Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Tuesday, 6 January 20150 comments



LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.    Pengertian
      Terapi cairan intravena memberikan cairan tambahanyang mengandung komponen tertentu yang diperlukan tubuh secara terus menerus selama periode tertentu. Cairan bisa bersifat isotonis (NACL 0,9%, Dekstrose 5% dalam air, Ringer Laktat / RL), ataiu hipotonis, (Dekstrosa 10% dalam NACL, Dekstrosa 10% dalam air, Dekstrosa 20% dalam air).

B.     Tujuan
1.      Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.      Memulihkan keseimbangan asam-basa
3.      Memulihkan volume darah
4.      Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat – obatan.

C.    Persiapan Alat dan Bahan.
1.      Standar infuse
2.      Infuse set
3.      Cairan infuse sesuai program medis
4.      Jarum infuse sesuai ukuran (abbocath, wing needle)
5.      Pengalas
6.      Torniket
7.      Kapas alkohol
8.      Plester gunting
9.      Kassa steril
10.  Betadine
11.  Sarung tangan




D.    Prosedur Kerja
1.      Lakukan verifikasi order yang ada untuk pemeriksaan.
2.      Mencuci tangan
3.      Siapkan alat
4.      Memasang sampiran
5.      Membrikan salam
6.      Memperkenalkan nama perawat
7.      Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga
8.      Menjelaskan tentang kerahasiaan
9.      Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum tindakan
10.  Memulai tindakan dengan prosedur
11.  Hubungkan cairan dengan infuse dengan menusukkan  kebagian karet atau akses selang kebotol infuse
12.  Isi cairan kedalam infuse set dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
13.  Menggulung lengan baju klien
14.  Letakkkan pengalas dibawah lengan yang akan dilakukan penginfusan
15.  Lakukan pembendungan dengan torniket (karet pembendung) 10-12 cm diatas penusukan dan menganjurkan klien mengepal dan membuka beberapa klai, palpasi dan pastikan vena yang akan distusuk
16.  Menggunakan sarung tangan
17.  Desinfektan daerah yang ditusuk dengan kapas alkohol
18.  Lakukan penususkan apada vena dangan meletakkan ibu jari debawah vena di posisi jarum (abbocath) mengarah keatas
19.  Perhatikan keluarnya darah dari jarum (abbocath). Apabila penususkan mengeluarkan darah dari jarum maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil menerukan tusukan kedalam vena
20.  Setelah jarum infuse bagian dalam dilepaskan, tahan bagian atas vena dengan selang infuse
21.  Buka pengatur tetesan dan atur sesuai dengan dosis yang diberikan
22.  Mengoleskan dengan salap betadine diatas penusukan
23.  Memfiksasi posisi jarum dengan plaster, letakkan kassa steril diatasnya. Atur kassa steril pada lokasi jarum supaya berjendela agar mudah dievaluasi terhadap tanda – tanda inflamasi
24.  Tulis tanggal dan waktu pemasangan infuse serta ukuran jarum (abbocath)
25.  Lepaskan sarung tangan dan bereskan alat
26.  Merapikan kembali baju dan posisi pasien.






















LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL

A.    Pengertian
1.      Pengukuran TTV (pernafasan) adalah menghitungjumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti oleh ekspresi selama 1 menit.
2.      Pengukuran TTV ( nadi) adalah menghitung frekuensidenyut nadi( loncatan aliran darah yang dapat teraba yang terdapat diberbagai titik anggota tubuh melalui perabaan pada nadi,yang lazim diperiksa atau diraba pada radialis.
3.      Pengukuran TTV (suhu) adalah mengukur suhu tubuh menggunakan thermometer yang dipasangkan dimulut ,axial dan rectal.

B.     Tujuan
1.      Pernafasan
a.       Untuk mengetahui keadaan umum pasien
b.      Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam rentan 1 menit
c.       Mengikutiperkembangan penyakit
d.      Membantu menegakkan diagnosis.
2.      Nadi
a.       Mengetahui benyut nadi dalam rentan waktu  1 menit
b.      Mengetahui keadaan umum  pasien
c.       Mengetahui integritas system kardiovaskuler
e.       Mengikuti perjalanan penyakit
3.      Suhu
a.       Mengetahui tubuh pasien untuk menentukan tindakan keperawatan
b.      Membantu menegakkan diagnosis.

C.    Indikasi
1.      Pada pasien yang baru masuk dan akan dirawat
2.      Secara rutin pada pasien yang dirawat
3.      Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan pas
D.    Persiapan alat
1.      Pernafasan ( stop watch ,pena dan buku)
2.      Nadi ( stopwatch,pena dan buku )
3.      Suhu )thermometer aksila/rectum/mulut ,tissue ,air bersih,air sabun,air desinfectan,savlon didalam bitol ,pena dan buku,

E.     Tahap Kerja
1.      Member kesempatan pada pasien dan keluarga unuk bertanya sebelum tindakan dimulai
2.      Menggunakan sarung tangan
3.      Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian  sesuai dengan prosedur
4.      Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
a.       Penilaian pernafasan
b.      Menjelaskan prosedur pada pasien bila hanya kusus menilai pernafasan
c.       Membuka baju pasien bila perlu untuk  mengobservasi gerakan dada
d.      Menentukan irama pernafasan
e.       Menghitung pernafasan selama 1 menit
f.       Mendengarkan bunyi pernafasan ,kemungkinan ada bunyi abnormal
g.      Mencuci tangan ; penilaian denyut nadi
h.      Mengatur posisi pasien dengan nyaman dan rileks
i.        Menekan kulit pada area arteriradialis dean menggunakan 3 jari yang kemudian meraba denyut nadi
j.        Menekan arteri radialis kuat dengan menggunakan jari-jari 1 menit,jika tidak teraba denyutan ,jari-jari digeser kekanan atau kekiri hingga denyut nadi dapat dirasakan
k.      Denyut pertama akan terasa kuat,jika denyut hilang maka tekan kembali hingga denyut teraba kembali
l.        Mencuci tangan  : Penilaian suhu pada axial
m.    Mengamati angka yang ditunjuk air raksa dengan benar
n.      Menurunkan ar raksa bila perlu
o.      Mengatur posisi pasien
p.      Meletakkan termimeter diketiak tangan kanan atau tangan kiri dengan posisi ujung thermometer dibawah kemudian pasien disuruh menjepit thermometer dengan cara  tangan kanan / kiri memegang bahu bersilangan
q.      Menunggu sekitar 5 menit
r.        Mengambil thermometer setelah 5 menit kemudian lap thermometer dengan cara berputar dari urutan yang paling bersih ke urutan yang paling kotor
s.       Membaca hasil pengukuran suhu yang ditujukan air raksa denga segera
t.        Mrapikan baju dan posisi pasien senyaman mungkin
u.      Mencelupkan thermometer dengan urutan air savlon,air sabun dan bilas dengan air bersih
v.      Mengeringkan thermometer dengan menggunakan tissue
w.    Mengembalikan atau menurunkan posisi air raksa
x.      Mencuci tangan
y.      Dokumentasikan.













LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
TERAPI OKSIGEN
A.    Pengetian
Suatu tata cara pemberian bantuan gas oksigen pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan kedalam paru melalui saluran pernafasan menggunakan alat khusus
B.     Tujuan
1.      Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
2.      Membantu kelancaran metabolisme
3.      Sebagai tindakan pengobatan
4.      Mencegah hipoksia
5.      Mengurangi bebab kerja alat nafas dan jantung
C.    Indikasi
1.      Klien dengan kadar O2 arteri rendah dan hasil analisa gas darah
2.      Klien dengn peningkatan kerja nafas,dimana tubuh berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot otot tambahan pernafasan
3.      Klien dengan peningkatan kerja miokard,dimana jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat
D.    Kontraindikasi
1.      karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan tinggi
2.      infeksi saluran nafas atas,cedera paru,tumor ganas
3.      penyakit menular lain dan mengindap gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup.



E.     Persiapan alat
1.      Tabung O2 lengkap dengan manometer
2.      Mengukur aliran (flowmeter)
3.      Botol pelembab berisi air steril / aquadest
4.      Selang O2
5.      Plester
6.      kapas alkohol
F.     Prosedur khusus
1.      Atur posisi semifoler
2.      Slang dihubungkan
3.      Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu dengan kapasa alkohol
4.      Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5.      Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
6.      Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokte
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1.      Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi? Lihat angka pada manometer
2.      Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal kelubang hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya posisi kateter diperbaiki
3.      Bila memakai oksigen,  tetap/masih sianosis segera  lapor dokter











LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
PEMASANGAN INFUS

A.    Pengertian
Pemasangan infus adalah teknik yang mencakup penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku seperti angiokateler atau dengan jarum yang di sambungkan.

B.     Tujuan.
1.      Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit.
2.      Infuse pengobatan dan pemberian nutrisi
3.      Memulai dan mempertahankan terapi cairan IV.

C.    Indikasi
1.      Pendarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan kompenen darah)
2.      Trauma abdomen berat (kehilangan cairan tubuh dan kompenen darah)
3.      Fraktur kususnya didaerah pelvis dan femur (kehilangan cairan tubuh dan kompenen darah)
4.      Serangan panas ( kehilanagn cairan tubuh pada dehidrasi )
5.      Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
6.      Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
7.      Semua trauma kepala,dada dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan kompenen darah).

D.    Kontraindikasi
1.      Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
2.      Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3.      Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
E.     Persiapan Alat
1.      Cairan infus
2.      Infus set
3.      jarum infuse (20-22G untuk dewasa, 24-26G untuk anak-anak)
4.      pengalas
5.      tourniquet (untuk membendung aliran darah vena)
6.      kapas alcohol
7.      plaster
8.      gunting
9.      pencukur rambut
10.  kassa steril
11.  betadin
12.  bengkok
13.  sarung tangan sekalipakai
14.  spolk (bila perlu)

F.     Prosedur Kerja
1.      siapkan peralatan dan bawa ke dekat klien
2.      cuci tangan
3.      siapkan cairan infuse dan infuse set
4.      buka kemasan steril dengan menggunakan tekhnik aseptic
5.      periksa larutan dengan menggunaan “lima tepat” : tepat klien,tepat obat (tanggal kadaluarsa),waktu,dosis (tetesan infuse yang di butuhkan),rute (jalan yang diberikan melalui IV)
6.      Yakinkan tambahan resep (missal : kalium dan vitamin) telah di tambahkan. Observasi kebocoran kantung cairan.
7.      buka penutup botol invus dan buka set infuse dengan mempertahankan sterilitas dari kedua ujung.
8.      tempatkan klem rol kurang lebih 2-5 cm di bawah ruang drip dan gerakkan klem rol pada posisi “off”
9.      lepaskan pembungkus lubang slang IV pada kantung larutan IV plastic. Tusukkan set infuse ke dalam kantung cairan atau botol.
10.  NB=jangan menyentuh jarum penusuk botol infuse karena bagian ini steril.jika misal jarum jatuh kelantai, buang slang IV tersebut dang anti dengan yang baru.
11.  aliran larutan IV pada slang infuse. Tekan ruang drip dan lepaskan, ini memungkinkan pengisian 1/3 sampai ½ penuh.
12.  pelindung jarum tidak di lepas dan lepaskan klem rol untuk memungkinkan cairan mengalir dari ruang drip melalui slang ke adapter jarum. Kembalikan klem rol ke posisi “off” setelah slang terisi.
13.  Keluarkan udara dari slang dan biarkan slang terisi larutan. Penutupan klem mencegah kehilangan cairan yang tidak sengaja.
14.  Yakinkan slang bersih dari udara dan gelembung udara.
15.  Pasang perlak
16.  Siapkan alat2 yang tidak steril:
a.       Pasang perlak dibawah tangan/area yang akan di infuse
b.      Siapkan plester ukuran 1.25 panjang ± 9cm
c.       Siapkan kasa steril
d.      Buka insersi bevel
17.  pasang tourniquet ± 5-7 inchi / 10-15 cm di atas / di daerah yang akan ditusuk
18.  Kenakan sarung tangan (tangan kanan steril tangan kiri bersih)
19.  Bersihkan daerah penusukan dengan kapas alcohol dengan arah melingkar dari tengah ketepi
20.  Lakukan fungsi vena. Fiksasi vena dg meregangkan kulit berlawanan dg arah insersi 5-7 cm dari arah distal ke tempat fungsi vena
21.  Lihat aliran balik melalui srelang jarum aliran balik darah di ONC,yang mengindikasikan bahwa jarum telah memasuki vena. Jika sudah terasa pas masuk ke vena  insersi bevel di landaikan dan di masukkan sampai penuh
22.  Stabilkan kateter dg salah satu tangan ,lepaskan tourniquet dan lepaskan stylet dari ONC, tekan ujung area penusukan.
23.  Hubungkan adapter jarum infuse ke hub ONC atau jarum. Jangan sentuh titik masuk adapter jarum atau bagian dalam hub ONC .
24.  Lepaskan klem penggeser untuk memulai aliran infuse dengan kecepatan tertentu untuk mempertahankan kepetenan selang intra vena.
25.  Fiksasi kateter IV atau jarum:
26.  Lepaskan sarung tangan sebelah kiri
27.  Tempelkan plester kecil(1-25 cm) di bawah hub kateter dg sisi perekat kearah dan silangkan plester diatas hub.
28.  Berikan sedikit larutan atau salep yodium-povidin pada tempat pungsi vena. Biarkan larutan mengering sesuai dengan kebijakan lembaga.
29.  Tempelkan plester kecil yang kedua, langsung silangkan ke hub kateter.
30.  tempatkan kasa balutan yang berukuran 4 cm di atas fungsi vena dan hub kateter. Jangan menutupi hubungan antara selang intravena dan hub kateter. Tempelkan 2 lembar plaster mengikuti panjang kasa atau sepanjang 9 cm. sarung tangan dapat di lepas supaya tidak menempel ke plaster
31.  Fiksasi selang infuse ke kateter dengan sepotong plester berukuran 2,5 cm.
32.  Buang sarung tangan dan rapikan alat yang sudah di gunakan ,selanjutnya cuci tangan
33.  Tulis tanggal ,waktu pemasangan selang IV ,ukuran jarum, dan tanda tangan serta inisial perawat pada plaster.
34.  Atur kecepatan aliran untuk mengoreksi tetesan per menit
35.  Dokumentaikan.




LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
INJEKSI INTA CUTAN ( IC)

A.    Pengertian
Memasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis atau di bawah epidermis atau permukaan kulit.

B.     Tujuan
1.      Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap obat-obatan tertentu.
2.       Pemberian vaksinasi

C.    Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan
1.      Lengan bawah bagian dalam
2.      Dada bagian atas
3.      Punggung pada area scapula

D.    Persiapan alat
1.      Handscoon 1 pasang
2.       Spuit steril dengan jarum no. 25-27 atau spuit insulin 1 cc
3.      Bak instrument
4.      Kom berisi kapas alcohol
5.      Perlak dan pengalas
6.      Bengkok
7.      Obat injeksi dalam vial atau ampul
8.       Daftar pemberian obat
9.       Kikir ampul bila diperlukan




E.     Pelaksanaan
1.      Fase Orientasi : Salam terapeutik, evaluasi/ validasi, kontrak
2.      Fase Kerja
a.       Cuci tangan
b.       Siapkan obat
c.        Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian dan waktu)
d.      Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
e.       Mengatur posisi senyaman mungkin.
f.       Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
g.      Pilih area penyuntikan
h.       Pakai sarung tangan
i.        Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler
j.        Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan
k.      Buka tutup jarum
l.        Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan
m.    Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15o
n.      Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula
o.       Cabut jarum sesuai sudut masuknya
p.      Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di tekan
q.      Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm
r.        Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15 menit).
s.       Kembalikan posisi klein
t.         Bereskan alat.
u.      Lepaskan sarung tangan
v.      Cuci tangan
3.      Fase Terminasi
a.       Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
b.       Rencana tindak lanjut
c.        Kontrak yang akan dating


















LAPORAN PROSEDUR KHUSUS
PEMASANGAN EKG

A.    Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan potensial atau perubahan voltase yang terdapat dalam jantung. Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan potensial listrik jantung yang dihubungkan dengan waktu.
B.     Kegunaan EKG
1.      Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)
2.      Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan ventrikel)
3.      Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung
4.      Mengetahui adanya gangguan elektrolit
5.      Mengetahui adanya gangguan perikarditis

C.    Cara Merekam EKG
1.      Persiapan alat
a.       Mesin EKG yang dilengkapi 2 kabel
b.      Satu kabel untuk listrik (power)
c.       Satu kabel untuk ground
d.      Satu kabel untuk pasien
e.       Plat elektrode yaitu : Elektrode ekstremitas diikatkan dengan ban pengikat khusus, elektrode dada dengan balon penghisap
f.       Jelly elektrode/air
g.      Kertas EKG
h.      Kertas tissue


D.    Cara menempatkan elektrode
1.      Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan searah dengan telapak tangan
2.      Elektrode ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
3.      Pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan
4.      Kabel yang dihubungkan :
a.       Merah : Lengan kanan (RA)
b.      Kuning : Lengan kiri (LA)
c.       Hijau : Tungkai kiri (LL)
d.      Hitam :Tungkai kanan (RL) : ground
Elektrode dada (prekordial) terpasang
a.       V1 : Spatium Interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum
b.      V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
c.       V3 : ditengah diantara V2 dan V4
d.      V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiri
e.       V5 : Sejajar V4 garis aksilaris kiri
f.       V6 : Sejajar V6 garis mid aksilaris
g.      V7 : Sejajar V6 pada garis post aksilaris (jarang dipakai)
h.      V8 : Sejajar V7 garis ventrikel ujung scapula (jarang dipakai)
i.        V9 : Sejajar V8 pada kiri ventrikel (jarang dipakai)


Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger