Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

TANAMAN OBAT BURNI, CABE RAWIT, DAN CAKAR AYAM

Tuesday, 6 January 20150 comments


BURNI
Buni (Antidesma bunius (L) Spreng) adalah pohon penghasil buah yang dapat dimakan. Buah buni kecil-kecil berwarna berwarna merah, dan tersusun dalam satu tangkai panjang, menyerupai rantai (ranti). Buni termasuk tumbuhan yang sudah jarang dijumpai di perkarangan. Buahnya dapat dimakan sebagai buah meja. Dibuat selai, atau difermentasi menjadi minuman alkohol di filipina  dan Jawa. Nama-nama lainya ialah boni, huni (sunda), wuni (jawa), bignai (filipina). Nama lokal ialah barune huni, gedeh, wera (sunda), wuni (jawa); burneh (madura), buni katakuti, kutikata (maluku); bune tedong (makasar); U ye cah (China). Sifak kimia dan farmakologis yaitu rasa asam, peluruh keringat, hilangakan racun, hilangkan haus dan meningkatkan sirkulasi darah.
            Pohon buah, tinggi 15-10 m, daun tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulatnya. Bulat telur sunsang sampai lanset, panjang 9-25 cm, tepi rata agak bergelombang, ujung meruncing, pangkal tumpul, daun muda warnanya hijau muda, setelah tua menjadi hijau tua. Buni berumah dua, bunga dalam tandan, keluar dari ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya kecil-kecil panjang sekitar 1 cm, bentuknya elips berwarna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman dan rasanya manis sedikit asam. Biji pipih dengan rusuk berbentuk jala. Daun muda rasanya sedikit asam, dapat disayur atau dimakan mentah sebagai lalab. Buah muda dirujak dengan buah lain, sedang yang masak dapat dimakan langsung, ekstrak dengan brandi, dibuat selai atau sirup. Daunnya oteh pembuat jamu disebut mojar, biasa dipakai untuk campuran ramuan jamu kesehatan. Daun, ranting dan buah adalah bagian yang digunakan. Kulit batang rasanya sepat, mengandung sedikit alkaloida yang beracun. Daun mengandung fredelin.
CARA MENDAPAT BUNI
Perbanyakan dengan biji atau okulasi. Pohon ini tersebar di Asia Tenggara dan Australia, di Jawa tumbuh liar hutan atau ditanam dihalaman dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.400 m dpl. Perawatannya dengan memupukan, pengedalian hama dan gulma serta penyiraman air yang cukup. Tanaman bni dapat diperoleh di Unit Konservasi Budidaya Biofarmaka LPPM IPB.
BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN
Dan, buah.
KHASIAT BUNI
Kurang darah, darah kotor, tekanan darah tinggi, jantung berdebar, batuk, gangguan pencernaan, sifilis dan kencing manis.
RESEP
Untuk diminum : 3-5 buah masak atau 15-30 daun, rebus.
Pemakaian luar : Daun dicuci bersih lalau digiling halus, bubuhkan pada luka sifilis atau bisul pada anak-anak.

CABE RAWIT
CABE RAWIT merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 50-100 cm. Pohonnya bercabang banyak, berdaun tunggal dengan bentuk helaian bulat telur dengan ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, dan pertualangan menyirip. Daun berwarna hijau dengan panjang 5-9,5 cm dan lebar 1,5-5,5 cm. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarn aputih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Cabe rawit merupakan tanaman budidaya dan terkategori sebagai tanaman sayur. Tanaman tumbuh baik pada tanah yang cenderung kering dengan ketinggian 0.5-1.25 m dpl. Buah cabe berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjangnya 1-3 cm dan lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Buah cabe rawit memiliki bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwana putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buah cabai rawit digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, asinan, dan sambal/saus. Daun muda dapat dikukus untuk dilahap. Nama latin cabe rawit ialah Capsicum frutescens.
CARA MENDAPATKAN TANAMAN CABE RAWIT
Tanaman ini biasanya diperbanyakan secara generatif (biji). Bibit tanaman cabai rawit siap tanam dapat diperoleh di Kebun Percobaan Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB.
BAGIAN TANAMAN YANG DIGUNAKAN
Buah, daun.
KHASIAT CABE RAWIT
Cabe rawit memiliki rasa pedas dan panas sehingga sering digunakan sebagai obat antirematik, obat sakit otot, sakit gigi, dan banyak digunakan sebagai campuran obat gosok di samping itu secara empiris telah digunakan untuk mengobati sakit perut dan perut kembung, batuk, dan asma.
Senyawa capsicin pada cabe rawit dilaporkan memiliki aktivitas hipoglikemik. Dengan menurunkan kadar gula dalam darah, dan mampu meningkatkan kadar insulin. Biji cabe rawit memiliki aktivitas antifungi cabe rawit juga dapat melindungi dari stress aksidatif karena berfungsi sebagai antioksidan. Disamping aktivitas yang telah disebutkan di atas, secara empiris cabe rawit banyak digunakan juga untuk menambah nafsu makan dan melegakan hidung tersumbat. Dilaporkan juga khasiat cabe rawit untuk mengurangi penggumpalan darah dan menurunkan kadar kolesterol.
RESEP
1.      Sakit perut
Daun muda segar dicuci lalu giling sampai halus. Ditambahkan sedikit kapur sirih, lalu diaduk sampai rata. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian perut yang sakit.
2.      Rematik
10 buah cabai rawit digiling sampai halus, ditambahkan ½ sendok teh kapur sirih dan air perasan jeruknipis, lalu diaduk sampai rata. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

CAKAR AYAM
TANAMAN  cakar ayam memiliki nama latin Selaginella doederleinii  Hieron. Di beberapa daerah tanaman yang memang berbentuk seperti cakar ini lebih dikenal dengan rumput solo, cemara kipas gunung (Jawa), paku rane (Sunda), menter (Jakarta), tai lantuan (Madura), usia (Ambon), sikili batu dan lingonai (Minangkabau). Sedangkan di China, tanaman ini juga dikenal dengan nama shi shang be  atau juan bai.
Cakar ayam merupakan tanaman paku-pakuan dengan batang bulat dan liat yang tumbuh tegak setinggi 15-35 cm. Batangnya juga bercabang-cabang seperti garpu, tanpa pertumbuhan skunder dan berwarna putih kecoklatan daunnya kecil-kecil, halus berukuran 4-5x2 mm. Bentuknya jorong, dengan ujung meruncing dan pangkal rata. Warna daun bagian atas hijau tua dan bagian bawah hijau muda. Daun tersusun berhadapan sampai ke percabangan, di kiri dan kanan sepanjang batang, menyerupai cakar ayam ayam dengan sisiknya. Spora berupa 28 sroangium tereduksi berwarna putih, terdapat diketiak daun. Akarnya berupa akar serabut berwarna cokelat kehitaman yang muncul dari percabangan batang yang berdaun. Tanaman ini bisa terdapat di tepi-tepi sungai, batu-batuan basah, atau di dinding tebing atau jurang basah dengan hawa dingin dan tempat yang berteduh.
Cakar ayam mengandung alkalid, saponin, dan fitosterol. Selain itu cakar ayam juga diketahui mengandung alkaloid glikosida, lignan, fenilpropanon dan biflavonoid.
CARA MENDAPAT CAKAR AYAM
Perbanyakan tanaman menggunakan stump (bibit yang berasal dari semai yang telah dihilangkan seluruh daun dan bulu-bulu akarnya sehingga yang tersisa hanya sebagian batang dan sebagian akar utama). Perawatan  dengan penyiraman dengan  cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Cakar ayam tumbuh liar di ketinggian 400-750 m dpl. Informasi pembelian simplisia/tanaman: Di Unit Konservasi dan Budidaya Biofarmaka, Pusat Studi Biofarmaka IPB.

BAGIAN TANAMAN
Daun.

KHASIAT CAKAR AYAM
Cakar ayam diketahui berkhasiat untuk menurunkan panas dan lembab, melancarkan aliran darah, anti toksin, menghentikan pendarahan, mengobati koreng dan mengurangi bengkak, serta mengobati penyakit yang berhubungan dengan saluran nafas seperti batuk infeksi saluran nafas, radang paru dan tonsilitis, bahkan berpotensi sebagai antikanker pada kanker tenggorokan. Selain itu, cakar ayam juga berkhasiat untuk mengobati penyakit hepatitis, infeksi saluran kencing, perut busung, keputihan dan patah tulang. Cakar ayam juga berpotensi memiliki aktivitas antioksidan. Seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, selain rematik, atau jika direbus dan air rebusanya diminum berkhasiat untuk mengobati diare.

RESEP
1.      Kanker
60 g cakar ayak kering direbus 3-4 jam dengan api kecil. Air rebusan diminum setelah dingin.
2.      Batuk, radang paru, radang tenggorokan, radang amandel
30 g cakar ayam direbus dan air rebusanya diminum
3.      Patah tulang
15-30 g cakar ayam segar direbus dan air rebusanya diminum. Jika patah tulang tertutup, bisa digunakan untuk pengobatan luar, dengan melumatkan cakar ayam dan ditempelkan pada bagian yang patah.
Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger