INDONESIA
“NEGERI
TANAMAN OBAT”
Posisi Indonesia yang terletak pada sabuk tropis
menjadikan indonesia sebagai salah satu kawasan dengan keragaman tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Di seluruh dunia ada 40 ribu tanaman obat,
30.000 di antaranya tersebar di negeri ini, dan hampir 7.000 diantaranya telah
diidentifkasi dan digunakan untuk kepentingan medis. Karena tidaklah salah jika
Indonesia disebut “Negeri Tanaman Obat.
Salah satu tumbuhan asli Indonesia yang melegenda adalah
buah pala, yang sejak abad 16 diburu oleh negara-negara Eropa. Apakah
keistimewaan buah pala? Buah pala (Myristica
Fragrans Houtt) banyak manfaatnya. Bukan hanya digunakan untuk bumbu masak,
kandungan kimia buah ini juga banyak dimanfaatkna dalam dunia kesehatan.
Khasiat buah pala untuk kesehatan antara lain sebagai pereda sakit perut,
diare, perut kembung, mual,mag dan ganguan pencernaan lainnya, obat sulit tidur
(insomnia), antidepresi, menghilangkan kejang otot, dan lainnya.
Buah pala merupakan tumbuhan yang berasal dari kepulauan
Banda, Maluku. Sejak masa Romawi dulu, buah dan biji pala menjadi komoditi
perdagangan yang penting akibat nilainya yang tinggi sebagai rempah-rempah.
Konon, harga 1 kg biji dan buah pala waktu itu, cukup membangun sebuah rumah
mewah didaratan Eropa. Tidak heran jika dulu Belanda dan Portugis menguasai dan
menjajah Indonesia karena kekayaan rempah-rempahnya.
Selain buah
pala, tanaman asli Indonesia yang populer untuk pengobatan ialah :
·
Cengkih (Syzygium
aromaticum)
Adalah tanaman asli Indonesia yang banyak digunakan
sebagai bumbu masakan dinegara-negara Eropa, serta sebagai bahan utama rokok
kretek khas Indonesia. Cengkih diitanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda)
dan Madagaskar; selain itu juga dibudayakan di Zanzibar, India, dan Sri Langka.
Tanaman cengkih dapat tumbuh dengan baik di daerah beriklim torpis.
Cengkih juga mempunyai khasiat dan manfaat untuk
kesehatan. Minyak cengkih banyak dimanfaatkan oleh dokter gigi sebagai
penghilang rasa sakit. Selain itu, tanaman ini juga digunakan dalam industri
farmasi, penyerap masakan, dan wewangian.
·
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza)
Temulawak memiliki beragam khasiat, antara lain untuk
pengobatan diare, gangguan pencernaan, memelihara fungsi hati, menambah nafsu
makan, mengurangi radang sendi, menurnkan lemak darah, dan mengobati jerawat.
Bagian dari temulawak yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan yaitu kar dan
rizoma (bagian bawah batang).
Selain dimanfaat sebagai obat, temulawak juga
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian
diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan
pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat
mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang
mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan
nyamuk Aedesa egypti.
Temulawak dapat ditemukan tumbuh dengan subur di daratan
tinggi dengan kondisi iklim tropis. Di Indonesia, Jawa Tengah Merupakan slaha
satu daerah yang sangat sesuai untuk penanaman temulawak.
·
Brotowali (Tinosporacrsipa)
Merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat ditemukan
ditanam dihalaman rumah dan dapat tumbuh dengan liar hutan. Brotowali
bermanfaat menurunkan gula darah, panas demam, mengurangi gejala diabetes, dan
menambah nafsa makan. Beberapa penyakit dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi
daunnya : untuk mengobati rematik, radanmg sendi, demam kuning (yellow fever), diabetes, malaria, dan
menyembuhkan luka.
Sejarah Penemuan Tanaman Obat
TAHUN 2.500 SM
Cacatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan
berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang Mesir kuno. (Tahun 2500
SM), para budak dibri ransum bawang untuk membantu menghilangkan penyakit deman
dan infeksi yang umu terjadi pada masa itu. Pada saat itu, para pendeta Mesir
kuno telah melakukan dan mempraktiskkan pengobatan herbal.
TAHUN 980 SM
Sejarah tanaman obat di china berlangsung sekitar 3.000
tahun lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang yang diobati dengan
tanaman.
Bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di
China, dimana makam seorang bangsawan Han
ditemukan untuk menyipan data medis yang tertulis pada gulungan sutra. Gulungan
sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam
menyembuhkan penyakit.
TAHUN 466 SM
Bangsa Yuunani kuno juga banyak menyimpan cacatan
mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates
(Tahun 466 SM), Itheophrastus (Tahun 372 SM) dan Pedanios Dioscrides (Tahun 100 SM) membuat himpunan keterangan
terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan
pengobatan herbal, mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti
rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalananke berbagai daratan lain.
ABAD KE -15
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan
bersamaan dengan didirikan biara-biara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki
tanaman obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun
penduduk setempat. Pada beberapa daerah,khususnyaWales dan Skotlandia, para
penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual
mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkemabang dengan terciptanya mesin
cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai tanaman-tanaman obat dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, Johnn Parkinson dari London menulis
mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Kemudia Nicholas Cilpepper
(1616-1654) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Completeherbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan
pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya
menyediakan berbagai tanaman obat dan bergadang lintah. Sejak saat itu banyak
sekali pengetahua tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat ditemukan
mulai dari Inggris, Eropa,Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter
terdorng untuk menulis kembali bukunya Potter’s
Encyclopaedia of Botanical drug and Preparatians, yang sampai saat inipun
masih diterbitkan. National Association
of Medical Hebalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para
praktisi pengobatan secara trasional, serta mempertahankan standar-standar
praktisi pengobatan.
ABAD KE 17
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan
juga telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Pada pertengahan ababd ke 17
seorang botanikus bernama Jacobus
Rontius (1592-1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Ubtriusquere Naturali et Medica.
Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat N.A. van Rheede tot
Draakestein (1637-1691) dalam bukunya Hortus
Indicus Malabarius. Pada tahun 1888 didirkan Chemis pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari kebun Raya Bogor dan
tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat tang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi
mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
Post a Comment