Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

TANAMAN OBAT, BUNGUR K ECIL, BROJO LINTANG DAN BROTOWALI

Tuesday, 6 January 20150 comments


BUNGUR KECIL
NAMA latinnya adalah lagerstroemia indicia, sedangkan nama daerah sunda, yaitu bungur, di Madura : Bhungor. Deskripsi Tanaman ini termasuk tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi 2-7 cm, percabangan melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau memanjang, ujunh tumpul, pangkal membaji, tepi rata, berwarna hijau tua, panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 cm, tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun. Buahnnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar 8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji.
CARA MENDAPAT BUNGUR KECIL
Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan dengan biji. Perawatannya dengan cara diberi air dan pupuk secara berkala. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada tempat dengan tinggi kurang dari 800 m dengan tanah yang tidak terlalu basah. Informasi pembelian simlisia/tanaman : Unit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka, pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Kulit kayu, daun, akar.
KAHSIAT BUNGUR KECIL
Antikoagulasi (anti-pengedapan darah), nephroprotective (penjaga kesehatan ginja), antioksidan (daun, buah), anti-inflamasi (daun), antimikroba (daun), anti-diare (kayu).
RESEP
Seduhan dingin kulit kayu ditumbuk, diminuma untuk menghentikan murus (diare) tumbukan daunnya digunakan untuk menyembuhkan luka bakar dan pendarahan. Untuk obat yang diminum : Rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian luar : Rebusan bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci bagian tubuh yang sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk ke tempat yang sakit, seperti patah tulang (fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).
1.      Sentri
Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring, dan air saringannya diminum, sehari tiga kali, masing-masing ½ gelas.
2.      Disentri akut, hepatitis menular
Cuci 15 g akar 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring rebusannya, dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi, dan sore hari. Setiap kali minum ½ gelas, dapat ditambah madu secukupnya.
3.      Bisul, koreng
Kering akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur kenntal, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan balut dengan perban. Untuk obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing ½ gelas.
4.      Eksim
Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai mendidih (selama 15 menit). Dalam keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.

Cacatan : Ibu hamil dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat menganggu perkembangan janin.

BROJO LINTANG
BROJO LINTANG dengan nama latin  Belamcanda chinensis merupakan tanaman menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi 50-120 cm. Tanaman ini memiliki bunga cantik sehingga sering digunakan sebagai tanaman hias. Daun brojo lintang merupakan daun tunggal yang menutupi batang, bentuk daunnya lanset dengan ujung runcing dan pangkal terbelah serta tulang daunnya sejajar. Daun memiliki panjang antara 50-60 cm dan lebar 2-4 cm berwarna hijau.
Bunga brojo lintang yang cantik merupakan bunga majemuk berkelamin dua. Bunga ditemukan di ujung batang dengan bentuk kelopak segi tiga memanjang. Benang sari sebanyak 3 buah dengan panjang 1-1,5 cm berwarna kuning. Kepala sarinya pipih berwarna kuning dan putiknya kuning denganmahkota berbentuk bintang, segi enam dan halus berwarna jingga.
Buah brojo lintang berbentuk kotak agak bulat memanjang dengan paruh dan berwarna hijau. Bijinya berbentuk bulat pipih dengan warna putih. Akar brojo lintang yang banyak digunakan berbentuk serabut dengan warna putih kotor.
CARA MENDAPAT BROJO LINTANG
Perbanyakan tanaman brojo lintang ini dapat dilakukan dengan memisahkan anakan atau akarnya. Perawatannya dengan melakukan penyiraman dan pemupukan. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada tempat dengan tanah yang subur dan cukup air. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada tempat dengan ketinggian 200-800 m dpl. Bibit brojo lintang tersedia di Unit Konservasi dan Budidaya Bifarmaka, Pusat Studi Biofarmaka LPPM Institut Pertanian Bogor.
BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN
Akar.
KHASIAT BROJO LINTANG
Bagian brojo lintang yang banyak digunakan ialah akarnya, terutama untuk asma, batuk, nafas dan bau mulut, pencernaan tidak baik, radang amandel dan kerongkongan. Berdasarkan hasil laporan penelitian diketahui bahwa akar ini memiliki aktivitas juga sebagai antitumor dan perada ngan. Selain itu bagian daunnya mampu menghambat enzim a-glucosidase. Efek ini diperlukan oleh penderita diabetes. Selain itu daunya juga memiliki efek antioksidan.

RESEP
-          Sebanyak 5 g akar brojolintang, 3 g  kayu masoyi, 2 helai daun sirih hijau, dan 5 g pastikan kebo digodok dengan 110 ml air. Airnya diminum satu kali sehari sebanyak 100 ml untuk mengobati batuk dan asma.
-          Sebanyak 5 g akar brojonglintang, 1 g buah adas, 2 g rimpang nyamplung dan dua  helai daun sirih hijau dimasak dengan 110 ml air. Air rebusan tersebut digunakan untuk kumur untuk mengatasi radang tenggorokan.

BROTOWALI
Herba brotowali (tiinospora crispa) telah digunakan sebagai tumbuhan obat oleh warga asean karena dipercaya memiliki khasiat dalam menyembuhkan seberbagai penyakit, baik penyakit dalam maupun diluar. Secara tasonomi, brotowali diklarisifikasikan ke dalam divisi Magnoliophyta, kelas magnoliopsida, Ordo Ranuculales family Menisspermaceae, genus Tinospora dan spesies Tinospora Crispa, Brotowali dikenal juga dengan nama Antawali, Bratawali, Putrawali, daun gadel (Jawa) Andawali (sunda), Antawali (bali), Shen jin Teng (china). Botowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai 2,5 m atau lebih,m biasa tumbuh liar dihutan ladang atau tanaman dihalaman dekat pagar dan biasanya ditanam sebagai tumbuhan obat. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat, dan rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai dan berbentuk jantung atau agak berbundar berunjuung lancip dengan panjang 7-12 cm dan lebar 5-10 cm. Bunga kecil, bewarn hijau atuau puith kehijuan. Brotowali menyebar merata hampir diseluruh wilayah indonesia dabn beberapa wilayah lain di asia tenggara dan India. Brtowali tunbuh baik dihutan terbuka atau semak belukar di daerah tropis.
            Brotowali mengandung zat pahit tinokriposid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, kolumbi, kaokulin, atau pikrotoksin, dan beberapa alkaloid seperti aporfin, beberin, dan palmatin. Senyawa yang paling penting  yang terdapat pada batang brotowali diduga merupakan senyawa tinokrisposid yang memiliki aktivitas sebagai antimalaria, antiinflamasi, dan antidiabetes,. Bagian yang digunakan untuk obat adalah batang.

CARA MENDAPATKAN BROTOWALI
Cara memperbanyak tanaman ini sangat mudah yaitu dengan stek batnag. Bibitnya dapau ditemuakan diunit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.

KHASIAT BROTOWALI
Batang herba brotowali secara tradisional secara tradisional digunakan sebagai obat antidiabetes, tekanan darah tinggi, antimalaria, dan penambah nafsu makan. Brotowali dapat memberikan efek farmakologis, yaitu analgenesik (obat yang mengurangi atau meleyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran), antipiretik (obat yang menurunkan suhu tubuh yang  tinggi) , antiinflamasi  (anti perdangan) , antikoagulan (zat yang mencegah pengumpalan darah), tonikum (penambahan nafsu makan) dan diurematik (peluruh air seni). Selain itu dapat mengobati rematik, arthritis, rematik sendi pinggukl (sciatica), memar, demam, merangsang nafsu makan, demam kuning, mencuci koreng, kudis dan luka-luka.

RESEP
1.      Rematik : 1 jari batang brotowali  dicuci dan potong-potong seperlunya. Direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 11/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah madu secukupnya, minum, sehari 3 x ½ gelas.
2.      Demam kuning (iteric) : 1 jari  brotowali direbus dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 11/2 gelas. Diminum dengan madu secukupnya sehari 2x3/4 gelas.
3.      Demam : 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas diingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari 2x1/2 gelas.
4.      Kencing manis atau diabetes mellitus : 1/3 genggam daun sambiloto, 1/3 gengam daun kumis kuncing. ¾ jari +  6 cm batang brotowali di cuci dan potong-potong , direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2x1 gelas.
5.      Kudis (Scabies) : 3 jari batang brotowali, belerang sebesar kemiri, dicuci dan tumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2x.
6.      Luka : Daun brotowali ditumbuk halus, letakan pada luka, diganti 2x perhari. Uttuk mencuci luka. Dipakai air rebusan batang brotowali.
Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger