsa.
4.      Memperkuat kesatuan dan persatuan politik  nasional.
5.      Mewujudkan pemerintahan yang transparan terhadap perkembangan politik.
6.      Meningkatkan jati diri bangsa baik di tingkat nasional maupun internasional.


B.     Dampak negatif ICT dalam bidang politik  :
1.      Terjadinya berbagai tindakan kejahatan dengan menggunakan telepon seluler dalam bentuk penipuan.
2.      Semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah mengenai sistem politik suatu negara.
3.      membuka peluang terjadinya cyber crime yang dapat merusak sistem TIK pada e-government. Misalnya kasus pembobolan situs KPU ketika penyelenggaraan Pemilu oleh seorang cracker.
4.      Penggunaan persenjataan canggih dalam suatu politik untuk menyerang pihak lain demi kekuasaan dan kekayaan suatu negara.
5.      Teorisme yang semakin merajalela.
6.      Kurangnya privacy suatu negara akibatnya kerahasiaan yang tidak terjamin dengan semakin canggihnya alat –alat pendeteksi.
7.      Munculnya kejahatan jenis baru






BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
       Ilmu politik adalah salah satu cabang ilmu sosial lainnya yakni sosiologi dan antropologi, dengan demikian ilmu politik berubungan erat dengan dengan ilmu sosial tersebut ,yang objek kajiannya pada manusia sebagai anggota kelompok.
     Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, Information and Communication Technology (ICT) mampu mendekatkan belahan dunia yang berjauhan dengan cepat dan mudah. ICT membuat berita yang terjadi di benua Amerika bisa disaksikan di Indonesia dalam waktu yang bersamaan. Setiap hari orang bisa menyaksikan Break News di stasiun TV yang menampilkan berbagai berita di belahan bumi, pada saat itu juga. Siaran langsung sepak bola dunia menjadi bukti paling mudah ditangkapnya sinyal oleh pemirsa TV, sampai di pelosok desa. Komunikasi yang menampilkan suara dan gambar, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Yang menjadi kebiasaan harian masyarakat Indonesia adalah sms lewat handphone  antar kawan dan chatting lewat internet.
Dampak positif  ICT dalam bidang politik: dalam setiap pemilihan umum terutama untuk pengolahan data perhitungan pemilu, meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing bangsa.
Dampak negatif ICT dalam bidang politik  : terjadinya berbagai tindakan kejahatan dengan menggunakan telepon seluler dalam bentuk penipuan, semakin bebasnya masyarakat mengakses situs pemerintah mengenai sistem politik suatu negara.




DAFTAR PUSTAKA
Konsep dasar sistem informasi di unduh dari http://pamo.staff.gunadarma.ac.id/.../files/4393/SI_01_Konsep_Dasar_SI. pdf pada hari kamis 1 januari 2015 jam 10.15
Aspek sosial dan organisasi di unduh dari http://ww2.ukdw.ac.id/kuliah/info/TI1143/07aspeksosialdanorganisasi.  pdf  pada hari kamis 1 januari 2015 jam 10.00
Konsep dasar politik di unduh dari http://file.upi.edu/.../PIS/Konsep_dasar_Politik.pdf  pada hari senin 5 januari 2015 -jam 10.25
Proses pengembngan kebijkan teknologi informasi dan komunikasi,  diunduh pada dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/197512302001121-CEPI_RIYANA/09_kebijakan_ICT.pdf- hari kamis tanggal 1 januari 2015 – pada jam 09.45
Information dan communication technology (ict  dalam perspektif ekonomi politik media) Di unduh dari http://budi_santoso.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37438/UG%2bjurnal%2bbudi%2bsantoso%2BS... Pada hari jumat 2 januari 2015 jam 02.20

Jurnal studi gender & anak : peran politik perempuan dalam kacamata ict di unduh dari http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/yinyang/article/download/70/69/pdf- pada hari kamis 1 januari 2015 –jam 10.15
Penguasaan, Pemanfaatan dan Pemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  guna Kejayaan Bangsa dalam rangka Ketahanan Nasional, diunduh dari http://www.lemhannas.go.id/portal/images/stories/humas/jurnal/edisi16/jurnal%20edisi%2016_materi%205.pdf-pada hari kamis – pada jam 10.38








[1]  Konsep dasar sistem informasi  di unduh dari -parno.staff.gunadarma.ac.id/.../files/4393/SI_01_Konsep_Dasar_SI.pdf pada hari kamis 1 januari 2015 jam 10.15
[2]   Aspek sosial dan organisasi di unduh dari ww2.ukdw.ac.id/kuliah/info/TI1143/07 AspekSosialDanOrganisasi.pdf  pada hari kamis 1 januari 2015 jam 10.00
[3]           Konsep dasar politik di unduh dari- file.upi.edu/.../PIS/Konsep_dasar_Politik.pdf pada hari senin 5 januari 2015 -jam 10.25



[4]               Proses pengembngan kebijkan teknologi informasi dan komunikasi,  diunduh pada dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/197512302001121-CEPI_RIYANA/09_kebijakan_ICT.pdf- hari kamis tanggal 1 januari 2015 – pada jam 09.45

[5]information dan communication technology (ict  dalam perspektif ekonomi-politik media) Di unduh dari http://budi_santoso.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37438/UG%2BJurnal%2BBudi%2BSantoso%2BS... Pada hari jumat 2 januari 2015 jam 02.20


[6]jurnal studi gender & anak : peran politik perempuan dalam kacamata ict di unduh dari  http://ejournal.stainpurwokerto.ac.id/index.php/yinyang/article/download/70/69/pdf- pada hari kamis 1 januari 2015 –jam 10.15


[7]              Penguasaan, Pemanfaatan dan Pemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)  guna Kejayaan Bangsa dalam rangka Ketahanan Nasional, diunduh dari http://www.lemhannas.go.id/portal/images/stories/humas/jurnal/edisi16/jurnal%20edisi%2016_materi%205.pdf-pada hari kamis – pada jam 10.38


Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger