BUNGUR KECIL
NAMA latinnya
adalah lagerstroemia indicia,
sedangkan nama daerah sunda, yaitu bungur, di Madura : Bhungor. Deskripsi
Tanaman ini termasuk tanaman perdu atau pohon kecil, tinggi 2-7 cm, percabangan
melengkung, pohon berwarna cokelat, halus dan agak mengilap. Daun tunggal,
bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun bentuknya elips atau
memanjang, ujunh tumpul, pangkal membaji, tepi rata, berwarna hijau tua,
panjang 2-7 cm, lebar 1-4 cm. Bunga majemuk bentuk malai, panjang 10-50 cm,
tepi mahkota bunga bergelombang, berwarna merah, putih, atau ungu, keluar dari
ujung tangkai atau ketiak daun. Buahnnya agak bulat, panjang 9-13 mm, lebar
8-11 mm. Bungur kecil dapat diperbanyak dengan biji.
CARA MENDAPAT
BUNGUR KECIL
Perbanyakan tanaman
ini dapat dilakukan dengan biji. Perawatannya dengan cara diberi air dan pupuk
secara berkala. Tanaman ini akan tumbuh dengan baik pada tempat dengan tinggi
kurang dari 800 m dengan tanah yang tidak terlalu basah. Informasi pembelian
simlisia/tanaman : Unit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka, pusat Studi
Biofarmaka LPPM IPB.
BAGIAN YANG
DIGUNAKAN
Kulit kayu, daun,
akar.
KAHSIAT BUNGUR
KECIL
Antikoagulasi
(anti-pengedapan darah), nephroprotective (penjaga kesehatan ginja),
antioksidan (daun, buah), anti-inflamasi (daun), antimikroba (daun), anti-diare
(kayu).
RESEP
Seduhan dingin
kulit kayu ditumbuk, diminuma untuk menghentikan murus (diare) tumbukan daunnya
digunakan untuk menyembuhkan luka bakar dan pendarahan. Untuk obat yang diminum
: Rebus 15-30 g akar, lalu air rebusannya diminum.
Untuk pemakaian
luar : Rebusan bahan segar secukupnya, lalu airnya digunakan untuk mencuci
bagian tubuh yang sakit. Selain itu, giling bahan kering sampai membentuk
serbuk. Selanjutnya, bubuhkan serbuk ke tempat yang sakit, seperti patah tulang
(fraktur), bisul, koreng, abses, eksim, dan radang payudara (mastitis).
1. Sentri
Rebus 20 g daun atau akar dalam tiga gelas air bersih
sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring, dan air saringannya diminum,
sehari tiga kali, masing-masing ½ gelas.
2. Disentri akut, hepatitis menular
Cuci 15 g akar 15 g daun bungur kecil, lalu rebus dalam
tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring
rebusannya, dan bagi menjadi dua bagian untuk dua kali minum, pagi, dan sore
hari. Setiap kali minum ½ gelas, dapat ditambah madu secukupnya.
3. Bisul, koreng
Kering akar atau bunga bungur kecil secukupnya, lalu
giling sampai halus. Tambahkan arak putih secukupnya sampai berbentuk bubur
kenntal, kemudian oleskan ke bagian tubuh yang sakit dan balut dengan perban.
Untuk obat yang diminum, rebus 30 g akar dalam tiga air sampai tersisa satu
gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali,
masing-masing ½ gelas.
4. Eksim
Cuci akar atau daun secukupnya sampai bersih, lalu rebus dalam air sampai
mendidih (selama 15 menit). Dalam keadaan hangat, ramuan ini dapat dipakai
untuk mencuci bagian tubuh yang terkena eksim.
Cacatan : Ibu hamil
dilarang minum rebusan tumbuhan obat ini karena dapat menganggu perkembangan
janin.
BROJO LINTANG
BROJO LINTANG
dengan nama latin Belamcanda chinensis merupakan tanaman
menahun yang tumbuh tegak dengan tinggi 50-120 cm. Tanaman ini memiliki bunga
cantik sehingga sering digunakan sebagai tanaman hias. Daun brojo lintang
merupakan daun tunggal yang menutupi batang, bentuk daunnya lanset dengan ujung
runcing dan pangkal terbelah serta tulang daunnya sejajar. Daun memiliki
panjang antara 50-60 cm dan lebar 2-4 cm berwarna hijau.
Bunga brojo lintang
yang cantik merupakan bunga majemuk berkelamin dua. Bunga ditemukan di ujung
batang dengan bentuk kelopak segi tiga memanjang. Benang sari sebanyak 3 buah
dengan panjang 1-1,5 cm berwarna kuning. Kepala sarinya pipih berwarna kuning
dan putiknya kuning denganmahkota berbentuk bintang, segi enam dan halus
berwarna jingga.
Buah brojo lintang
berbentuk kotak agak bulat memanjang dengan paruh dan berwarna hijau. Bijinya
berbentuk bulat pipih dengan warna putih. Akar brojo lintang yang banyak
digunakan berbentuk serabut dengan warna putih kotor.
CARA MENDAPAT BROJO
LINTANG
Perbanyakan tanaman
brojo lintang ini dapat dilakukan dengan memisahkan anakan atau akarnya.
Perawatannya dengan melakukan penyiraman dan pemupukan. Tanaman ini akan tumbuh
dengan baik pada tempat dengan tanah yang subur dan cukup air. Tanaman ini akan
tumbuh dengan baik pada tempat dengan ketinggian 200-800 m dpl. Bibit brojo
lintang tersedia di Unit Konservasi dan Budidaya Bifarmaka, Pusat Studi
Biofarmaka LPPM Institut Pertanian Bogor.
BAGIAN TANAMAN YANG
DIGUNAKAN
Akar.
KHASIAT BROJO
LINTANG
Bagian brojo
lintang yang banyak digunakan ialah akarnya, terutama untuk asma, batuk, nafas
dan bau mulut, pencernaan tidak baik, radang amandel dan kerongkongan.
Berdasarkan hasil laporan penelitian diketahui bahwa akar ini memiliki
aktivitas juga sebagai antitumor dan perada ngan. Selain itu bagian daunnya
mampu menghambat enzim a-glucosidase. Efek ini diperlukan oleh penderita
diabetes. Selain itu daunya juga memiliki efek antioksidan.
RESEP
-
Sebanyak 5 g akar
brojolintang, 3 g kayu masoyi, 2 helai
daun sirih hijau, dan 5 g pastikan kebo digodok dengan 110 ml air. Airnya
diminum satu kali sehari sebanyak 100 ml untuk mengobati batuk dan asma.
-
Sebanyak 5 g akar
brojonglintang, 1 g buah adas, 2 g rimpang nyamplung dan dua helai daun sirih hijau dimasak dengan 110 ml
air. Air rebusan tersebut digunakan untuk kumur untuk mengatasi radang
tenggorokan.
BROTOWALI
Herba brotowali (tiinospora crispa) telah digunakan
sebagai tumbuhan obat oleh warga asean karena dipercaya memiliki khasiat dalam
menyembuhkan seberbagai penyakit, baik penyakit dalam maupun diluar. Secara
tasonomi, brotowali diklarisifikasikan ke dalam divisi Magnoliophyta, kelas
magnoliopsida, Ordo Ranuculales family Menisspermaceae, genus Tinospora dan
spesies Tinospora Crispa, Brotowali dikenal juga dengan nama Antawali,
Bratawali, Putrawali, daun gadel (Jawa) Andawali (sunda), Antawali (bali), Shen
jin Teng (china). Botowali merupakan tumbuhan merambat dengan panjang mencapai
2,5 m atau lebih,m biasa tumbuh liar dihutan ladang atau tanaman dihalaman
dekat pagar dan biasanya ditanam sebagai tumbuhan obat. Batang sebesar jari
kelingking, berbintil-bintil rapat, dan rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai
dan berbentuk jantung atau agak berbundar berunjuung lancip dengan panjang 7-12
cm dan lebar 5-10 cm. Bunga kecil, bewarn hijau atuau puith kehijuan. Brotowali
menyebar merata hampir diseluruh wilayah indonesia dabn beberapa wilayah lain
di asia tenggara dan India. Brtowali tunbuh baik dihutan terbuka atau semak
belukar di daerah tropis.
Brotowali mengandung zat pahit
tinokriposid, damar lunak, pati, glikosida, pikroretosid, harsa, kolumbi,
kaokulin, atau pikrotoksin, dan beberapa alkaloid seperti aporfin, beberin, dan
palmatin. Senyawa yang paling penting
yang terdapat pada batang brotowali diduga merupakan senyawa
tinokrisposid yang memiliki aktivitas sebagai antimalaria, antiinflamasi, dan
antidiabetes,. Bagian yang digunakan untuk obat adalah batang.
CARA MENDAPATKAN
BROTOWALI
Cara memperbanyak
tanaman ini sangat mudah yaitu dengan stek batnag. Bibitnya dapau ditemuakan
diunit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.
KHASIAT BROTOWALI
Batang herba
brotowali secara tradisional secara tradisional digunakan sebagai obat
antidiabetes, tekanan darah tinggi, antimalaria, dan penambah nafsu makan.
Brotowali dapat memberikan efek farmakologis, yaitu analgenesik (obat yang
mengurangi atau meleyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran),
antipiretik (obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi) , antiinflamasi (anti perdangan) , antikoagulan (zat yang
mencegah pengumpalan darah), tonikum (penambahan nafsu makan) dan diurematik
(peluruh air seni). Selain itu dapat mengobati rematik, arthritis, rematik
sendi pinggukl (sciatica), memar, demam, merangsang nafsu makan, demam kuning,
mencuci koreng, kudis dan luka-luka.
RESEP
1. Rematik : 1 jari batang brotowali dicuci dan potong-potong seperlunya. Direbus
dengan 3 gelas air sampai menjadi 11/2 gelas. Setelah dingin disaring, ditambah
madu secukupnya, minum, sehari 3 x ½ gelas.
2. Demam kuning (iteric) : 1 jari brotowali direbus dan dipotong-potong,
direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 11/2 gelas. Diminum dengan madu
secukupnya sehari 2x3/4 gelas.
3. Demam : 2 jari batang brotowali direbus dengan 2 gelas
air sampai menjadi 1 gelas diingin, diminum dengan madu secukupnya. Sehari
2x1/2 gelas.
4. Kencing manis atau diabetes mellitus : 1/3 genggam daun
sambiloto, 1/3 gengam daun kumis kuncing. ¾ jari + 6 cm batang brotowali di cuci dan
potong-potong , direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Diminum
setelah makan, sehari 2x1 gelas.
5. Kudis (Scabies) : 3 jari batang brotowali, belerang
sebesar kemiri, dicuci dan tumbuk halus, diremas dengan minyak kelapa
seperlunya. Dipakai untuk melumas kulit yang terserang kudis. Sehari 2x.
6. Luka : Daun brotowali ditumbuk halus, letakan pada luka,
diganti 2x perhari. Uttuk mencuci luka. Dipakai air rebusan batang brotowali.
Post a Comment