Laporan
Korosi pada
paku
I.
Judul
: mengamati faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
korosi
II.
Landasan
teori
Dalam bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Karat adalah
sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang
mempengaruhi hampir semua logam. Karena itu tidak mengherankan bila istilah
korosi dan karat hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat
merusak logam dan membahayakan.
III.
Tujuan
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
IV.
Alat
dan bahan
Alat :
·
lampu spirtus paku
·
Penjepit kertas amplas
·
Tabung reaksi tutup tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
Bahan :
·
minyak tanah
·
air mendidih
·
larutan garam
·
air
V.
Cara
kerja
1. Sediakan
5 tabung reaksi dan beri label masing-masing untuk menandai.
2.
Masukkan kedalam tabung
reaksi secara berturut-turut minyak
tanah, air biasa, air mendidih yang ditutup, air biasa 2 yang ditutup, dan
larutan garam.
3.
Kedalam masing-masing
larutan masukkan paku yang sudah di amplas hingga tenggelam. Untuk air mendidih
ditutup dan air biasa yang ke-2 ditutup juga.
4. Letakkan
gelas-gelas tersebut di tempat yang aman.
5. Amati
perubahan-perubahan yang terjadi setiap pagi selama 4 hari.
VI.
Hasil penelitian
Hari
ke
|
Karat
pada tabung
|
||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|
1
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
-
|
2
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
-
|
3
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
-
|
4
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
-
|
5
|
-
|
ü
|
ü
|
ü
|
-
|
Ket : 1.minyak tanah 4. Air biasa
di tutup
2.air biasa 5.
Larutan garam
3. air
mendidih yang di tutup
VII. Pembahasan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Pada proses
pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai preduksi dan Oksigen (O2) yang terlarut
dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi pembentukan karat :
Anode : Fe2+ + 2e- → Fe
Katode : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e-
Proses Terjadinya
Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan
fenomena kimia pada bahan – bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi
logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan
berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu kerusakan logam besi dengan
terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang
mengkonsumsi electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya
merupakan reduksi ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk
contoh korosi logam besi dalam udara lembab.
Dari hasil
penelitian tersebut dapat diketahui bahwa paku yang dimasukkan ke dalam air,air
mendidih , mengalami korosi(berkarat),sedangkan
paku yang dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi(berkarat),hal
ini disebabkan karena minyak tanah bukan termasuk ke dalam bahan-bahan
korosif(yang menyebabkan korosi).
Dari kelima bahan yang dapat menyebabkan korosi tersebut,yang paling
cepat proses korosinya adalah
biasa.kemudian air mendidih ,hal ini disebabkan karena air yang sudah dipanaskan,banyak mengandung uap
air.
Dampak dari korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa
kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan.
Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas, dan lain sebagainya. Berdasarkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, korosi atmosferik yang terjadi di udara terbuka dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan bertemperatur diatas 500oC. ( Suroso, Asih, dkk.2011)
Mencegah terjadinya korosi
Prinsip sederhananya adalah ”menutup” jalan
masuk dan kontak antara permukaan besi dengan air dan udara. Caranya bisa
bermacam-macam, misal dengan cara pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan
lain misal chrom, nekel (misal pada pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau
galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa
namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja tahan karat,
biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan.
Cara lainnya adalah dengan apa ayang disebut dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu
menlindungi benda
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
besi dari karat dengan menjadikannya benda itu sebagai KATODA, secara sederhana bisa dijelaskan bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka dengan "menempelkan" besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan "terserap" menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena, terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
VIII.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah
sebagai berikut:
·
air biasa,air biasa yang ditutup,dan air mendidih termasuk
kedalam bahan-bahan korosif (bahan yang dapat menyebabkan korosi).
·
Minyak tanah dan larutan garam bukanlah bahan yang dapat
menyebabkan korosi,oleh karena itu minyak tanah dan larutan garam tidak
termasuk kedalam bahan yang korosif.
Saran
Dalam
melakukan penelitian dalam penggunaan alat- alat yang berbahaya hendaknya kita
dapat berhati-hati.
Untuk
menjaga ketertiban di laboratorium kita harus mengikuti segala peraturan yang
telah di tetapkan untuk menghindari hal-hal yang tidak di harapkan.
Lampiran
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas kehendak-Nyalah
KIR ini dapat terselesaikan. Penulisan
makalah ilmiah ini bertujuan untuk mengamati korosi pada besi. Selain itu juga
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan korosi .
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan dapat memberi
pengetahuan tentang bahan-bahan yang dapat timbulkan dan mempercepat terjadinya
korosi (karat), proses terjadinya korosi, kerugian serta cara mencegah
terjadinya korosi. Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja
bukan karena kemampuan penulis semata-mata. Namun, berkat dukungan dan bantuan
dari pihak-pihak terkait.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat kami
harapakan demi penyempurnaan karya ilmiah
ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca tentang faktor
terjadinya korosi.
Banda
aceh, November 2014
penulis
Post a Comment