Selamat datang Iskandar Menulis.Com

Featured post

Membangun Hubungan Interpersonal Antara Pustakawan Dan Pemustaka

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsep perpustakaan sebagai sebuah kesatuan organisasi yang terstuktur dalam tujuanya m...

MAKALAH KELOMPOK SOSIAL

Friday, 12 December 20140 comments






KELOMPOK SOSIAL

            Individu sebagai mahluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial yang dijalin telah diuraikan secara panjang lebar dibagian bab kedua.
            Dilain pihak individu juga tidak dapat dilepaskan dari situasi dimana ia berada  dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut.
            Dalam hubungan dengan kelompok ini akan diuraikan :

A.     MACAM-MACAM KELOMPOK
Situasi yang dihadapkan individu terbagi menjadi 2 macam, yakni :
1.      Situasi kebersamaan ini menimbulkan kelompok kebersamaan yakni “ suatu kelompok individu yang berkumpul pada suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan mengarahkan tingkah laku secara spontan” kelompok ini disebut juga dengan massa atau crowd.
Menurut Kinch, ciri-ciri masa adalah :

a.       Bertanggung jawab dalam yang relatif pendek.
b.      Para pesertanya berhubungan secara fisik (misal berdesakan-desakan)
c.       Kurang adanya peraturan yang terorganisir.
d.      Interaksi bersifat spontan.
Dari massa ini dapat dibagi menjadi sebagai berikut :
(Brown) :



43
44
 
STRUKTUR MASSA/CROWD























Penjelasan :
a.       Crowed/Massa sekelompok individu yang untuk sementara menunjukkan kesatuan perasaan dan aksi, desebabkan kenyataan bahwa perhatian mereka berpusat pada obyek, bantuan/ideal yang sama.
b.      Mobs adalah suatu kerumunan aktif yang menyebabkan kerusakan-kerusakan.
c.       Aggressive adalah suatu bentuk berukuran yang mengarah pada penghancuran dan perusakan.
d.      Exope adalah suatu bentuk tingkah laku kolektif yang lahir dari kemudahan-kemudahan menghadapi ancaman sehingga lebih berbentuk suatu aktivitas/gerakan massal yang berbondong-bondong melarikan diri dari sumber ancaman atau bahaya.
e.       Acquisitive adalah suatu bentuk tingkah laku massa, di mana massa bergerak untuk memperebutkan sesuatu, dedang benda yang diperebutkan jumlahnya lebih kecil dari jumlah orang yang memperebutkannya.
f.       Expressive adalah suatu bentuk tingkah laku massa yang lebih berbentuk lantoran dan cetusan perasaan yang sesaat saja.
g.       Audience atau secondary crowd adalah sesuatu massa di mana kerumunan tersebut kurang begitu terorganisir.
h.      Casual adalah suatu kerumunan massa, yang terbentuk tidak direncana lebih dahulu.
i.        Recreational adalah suatu bentuk kerumunan massa yang terbentuknya direncankan terlebih dahalu.
j.        Recreational adalah suatu kerumunan yang terbentuk dalam kesempatan rekreasi dan mencari kesenangan.
k.      Information seeking adalah suatu kerumunan yang berbentuk usaha dari individu-individu di dalam kerumunan untuk mendapatkan kepastian suatu informasi yang masih belum jelas.
l.        Lyching adalah suatu bentuk kemarahan massa yang diarahkan pada indivuidu sebagai obyek, biasanya berbentuk pengeroyokan sampai pembunuhan.
m.    Terrozization adalah suatu bentuk kriminalitas massal.
n.      Riobs adalah bentuk gerakan massa yang menghancurkan dan merusak lingkungan
o.      Panic Organization adalah perilaku yang berkembang manakala kerumunan pada suatu kelompok menjadi histeris atau kacau.
p.     
45
46
Panic in Organization adalah perilaku yang berkembang manakala kerumunan pada suatu kelompok tidak menjadi histeris atau kacau.
2.    Situasi kelompok sosial artinya = “sesuatu situasi di mana terdapat dua individu atau lebih yang telah mengadakan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain.”
       Situasi kelompok sosial tersebut menyebabkan terbentuknya kelompok sosial artinya suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang teridiri atas dua tau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga di antara individu itu sudah tedapat pembangian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
       Secara umum kelompok sosial tersebut diikat oleh beberapa faktor, seperti :
a.       Bagi anggota kelompok, suatu tuuan yang realistis, sederhana dan memiliki nilai keuntungan bagi pribadi.
b.      Masalah kepemimpinan dalam kelompok cukup berperan dalam menentukan kekuatan ikatan antar anggota.
c.       Interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam membina kesatuan dan persatuan anggota.
      Dari situasi kelompok sosial dapat menimbulkan bermacam-macam kelompok sosial, seperti :
a.    Menurut Charles H. Cooleg ada :
1). Kelompok primer (Primary group) artinya suatu kelompok di mana anggota-anggota mempunyai hubungan/interaksi yang lebih intensif dan lebih erat erat antara anggotanya. 
2). Kelompok Sekunder (secondary group) artinya suatu kelompok dimana anggota-anggotanya saling mengadakan hubungan yang tidak langsung, berjauhan dan formal, kurang bersifat kekeluargaan.
b.    Menurut Moreno, ada :
1)        Psikhe group yakni :” . . . . . is any number of people who
a.       Intract with one another
b.      Are psychologically aware of one another, and
c.       Perceive thenselves to be a group
2).  Socio group yang dimaksud adalah : “Is is to this fabric of social positions, roles and status that we refer when we talk about we social system of a group.”
c.    Menurut Crech dan Crutehfield, ada :
1)      Kelompok dalam yang stukturnya terus tetap tidak berubah dalam jangka waktu yang cukup lama.
2)      Kelompok tidak stabil artinya kelompok yang mengalami perubahan progresif, meskipun tanpa tardapat variasi-variasi yang cukup penting dan kuat dari situasi eksternal.
d.        Menurut French, ada :
1)        Kelompok terorganisir artinya kelompok yang menunjukkan secara tegas lebih memiliki kebebasan sosial, perasaan kita, saling ketegangan, kesamaan berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, motivasi, frustasi, dan agrasi terhadap anggota kelompok yang lain.
2)        Kelompok tidak terorganisir artinya kelompok yang sedikit sekali kemungkinan bahwa individu akan diperngaruhi oleh apa yang dikerjakan orang lain.

B.     DEFINISI DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1.        Definisi Kelompok Sosial
a.      Menurut Muzafer Sterif :
Kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga di antara individu itu sudah terdapt pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu.
b.      Menurut Crech dan Crutchfield :
A social group may be defined as an integrated system of interralated psychological group formed to accomplish a stated objective,
c.       Menurut S.S. Sargent :
47
48
In describing social group, we find they can be chassified in anyways. For example, accoding to size, from the simple dyad of two persons to the complex nation fo millins; rcording to permoanence; accordding to how members are distributed geofraphically; according to determinants. Or again groop be classified according to the predominant type of interpersonal relation ships found.
d.      Menurut Newcomb, Turner dan Converse :
Sejumlah orang-orang, dilihat sebagai kesatuan tunggal, merupakan satu kelompok sosial, tetapi kita terutama mempunyai perhatian terdap interaksi kelompok dan terhadap ciri-cirinya yang relatif stabil.

2.        Ciri-ciri kelompok Social
a.      Menurut Muzafer Sherif:
Ciri-ciri kelompok sosial adalah :
1)        Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu, sehingga terjadi interaksi sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama.
2)        Adanya  reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara individu satu dengan yang lain, akibat terjadinya interaksi sosial.
3)        Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompk yang jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka mencapai tujuan bersama.
4)        Adanya penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok dalam merealisasi tujuan kelompok.

b.      Menurut George  Simmel
Ciri-ciri suatu kelompok sosial adalah :
1)      Besar kecilnya anggota kelompok sosial.
2)      Derajat interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.
3)      Kepetingan dan wilayah.
4)      Berlangsungnya suatu kepentingan.
5)      Derajat organisasi.

c.       Menurut Kurt Lewin
Ciri-ciri kelompok sosial adalah :
The essence of a group is not the similarity or dissmilazity of its member but their interdependence, a group can be characterize as adynamical whole; this mean that a change in the state of any other sub part The degree of interdependence of suport of members of the group varies all the way from a loose mass to campact unit”

Dari ketiga defenisi tersebut di atas kiranya, masing-masing defenisi saling melengkapi satu sama lain berbeda-beda.

C.     PEMBENTUKAN DAN EFEKTIFITAS KELOMPOK SOSIAL
1.      Pembentukan Kelompok Sosial
Dalam rangka pembentukan kelompok sosial telah diseliki oleh :
a.       Hoggarth.
Hoggarth, mengunakan studi komparative antara metode individual dan metode kelompok dalam pelajaran ilmu pasti. Untuk itu kelas harus mengerjakan tugas yang diberikan sebagai berikut :

1)      Siswa bekerja secara individual tanpa memerhatikan kemajuan/kesukaran teman lainya.
2)      Salah satu siswa mengerjakan tugas di papan tulis, sedangkan siswa lain bekerja di bangku masing-masing.
3)      Siswa seluruh kelas bekerja bersama-sama menyelesaikan tugas.
4)      Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok terdiri dari 3 orang dan masing-masing kelompok bekerja sendiri-sendiri di tempat yang diselesaikan.

Kesimpulan :

Dari hasil penyelidikan ini dapat ambil kesimpulan sebagai berikut :
a)      Bentuk kelompok 4 merupakan bentuk pengelompokan yang populer dan dapat memperbaiki hasil belajar, sikap dan kerja sama mereka.
b)      Sebaliknya guru mudah untuk mengadakan pengawasan dan mengadakan perbaikan kesalahan-kesalahan yang ada.

49
50
 
b. J.J. Moreno
            Moreno menggunakan sosiometris tes yakni suatu metode yang efesien dalam memiliki tentang pembentukan kelompok sosial dan sejauh mana peranan seseorang individu dalam kelompoknya.
            Metode ini berdasarkan pilihan sukarela, bebas spontan dan dilaksanakan dengan rahasia. Untuk mendapatkan data sosiometri, dapat menggunakan angket, yang berisi daftar pertanyaan tentang siapa diantara teman-teman yang disenangi atau yang tidak disenangi.

Biasanya angket ini ada 2 tipe pilihan yakni :
1)      Single choice, yakni seorang anggota kelompok hanya diberi kesempatan untuk memberi jawaban tentang sia teman yang paling disenangi atau pelaing tidak disenangi.
2)      Double choice yakni seorang anggota kelompok hanya diberi kesempatan untuk memberi jawaban secara spesifik, seperti siapa teman yang disenangi atau ditolak dalam hal belajar, rekreasi, olahraga, kesenian dan sebagainya.
Denhan double choice ini dapat diketahui lebih detail tentang kondisi dinamik dan kualitas hubungan yang ada pada kelompok-kelompok tersebut.
Langkah-langkah dalam melaksanakan metode sosiometri, adalah :
a.       Membuat daffftar nama pada kelas.
b.      Membuat daftar pertanyaan.
c.       Memberi kode
d.      Membagi pertanyaan/angket kepada siswa
e.       Mengumpulkan kembali angket yang telah dikerjakan.
f.       Memberi nama pada kertas/angket
g.       Menganalisa dengan memuat metriks sosiometri.
h.      Menentukan indeks popularitas/inpopularitas.
i.        Membuat sosiogram.
Suatu contoh :

a)      Siswa yang ada dalam kelas : A, B, C, D, E dan F.
b)      Angket yang dibuat, misal : single choice
-          Saya mau belajar dengan..................................
-          Saya tidak mau belajar dengan.........................
c)      Untuk siswa A s/d F diberi kode 1,2,3 dan seterusnya.
d)      Siswa disuruh mengerjakan angket yang telah dibuat (no. b)
e)      Siswa mengumpulkan angket yang telah diisi.
f)       Angket yang diisi A s/d F diberi kode 1, 2, dan seterusnya.
g)      Metriks sosiometri
2
52
1
51
 














h.      Ideks popularitas, untuk
A =  X 100% = 80 %
B =  X 100% = 40 %
C =  X 100% = 40 %
D =  X 100% = 60 %
E =  X 100% = 80 %
F =  X 100% = 20 %

j.      Membuat sosiogram, yang dapat dilakukan dengan cara :
1)      Sosiogram timbal balik








2)      Sosiogram grafik













2. Efektifitas Kelompok Sosial
            Dalam menguraikan efektifitas kelompok sosial, ada pendapat, seperti :
a)      Menurut Floyd Ruch :
1)      Atmosphere (suasana kelompok)
Suasana kelompok yang dimaksud adalah situasi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasa senang tinggal di dalam kelompok tersebut.
Suasana ini menyangkut :
a)      Keadaan fisik tempat/kelompok seperti tersedianya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan anggota.
b)      Treat reduction (rasa aman). Rasa aman ini menyangkut ketentraman anggota untuk tinggal di dalam kelompoknya, dimana ketentraman ini meliputi :
1)     
53
54
Tidak ada ancaman
2)      Tidak ada saling mencurigai
3)      Tidak ada saling permusuhan
Rasa aman ini lebih menyentuh aspek psikologis anggota.
c)      Distribusi leadership (kepemimpinan bergilir).
Kepmimpinan yang bergilir ini berarti adanya pemindahan kekuasaan untuk pengendalian dan pengawasan terhadap kelompoknya.
Dengan demikian tiap anggota kelompok yang diberi kekuasaan akan dapat mengetahui kemampuan mereka masing-masing dan lebih dari itu akan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelompok secara kseluruhan baik pada saat menjadi pimpinan maupun sebagai anggota kelompoknya.
d)      Goal formulation (perumusan tujuan). Tiap kelompok pasti meiliki tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut yang merupakan tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individu masing-masing.
e)      Fleksibility (fleksibilitas)
Segala sesuatu yang menyangkut kelompok  seperti suasana, tujuan, kegiatan, struktur dan sebagainya dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa adanya pengorbanan.
f)       Consensus (mufakat)
Dengan mufakat yang ada dalam kelompok, semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak.
Dilain pihak mufakat dapat berfungsi untuk merencanakan kegiatan kelompok secara bersama dan mencari jalan keluar yang sebaik-baiknya apabila kelompok mengalami suatu kesulitan.
g)      Proses awareness (kesadaran berkelompok). Adanya peranan, fungsi dan kegiatan masing-masing anggota dalam kehidupan berkelompok maka tiap-tiap anggota psti timbul rasa kesadarannya terhadap kelompoknya, terhadap sesama anggota kelompok dan pentingnya untuk berorientasi satu sama lain.
h)      Continual evaluation (penulisan yang kontinu). Kelompok yang baik, seringkali mengadakan penilainan secara kontinu terhadap  perencanaan kegiatan, dan pengawasan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai/tidaknya tujuan kelompok.
Disamping itu akan dapat diketahui semua motivasi dan hambatan yang dialami anggota dalam rangka mencapai tujuan kelompok.
b. Menurut Crech dan Crutchfield :
kelompok menjadi efektifitas apabila :
1)      Merupakan suatu saluran pemenuhan kebutuhan afiliasi, yaitu kebutuhan berkawan, dukungan dan cinta kasih.
2)      Merupakan suatu sarana mengembangkan, memperkaya, serta memantapkan rasa harga diri dan identitasnya.
3)      Merupakan sarana pencarian kepastian dan pengetasan kenyataan kehidupan sosial.
4)      Merupakan sarana memperkuat perasaan aman tentram dan kekuasaan atas kemampuannya dalam menghadapi musuh dan ancaman yang sama secara bersama.
5)      Merupakan sarana dimana di  mana suatu tugas kerja dapat diselesaikan anggota yang menerima beban tanggung jawab, seperti tugas pemberi informasi, membantu teman yang sakit atau lain-lain.

D.     KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK SOSIAL

a.         Sejarah Kepemimpinan
Timbulnya kepemimpinan antara lain dikemukakan oleh :


55
56
 
a.       Gustave Ie Bon
            Dalam penyelidikannya terhadap massa, Gustave Ie Bon menemukan pula hal kepemimpinan yakni sesuatu kekuatan yang merupakan pusat dari segala kegiatan massa. Didalam situasi massa, maka individu-individu bergerak/berkegiatan yang terarah pada suatu tujuan tertentu, walaupun individu-individu tersebut hanya sebagai pendukung kegiatan tersebut.
Dalam keadaan demikian, ada individu yang berhasil untuk mengarahkan dan megerakan individu-individu lain sebagai pendukung kegiatan. Individu inilah yang kemudian disebut dengan pimpinan.
Segala tingkah laku dari pimpinan yang kemudian dapat memberikan pengaruh kepada individu-individu lain, disebut dengan kepemimpinan yakni sesuatu daya yang besar, yang dapat memberikan kehidupan kepada yang dipimpin.

b.        Sigmund Freud
Timbulnya kepemimpinan ini, menurut Sigmund Freud disebabkan oleh suatu proses indentifikasi artinya suatu proses untuk menyamakan diri dengan individu lain dalam bentuk sikap ataupun tingkah laku.
            Freud mengakui bahwa setiap individu mempunyai nafsu untuk menepatkan diri seperti individu lain. Akan tetapi sebagai kecil sajas di antara mereka yang dapat mewujudkan nafsu mereka sehingga akibatnya nafsu-nafsu ini berada dalam keadaan terpendam.
            Namun ada sebagian kecil mereka yang dapat mewujudkan nafsu ini dalam kehidupannya dan umumnya mereka ini kemudian menjadi pimpinan.
            Bagi individu-individu lain yang memiliki nafsu terpendam, mereka juga berusaha mewujudkan nafsu-nafsu ini berada berada dalm keadaan terpendam.
            Namun ada sebagian kecil mereka yang dapat mewujudkan nafsu ini dalam kehidupanny adan umumnya mereka ini kemudian menjadi pimpinan.
            Bagi individu-individu lain yang memiliki nafsu terpendam, mereka juga berusaha mewujudkan nafsu-nafsu tersebut dengan jalan mengadakan identifikasi dengan pimpinannya sehingga mereka memiliki sikap dan tingkah laku yang sama.
c.       Erich Fromm
Bukunya terkenanl adalah : The fear of freedom. Dalam buku itu dikupas tentang kepemimpinan yang berawal dari kehidupan yang bersifat liberalisme, di mana individu hidup atas dasar kemauan sendiri sehingga individu bebas untuk menentukan pilihanya.
Perkembangan kapitalisme selanjutnya, menyebabkan individu berada dalam kehidupan yang sulit artinya hampir seluruh individu tidak mencapai kesuksesan dan tidak memiliki gambaran kehidupannya di masa yang akan datang.
Apabila keadaan semakin sulit, individu sampai melupakan hasrat kebebasannya semakin membesarkanlah hasrat untuk memperoleh kepastian dan disertai dengan pelaksanaanya.
Pada individu yang dapat memberikan kepastian tentang kepastianya tentang kehidupannya, maka mereka kemudian menyerahkan diri bulat-bulat kepadanya, tanpa reserve ataupun tanpa kritik atau asal mereka memperoleh kepastian akan kehidupannya.
Individu-individu yang akan dapat memberikan gambaran kehidupannya  di masa yang akan databg.
Dengan kata lain , dalam alam kapitalisme hasrat kebebasan individu dapat memperoleh pemenuhan akan tetapi di lain pihak hasrat kepastian individu tidak memperoleh pemenuhan akan tetapi di lain pihak hasrat kepastian individu tidak memperoleh pemenuhan.
Apabila keadaan semakin sulit, individu sampai melupakan hasrat kebebasannya semakin membersarlah hasrat untuk memperoleh kepastian dan disertai dengan pelaksanaanya.
57
58
Pada individu  yang dapat  memberikan gambaran kehidupan lain kemudian menyerahkan diri bulat-bulat kepadanya, tanpa reserve ataupun tanpa kritik ataupun  tanpa kritik ataupun tanpa kritik ataupun asal mereka memperoleh kepastian akan kehidupannya.
Individu-individu yang dapat memberi gambaran kehidupan lain kemudian disebut pimpinan, sedangkan daya/kekuatan yang dapat mempengaruhi individu-individu lain sehingga individu-individu ini dapat mencapai tujuan disebut dengan kepemimpinan.

b.        Defenisi Kepemimpinan
Defenisi tentang kepemimpinan ini ada bermacam-macam seperti :
a.       Carter dan Hampill berpendapat kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakanya, mepelopori struktur interaksi dari pada orangn-orang lainya. Memperoleh struktur interaksi dari pada orang-orang lainya sebagai bagian dari proses pemecahan suatu soal bersama.
b.      Tannenbaum berpendapat kepemimpinan sebagai “pengaruh antara orang dalam kancahnya situasi langsung melalui proses komunikasi yang terarah untuk memperoleh tujuan-tujuan khusus maupun tujuan umum.
Dalam kepemimpinan selalu menyangkut usaha dari peranan pemimpin untuk mempengaruhi tingkah laku pengikut-pengikutnya dalam situasi tertentu.
c.       Ada lagi yang berpendapat kepemimpinan adalah “usaha untuk mempengaruhi anggota kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan”.
d.      Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa kepemimpinan adalah “tindakan/perbuatan di antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok maju ke arah tujuan-tujuan tertentu”.

2.      Pendekatan-pendekatan dalam kepemimpinan
Ada 2 macam pendekatan dalam kepemimpinan, yakni :
a)      Pendekatan sifat-sifat (trait approach)
Pendekatan kepemimpinan di sini “dimulai dari usaha untuk menggindentifikasi ciri-ciri seorang pemimpin  yang berhasil.”
Usaha ini digunakan untuk “mengetahui sifat-sifat pemimpin yang meliputi : intelek, hubungan sosial, keadaan emosi, keadaan fisik yang tinggi, imajinasi, kekuatan jasmani, kesabaran, kemauan berkorban, suka bekerja keras dan sebagainya, yang merupakan ciri-ciri yang diperkirakan sebagai sifat-sifat yang harus dipunyai seorang pemimpin.
b)      Pendekatan tingkah laku/behavior approach. Pendekatan ini memandang “bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku dan bahan ciri pemimpin.”
Pendekatan behavior ini umunya berkembang lebuh pesat dalam rangka penyelidikan karena lebih banyak nyata  dari pada sifat-sifat.

4.        Tujuan Kepemimpinan
5.        Ada beberapa tujuan kepemimpinan :
a.       Tujuan organisasi
Dimaksudkan untuk memajukan organisasi yang bersangkutan, dan menghindari diri dari maksud-maksud yang rasional dari pada organisasi yang ada.
b.      Tujuan kelompok
Tujuan ini bermaksud untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota sehingga dapat segara tercapai tujuan kelompok.
c.       Tujuan pribadi anggota kelompok :
Tujuan ini berguna untuk memberi pengajaran, melatih penyuluhan dan konsultasi bagi tiap anggota kelomopk, sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan pribadinya.
d.      Tujuan pribadi pemimpin :
Tujuan ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada pimpinan untuk berkembang dalam tugasnya, seperti : mempengaruhi memberi nasihat dan sebagainya.


59
60
 
6.        Macam-macam kepemimpinan
Dari sejumlah pendapat  tentang macam-macam kepemimpinan dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.       Lippite dan Whyte, Berpendapat ada 3 macam kepemimpinan :
1.      Kepemimpinan otokrasi artinya suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.       Jejak ketentuan dibuat oleh pemimpin
b.      Tiap langkah dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pemimpin.
c.       Pimpinan selalu memberikan tugas pada tiap anggota.
d.      Pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
2.      Kepemimpinan yang demokratis yakni suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.       Segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama.
b.      Anggota bebas bekerja dengan siapa saja.
c.       Pimpinan memuji dan mencela anggota secara objektif.
d.      Pimpinan berusaha bersikap dan berbuat seperti anggota.
e.       Kepemimpinan yang liberal, artinya suatu kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.       Pimpinan yang jarang ikut campur dalam kegiatan anggota.
b.      Pimpinan menyiapkan kebutuhan bagi anggota.
c.       Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota.
d.      Pimpinan tidak memberi komentar selama kelompok melaksanakan kegiatann, kecuali diminta pendapatnya

b.      Max Weber, berpendapat ada :
1)      Kepemimpinan yang kharistomatis artinya suatu bentuk ke pemimpinan di mana pimpinan diangkat berdasarkan suatu ke percayaan yang datang dari lingkungan.
2)     
62
61
Kepemimpinan yang tradisional artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan diangkat atas dasar tradisi yang berlaku pada masyarakat.
3)      Kepemimpinan yang rasional legal, artinya suatu bentuk kepemimpinan, di mana diangkat atas dasar.
a.       Pertimbangan pemikiran-pemikiran tertentu
b.      Penunjukkan secara tegas (ditetapkan)

c.         W.C. Whyte, berpendapat ada :
1.      Kepemimpinan operasional artinya suatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan diangkat atas dasar banyaknya inisiatif a
2.      tau aktiva yang dilaksanakannya.
3.      Kepemimpinan popularity artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan diangkat atas dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihannya.
4.      Kepemimpinan talent artinya suatu bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang dimiliki oleh seseorang individu.
5.      Kepemimpinan perwakilan artinya suatu kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat, menjadi wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan gabungan pimpinan kelompok.

d.        Lingred, berpendapat ada :
1.      Kepemimpinan parental artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersikap sebagai keluarga.
2.      Kepemimpinan expert artinya bentuk kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat berdasar atas kecakapan/keahlian yang dimiliki oleh seseorang individu.
3.      Kepemimpinan artist artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat berdasar atas keterkenalan individu pada lingkungannya
4.      Kepemimpinan manipulator artinya suatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan mengunakan pendukungnya untuk kepentingan pribadi.



e.         Keit Davis, berpendapat bahwa ada :
1)      Kepemimpinan positif artinyasuatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan menggiatkan kerja pengikut-pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka.
Jadi pimpinan tidak hanya memberi perintah tetapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.
2)      Kepemimpinan negaatif artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersedia menerima segala sesuatu dari luar dalam menjalankan tugas mereka.

f.          Erich Fromm, berpendapat bahwa ada :
1)      Kepemimpinan menerima artinya : sesuatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersedia menerima segala sesuatu dari luar dalam menjalankan tugasnya.
2)      Kepemimpinan menyerang atau mengunakan artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan menggunakan segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, sebagai miliknya sendiri dalam rangka menjalankan tugasnya.
3)      Kepemimpinan menibun artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan tidak bersedia menerima hal-hal dari luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya sendiri, walaupun seringkali pendapatnya tersebut diambil dari luar dirinya sesuai dengan kepentingannya.
4)      Kepemimpinan memasarkan artinya sesuatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan merasa bahwa dirinya sebagai orang yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
5)     
64
63
Kepemimpinan produktif artinya suatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan sadar akan kemampuan dirinya dan menggunakan kemampuannya untuk mendorong anggota sehingga tiap-tiap anggota menjadi produktif.
6)        Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang ada berhubungan erat dengan teori-teori kepemimpinan yang ada sejak dahulu sampai sekarang, yang meliputi :
a.       Trair theories of leadhership memuat suatu teori bahwa “ seorang pemimpinan adalah dilahirkan dan tidak di buat-buat”.
Jadi analisa dari kepemimpinan ini mulai dengan memusatkan perhatian kepada latar belakang pemimpin itu sendiri.
Ciri-ciri seseorang dapat dikatakan pemimpin menurut teori ini adalah :
1)      Intelegasi : bahwa pimpinan memiliki intelegasi lebih dari yang lain.
2)      Kematangan sosial dan pengetahuan luas.
3)      Memiliki motivasi sendiri dan dorongan berprestasi.
4)      Sikap untuk meyakinkan hubungan dengan orang lain.
b.  Group and exchange theories of leadership.
Hollander dan jullian berpendapat bahwa group and echange theories of leadership, pada pokoknya :
Seseorang dapat menjalankan peranannya sebagai pemimpin apabila ia dapat memnuhi harapan kelompok untuk mencapai tujuan kelompok serta memberikan hadiah (reward) untuk hal-hal lain seperti : memberi penghargaan atau menggairahkan kerja.
Pimpinan berusaha membangun hubungan yang bersifat dua arah, sedangkan hubungan dalam kelompok sangat tergantung pada hasil interaksi dua arah tersebut.


c.       Fleder Contingency model of leadership.
Teori ini memusatkan perhatiannya bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menguntungkan dalam kelompok.
Adapun situasi yang menguntungkan dapat dicapai dengan tiga cara:
1)      Ada hubungan antara anggota kelompok dengan dan pemimpin kelompok.
2)      Ada kegiatan yang berencana dari kelompok.
3)      Ada kekuatan posisi pimpinan yang diperoleh melalui formal authority.

d.      Path Goal Lesdership theory.
Teori ini berdasarkan teori motivasi. Path Goal Lesdership theory pada prinsipnya menerangkan bahwa ada pengaruh tingkah laku pimpinan yang mengakibatkan dapat memotivasi bawahan, kepuasan kerja serta aktivitas bawahan.
Robert Hause menerangkan dalam gaya kepemimpinan dapat meliputi:
1)      Directive leadership:
Dalam hal ini pimpinan berfungsi sebagai petunjuk terhadap anggota kelompok sehingga pimpinan kurang berpartisipasi penuh.
Directive leadership ini sama dengan gaya otoriter.
2)      Suppostive leadership.
Pimpinan memilki sifat ramah, mudah mengadakan pendekatan serta memperlihatkan kesadaran kemanusiaan yang tingi kepada anggota kelompoknya.

3)      Participative leadership.
Pimpinan tidak hannya meminta dan menggunakan saran-saran anggota tetapi juga membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan-persoalan yang ada dalam kelompok.
65
66
 
4)      Achivement oriented leadership.
Pimpinan menanamkan kesadaran akan tantangan tujuan kelompok untuk anggota-anggota kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa anggota dapat mencapai tujuan tersebut.

e.         Gaya kepemimpinan permanen dan situasional
Seorang dapat diangkat sebagai pimpinan permanen apabila ia:
“a) memiliki prestasi yang tinggi;
  b) mengetahui apa kebutuhan kelompoknya;
  c) memiliki kecakapan;
  d) memiliki kemampuan dalam pekerjaannya”.
Dalam menjalankan tugas, pimpinan permanen harus memperoleh dukungan dari anggota dan menggunakan wewenang dengan kebijaksanaan.
Sedang seseorang dapat disngkat sebagai pimpinan situasional apabila ia:
“a)  aktif berpartisipasi dalam setiap persoalan yang    muncul dalam kelompok;
b) menunjukkan ketergantungan dari anggota-anggota kelompok lainnya;
c)  memiliki ketegasan;
d) lancar dalam mengemukakan pendapatnya;
e) memiliki sikap yakin akan dirinya sendiri;
f) populer di dalam lingkungan kelompoknya”.
Perbedaan antara 2 gaya kepemimpinan di atas adalah:
-          Kepemimpinan situasional memiliki ikatan psikologis dengan anggota kelompok, sedangkan faktor prestasi kedua.
-          Kepemimpinan permanen membutuhkan faktor prestasi untuk memperoleh dukungan anggota-anggota kelompok.

7.    Syarat-syarat pimpinan
Ada beberapa syarat pimpinan  yakni:
a.       Menurut Floyd Ruch, syarat-syarat yang dimaksud:
1)      Social perception artinya pimpinan harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi situasi.
2)      Ability in abstract thinking artinya pimpinan harus memiliki kecakapan secara abstrak terhadap masalah yang dihadapi.
3)      Emotional stability artinya pimpinan harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah terkena pengaruh dari pihak luar.
b.      Stogdill mengindentifikasi syarat-syarat pimpinan:
1)      Tinggi dan besar.
Pimpinan yang tinggi dan besar umumnya berwibawa dalam melaksanakan tugas.
2)      Berat badan.
Maunya mereka yang memiliki badan yang tinggi dan besar, berat badan ikut terpengaruh sehingga lebih menambah kewibawaan.
3)      Fisik, energi dan kesehatan:
Pimpinan yang sehat umumnya punya tenaga yang cukup dalam menjalankan kepemimpinan, akan disenangi oleh anggota.
4)      Kegiatan.
Pimpinan yang banyak memiliki kegiatan dalam tugasnya, lebih sukses untuk mencapai tujuan kelompoknya.
5)      Intelegensi.
Pimpinan yang memiliki intelegens tinggi mudah untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan masalah yang dihadapi.
6)   Kepercayaan diri.
Pimpinan hendaknya memiliki kepercayaan diri untuk mampu memimpin sehingga anggota tampak lebih mantap untuk melaksanakan tugas-tugas kelompok.

67
68
 
7)      Kecakapan bergaul.
Pimpinan yang memiliki kecakapan bergaul dengan anggota-anggotany dapat mempermudah dalam melaksanakan tugas.
8)      Inisiatifdan ketekunan.
Pimpinan yang banyak berinisiatif dan tekun akan dapat menghindarkan diri dari kesulitan yang dihadapi sehingga tugas-tugas tetap berjalan lancar.
9)      Dominasi.
Pimpinan yang memiliki dominasi, dapat mempermudah ia menguasai kelompoknya dalam keadaan bagaimanapun dalam kelompoknya.
10)  Surgensi.
Pimpinan yang memiliki pandangan untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh kepercayaan anggota, dalam melaksanakan tugas.
11)  Perhatian pada situasi.
Pimpinan yang memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, dapat memudahkan ia untuk mengendalikan kelompoknya.

8.      Tugas-tugas Pimpinan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat :
a.       Flord Ruch berpendapat bahwa tugas pimpinan adalah :
1.      Structuring the sistuation srtinya pimpinan bertugas untuk memberi struktur yang jelas terhadap situasi yang rumit yang dihadapi kelompok.
2.      Controlling group behaviour, artinya pimpinan mengawasi tingkah laku anggota kelompoknya, sesuai denga peraturan-peraturan yang berlaku.
3.      Spokesman of the group artinya pimpinan dapat menjadi juru bicara sebagai wakil kelompoknya pada pihak luar, tentang tujuan kelompok ataupun anggota kelompoknya.


b.      Drs. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa tugaas pimpinan :
1.      Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dan keinginan kelompoknya.
2.      Memilih kehendak-hendak yang realistis dari kelompoknya.
3.      Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka.
4.      Menemukan jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai kehendak-hendak tersebut.

c.       David W. Johnson berpendapat bahwa tugas pimpinan adalah :
1.      Information and opinion giver, artinya pimpinan adalah pemebri keterangan dan pendapat.
2.      Infomation and opinion seeker, artinya pimpinan sebagai pencari keterangan dan pendapat.
3.      Strater artinya seorang pimpinan dapat mengendalikan.
4.      Direction giver artinya pimpinan sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin dicapai.
5.      Summazizer artinya pimpinan sebagai pembuat ringkasan apa yang dikerjakan.
6.      Coordinator artinya pimpinan sebagai koordinator kelompok dan kegiatan kelompok.
7.      Diangnoser artinya pimpinan sebagai penganalisa terhadap segala sesuatu yang dihadapi kelompok.
8.      Energizer artinya pimpinan sebagai pengarah anggota kelompok ke arah kegiatan dan pencapaian tujuan kelompok.
9.      Reallity tester artinya pimpinan juga memberi ujian secara reakter terhadap kelompok.
10.  Evaluator artinya pimpinan sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.


69
70
 
9.      Bentuk Hubungan Pimpinan dan Anggota
a.       Dubin, memberi uraian bahwa ada beberapa bentuk hubungan antara pimpinan dengan anggota sebagai berikut :
1)      Hubungan seri
Yang dimaksud adalah :”suatu keadaan dimana stau bagian/individu hanya mempunyai hubungan dengan satu bagian lain yang berdekatan.
Ada 2 macam hubungan sesri yakni hubungan sri vertikal ( diagram 1) dan hubungan seri harizontal (diagram 2).

Diagram 1 :                              Diagram 2 :







2)      Hubungan radikal
Artinya suatu hubungan dimana satu bagian dapat berhubungan dengan lebih dari satu bagian lain.
Hubungan radikal ini dapat bersifat vertikal dan dapat bersifat horizontal (diagram 1 dan diagram 2).






3)      Hubungan sirkular
Artinya hubungan yang “mendorong terjadinya hubungan yang terbuka dan partisipasi yang maksimal (lihat diagram).






4)      Hubungan yang bersifat kombinasi
Hubungan yang bersifat kombinasi ini dapat berupa :
a.    Radikal dan sirkular








b.    Serial dan radikal




71
72
 
c.       Moreno, berpendapat bahwa di dalam suatu kelompok terdapat 3 jenis hubungan yang ada, yakni :
1)      Bentuk hubungan rantai (chains)






2)      Bentuk hubungan bintang (star)





3)      Bentuk hubungan jala (network)





Share this article :

Post a Comment

 
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger