KELOMPOK SOSIAL
Individu sebagai mahluk sosial tidak
bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial
yang dijalin telah diuraikan secara panjang lebar dibagian bab kedua.
Dilain pihak individu juga tidak
dapat dilepaskan dari situasi dimana ia berada
dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk
akibat situasi tersebut.
Dalam hubungan dengan kelompok ini
akan diuraikan :
A. MACAM-MACAM
KELOMPOK
Situasi yang dihadapkan individu
terbagi menjadi 2 macam, yakni :
1. Situasi kebersamaan ini
menimbulkan kelompok kebersamaan yakni “ suatu kelompok individu yang berkumpul
pada suatu ruang dan waktu yang sama tumbuh dan mengarahkan tingkah laku secara
spontan” kelompok ini disebut juga dengan massa atau crowd.
Menurut
Kinch, ciri-ciri masa adalah :
a.
Bertanggung
jawab dalam yang relatif pendek.
b.
Para
pesertanya berhubungan secara fisik (misal berdesakan-desakan)
c.
Kurang
adanya peraturan yang terorganisir.
d.
Interaksi
bersifat spontan.
Dari massa ini dapat dibagi
menjadi sebagai berikut :
(Brown) :
43
|
44
|
STRUKTUR MASSA/CROWD
Penjelasan :
a. Crowed/Massa sekelompok individu
yang untuk sementara menunjukkan kesatuan perasaan dan aksi, desebabkan
kenyataan bahwa perhatian mereka berpusat pada obyek, bantuan/ideal yang sama.
b.
Mobs
adalah suatu kerumunan aktif yang menyebabkan kerusakan-kerusakan.
c.
Aggressive
adalah suatu bentuk berukuran yang mengarah pada penghancuran dan perusakan.
d.
Exope
adalah suatu bentuk tingkah laku kolektif yang lahir dari kemudahan-kemudahan
menghadapi ancaman sehingga lebih berbentuk suatu aktivitas/gerakan massal yang
berbondong-bondong melarikan diri dari sumber ancaman atau bahaya.
e.
Acquisitive
adalah suatu bentuk tingkah laku massa, di mana massa bergerak untuk
memperebutkan sesuatu, dedang benda yang diperebutkan jumlahnya lebih kecil
dari jumlah orang yang memperebutkannya.
f.
Expressive
adalah suatu bentuk tingkah laku massa yang lebih berbentuk lantoran dan
cetusan perasaan yang sesaat saja.
g.
Audience
atau secondary crowd adalah sesuatu massa di mana kerumunan tersebut kurang
begitu terorganisir.
h.
Casual
adalah suatu kerumunan massa, yang terbentuk tidak direncana lebih dahulu.
i.
Recreational
adalah suatu bentuk kerumunan massa yang terbentuknya direncankan terlebih
dahalu.
j.
Recreational
adalah suatu kerumunan yang terbentuk dalam kesempatan rekreasi dan mencari
kesenangan.
k.
Information
seeking adalah suatu kerumunan yang berbentuk usaha dari individu-individu di
dalam kerumunan untuk mendapatkan kepastian suatu informasi yang masih belum
jelas.
l.
Lyching
adalah suatu bentuk kemarahan massa yang diarahkan pada indivuidu sebagai
obyek, biasanya berbentuk pengeroyokan sampai pembunuhan.
m.
Terrozization
adalah suatu bentuk kriminalitas massal.
n.
Riobs
adalah bentuk gerakan massa yang menghancurkan dan merusak lingkungan
o.
Panic
Organization adalah perilaku yang berkembang manakala kerumunan pada suatu
kelompok menjadi histeris atau kacau.
p.
45
|
46
|
2.
Situasi
kelompok sosial artinya = “sesuatu situasi di mana terdapat dua individu atau
lebih yang telah mengadakan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain.”
Situasi kelompok sosial tersebut
menyebabkan terbentuknya kelompok sosial artinya suatu kesatuan sosial yang
terdiri atas dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial
yang teridiri atas dua tau lebih individu yang telah mengadakan interaksi
sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga di antara individu itu sudah
tedapat pembangian tugas, struktur dan norma-norma tertentu.
Secara umum kelompok sosial tersebut
diikat oleh beberapa faktor, seperti :
a.
Bagi
anggota kelompok, suatu tuuan yang realistis, sederhana dan memiliki nilai
keuntungan bagi pribadi.
b.
Masalah
kepemimpinan dalam kelompok cukup berperan dalam menentukan kekuatan ikatan
antar anggota.
c.
Interaksi
dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam membina
kesatuan dan persatuan anggota.
Dari
situasi kelompok sosial dapat menimbulkan bermacam-macam kelompok sosial,
seperti :
a. Menurut Charles H. Cooleg ada :
1).
Kelompok primer (Primary group) artinya suatu kelompok di mana anggota-anggota
mempunyai hubungan/interaksi yang lebih intensif dan lebih erat erat antara
anggotanya.
2).
Kelompok Sekunder (secondary group) artinya suatu kelompok dimana
anggota-anggotanya saling mengadakan hubungan yang tidak langsung, berjauhan
dan formal, kurang bersifat kekeluargaan.
b. Menurut Moreno, ada :
1)
Psikhe
group yakni :” . . . . . is any number of people who
a. Intract with one another
b. Are psychologically aware of one
another, and
c.
Perceive
thenselves to be a group
2). Socio group yang dimaksud adalah : “Is is to
this fabric of social positions, roles and status that we refer when we talk
about we social system of a group.”
c. Menurut Crech dan Crutehfield, ada :
1)
Kelompok
dalam yang stukturnya terus tetap tidak berubah dalam jangka waktu yang cukup
lama.
2) Kelompok tidak stabil artinya
kelompok yang mengalami perubahan progresif, meskipun tanpa tardapat
variasi-variasi yang cukup penting dan kuat dari situasi eksternal.
d.
Menurut
French, ada :
1)
Kelompok
terorganisir artinya kelompok yang menunjukkan secara tegas lebih memiliki
kebebasan sosial, perasaan kita, saling ketegangan, kesamaan berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok, motivasi, frustasi, dan agrasi terhadap anggota
kelompok yang lain.
2)
Kelompok
tidak terorganisir artinya kelompok yang sedikit sekali kemungkinan bahwa
individu akan diperngaruhi oleh apa yang dikerjakan orang lain.
B. DEFINISI
DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
1.
Definisi Kelompok Sosial
a. Menurut
Muzafer Sterif :
Kelompok
sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu
yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga
di antara individu itu sudah terdapt pembagian tugas, struktur, dan norma-norma
tertentu.
b. Menurut
Crech dan Crutchfield :
A
social group may be defined as an integrated system of interralated
psychological group formed to accomplish a stated objective,
c. Menurut
S.S. Sargent :
47
|
48
|
d. Menurut
Newcomb, Turner dan Converse :
Sejumlah
orang-orang, dilihat sebagai kesatuan tunggal, merupakan satu kelompok sosial,
tetapi kita terutama mempunyai perhatian terdap interaksi kelompok dan terhadap
ciri-cirinya yang relatif stabil.
2.
Ciri-ciri kelompok Social
a. Menurut
Muzafer Sherif:
Ciri-ciri kelompok
sosial adalah :
1)
Adanya
dorongan/motif yang sama pada setiap individu, sehingga terjadi interaksi
sosial sesamanya dan tertuju dalam tujuan bersama.
2)
Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara
individu satu dengan yang lain, akibat terjadinya interaksi sosial.
3)
Adanya
pembentukan dan penegasan struktur kelompk yang jelas, terdiri dari peranan dan
kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
4)
Adanya
penegasan dan peneguhan norma-norma pedoman tingkah laku anggota kelompok dalam
merealisasi tujuan kelompok.
b.
Menurut
George Simmel
Ciri-ciri suatu
kelompok sosial adalah :
1)
Besar
kecilnya anggota kelompok sosial.
2)
Derajat
interaksi sosial dalam kelompok sosial tersebut.
3)
Kepetingan
dan wilayah.
4)
Berlangsungnya
suatu kepentingan.
5)
Derajat
organisasi.
c.
Menurut
Kurt Lewin
Ciri-ciri
kelompok sosial adalah :
“The essence of a group is not the similarity
or dissmilazity of its member but their interdependence, a group can be
characterize as adynamical whole; this
mean that a change in the state of any other sub part The degree of
interdependence of suport of members of the group varies all the way from a
loose mass to campact unit”
Dari
ketiga defenisi tersebut di atas kiranya, masing-masing defenisi saling
melengkapi satu sama lain berbeda-beda.
C. PEMBENTUKAN
DAN EFEKTIFITAS KELOMPOK SOSIAL
1. Pembentukan
Kelompok Sosial
Dalam rangka pembentukan kelompok
sosial telah diseliki oleh :
a.
Hoggarth.
Hoggarth, mengunakan studi
komparative antara metode individual dan metode kelompok dalam pelajaran ilmu
pasti. Untuk itu kelas harus mengerjakan tugas yang diberikan sebagai berikut :
1)
Siswa
bekerja secara individual tanpa memerhatikan kemajuan/kesukaran teman lainya.
2)
Salah
satu siswa mengerjakan tugas di papan tulis, sedangkan siswa lain bekerja di
bangku masing-masing.
3)
Siswa
seluruh kelas bekerja bersama-sama menyelesaikan tugas.
4)
Siswa
dibagi dalam kelompok-kelompok terdiri dari 3 orang dan masing-masing kelompok
bekerja sendiri-sendiri di tempat yang diselesaikan.
Kesimpulan
:
Dari hasil
penyelidikan ini dapat ambil kesimpulan sebagai berikut :
a)
Bentuk
kelompok 4 merupakan bentuk pengelompokan yang populer dan dapat memperbaiki
hasil belajar, sikap dan kerja sama mereka.
b)
Sebaliknya
guru mudah untuk mengadakan pengawasan dan mengadakan perbaikan
kesalahan-kesalahan yang ada.
49
|
50
|
b. J.J. Moreno
Moreno menggunakan sosiometris tes
yakni suatu metode yang efesien dalam memiliki tentang pembentukan kelompok sosial
dan sejauh mana peranan seseorang individu dalam kelompoknya.
Metode ini berdasarkan pilihan
sukarela, bebas spontan dan dilaksanakan dengan rahasia. Untuk mendapatkan data
sosiometri, dapat menggunakan angket, yang berisi daftar pertanyaan tentang siapa
diantara teman-teman yang disenangi atau yang tidak disenangi.
Biasanya angket
ini ada 2 tipe pilihan yakni :
1)
Single
choice, yakni seorang anggota kelompok hanya diberi kesempatan untuk memberi
jawaban tentang sia teman yang paling disenangi atau pelaing tidak disenangi.
2)
Double
choice yakni seorang anggota kelompok hanya diberi kesempatan untuk memberi
jawaban secara spesifik, seperti siapa teman yang disenangi atau ditolak dalam
hal belajar, rekreasi, olahraga, kesenian dan sebagainya.
Denhan
double choice ini dapat diketahui lebih detail tentang kondisi dinamik dan
kualitas hubungan yang ada pada kelompok-kelompok tersebut.
Langkah-langkah
dalam melaksanakan metode sosiometri, adalah :
a. Membuat daffftar nama pada kelas.
b. Membuat daftar pertanyaan.
c. Memberi kode
d. Membagi pertanyaan/angket kepada
siswa
e. Mengumpulkan kembali angket yang
telah dikerjakan.
f. Memberi nama pada kertas/angket
g. Menganalisa dengan memuat metriks
sosiometri.
h. Menentukan indeks
popularitas/inpopularitas.
i.
Membuat
sosiogram.
Suatu
contoh :
a)
Siswa
yang ada dalam kelas : A, B, C, D, E dan F.
b)
Angket
yang dibuat, misal : single choice
-
Saya
mau belajar dengan..................................
-
Saya
tidak mau belajar dengan.........................
c)
Untuk
siswa A s/d F diberi kode 1,2,3 dan seterusnya.
d)
Siswa
disuruh mengerjakan angket yang telah dibuat (no. b)
e)
Siswa
mengumpulkan angket yang telah diisi.
f)
Angket
yang diisi A s/d F diberi kode 1, 2, dan seterusnya.
g)
Metriks
sosiometri
2
|
52
|
1
|
51
|
h. Ideks popularitas, untuk
A =
X 100% = 80 %
B =
X 100% = 40 %
C =
X 100% = 40 %
D =
X 100% = 60 %
E =
X 100% = 80 %
F =
X 100% = 20 %
j.
Membuat
sosiogram, yang dapat dilakukan dengan cara :
1)
Sosiogram
timbal balik
2)
Sosiogram
grafik
2. Efektifitas
Kelompok Sosial
Dalam menguraikan efektifitas
kelompok sosial, ada pendapat, seperti :
a)
Menurut
Floyd Ruch :
1)
Atmosphere
(suasana kelompok)
Suasana kelompok yang dimaksud
adalah situasi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasa senang tinggal di
dalam kelompok tersebut.
Suasana ini menyangkut :
a) Keadaan fisik tempat/kelompok
seperti tersedianya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan anggota.
b) Treat reduction (rasa aman). Rasa
aman ini menyangkut ketentraman anggota untuk tinggal di dalam kelompoknya,
dimana ketentraman ini meliputi :
1)
53
|
54
|
2)
Tidak
ada saling mencurigai
3)
Tidak
ada saling permusuhan
Rasa aman ini lebih menyentuh
aspek psikologis anggota.
c) Distribusi leadership
(kepemimpinan bergilir).
Kepmimpinan yang bergilir ini
berarti adanya pemindahan kekuasaan untuk pengendalian dan pengawasan terhadap
kelompoknya.
Dengan demikian tiap anggota
kelompok yang diberi kekuasaan akan dapat mengetahui kemampuan mereka
masing-masing dan lebih dari itu akan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar
terhadap kelompok secara kseluruhan baik pada saat menjadi pimpinan maupun
sebagai anggota kelompoknya.
d) Goal formulation (perumusan
tujuan). Tiap kelompok pasti meiliki tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut yang merupakan
tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan
integrasi dari tujuan individu masing-masing.
e) Fleksibility (fleksibilitas)
Segala sesuatu yang menyangkut
kelompok seperti suasana, tujuan,
kegiatan, struktur dan sebagainya dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa
adanya pengorbanan.
f) Consensus (mufakat)
Dengan mufakat yang ada dalam
kelompok, semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga
tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak.
Dilain pihak mufakat dapat
berfungsi untuk merencanakan kegiatan kelompok secara bersama dan mencari jalan
keluar yang sebaik-baiknya apabila kelompok mengalami suatu kesulitan.
g) Proses awareness (kesadaran
berkelompok). Adanya peranan, fungsi dan kegiatan masing-masing anggota dalam
kehidupan berkelompok maka tiap-tiap anggota psti timbul rasa kesadarannya
terhadap kelompoknya, terhadap sesama anggota kelompok dan pentingnya untuk
berorientasi satu sama lain.
h) Continual evaluation (penulisan
yang kontinu). Kelompok yang baik, seringkali mengadakan penilainan secara
kontinu terhadap perencanaan kegiatan,
dan pengawasan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai/tidaknya tujuan
kelompok.
Disamping itu akan dapat
diketahui semua motivasi dan hambatan yang dialami anggota dalam rangka
mencapai tujuan kelompok.
b.
Menurut Crech dan Crutchfield :
kelompok
menjadi efektifitas apabila :
1)
Merupakan
suatu saluran pemenuhan kebutuhan afiliasi, yaitu kebutuhan berkawan, dukungan
dan cinta kasih.
2)
Merupakan
suatu sarana mengembangkan, memperkaya, serta memantapkan rasa harga diri dan
identitasnya.
3)
Merupakan
sarana pencarian kepastian dan pengetasan kenyataan kehidupan sosial.
4)
Merupakan
sarana memperkuat perasaan aman tentram dan kekuasaan atas kemampuannya dalam
menghadapi musuh dan ancaman yang sama secara bersama.
5)
Merupakan
sarana dimana di mana suatu tugas kerja
dapat diselesaikan anggota yang menerima beban tanggung jawab, seperti tugas
pemberi informasi, membantu teman yang sakit atau lain-lain.
D. KEPEMIMPINAN
DALAM KELOMPOK SOSIAL
a.
Sejarah Kepemimpinan
Timbulnya
kepemimpinan antara lain dikemukakan oleh :
55
|
56
|
a.
Gustave
Ie Bon
Dalam
penyelidikannya terhadap massa, Gustave Ie Bon menemukan pula hal kepemimpinan
yakni sesuatu kekuatan yang merupakan pusat dari segala kegiatan massa. Didalam
situasi massa, maka individu-individu bergerak/berkegiatan yang terarah pada
suatu tujuan tertentu, walaupun individu-individu tersebut hanya sebagai
pendukung kegiatan tersebut.
Dalam
keadaan demikian, ada individu yang berhasil untuk mengarahkan dan megerakan
individu-individu lain sebagai pendukung kegiatan. Individu inilah yang
kemudian disebut dengan pimpinan.
Segala tingkah laku dari pimpinan
yang kemudian dapat memberikan pengaruh kepada individu-individu lain, disebut
dengan kepemimpinan yakni sesuatu daya yang besar, yang dapat memberikan
kehidupan kepada yang dipimpin.
b.
Sigmund Freud
Timbulnya kepemimpinan ini,
menurut Sigmund Freud disebabkan oleh suatu proses indentifikasi artinya suatu
proses untuk menyamakan diri dengan individu lain dalam bentuk sikap ataupun
tingkah laku.
Freud mengakui bahwa setiap individu
mempunyai nafsu untuk menepatkan diri seperti individu lain. Akan tetapi
sebagai kecil sajas di antara mereka yang dapat mewujudkan nafsu mereka
sehingga akibatnya nafsu-nafsu ini berada dalam keadaan terpendam.
Namun ada sebagian kecil mereka yang
dapat mewujudkan nafsu ini dalam kehidupannya dan umumnya mereka ini kemudian
menjadi pimpinan.
Bagi individu-individu lain yang
memiliki nafsu terpendam, mereka juga berusaha mewujudkan nafsu-nafsu ini
berada berada dalm keadaan terpendam.
Namun ada sebagian kecil mereka yang
dapat mewujudkan nafsu ini dalam kehidupanny adan umumnya mereka ini kemudian
menjadi pimpinan.
Bagi individu-individu lain yang
memiliki nafsu terpendam, mereka juga berusaha mewujudkan nafsu-nafsu tersebut
dengan jalan mengadakan identifikasi dengan pimpinannya sehingga mereka
memiliki sikap dan tingkah laku yang sama.
c.
Erich Fromm
Bukunya terkenanl adalah : The fear of freedom. Dalam buku itu
dikupas tentang kepemimpinan yang berawal dari kehidupan yang bersifat
liberalisme, di mana individu hidup atas dasar kemauan sendiri sehingga
individu bebas untuk menentukan pilihanya.
Perkembangan kapitalisme
selanjutnya, menyebabkan individu berada dalam kehidupan yang sulit artinya
hampir seluruh individu tidak mencapai kesuksesan dan tidak memiliki gambaran
kehidupannya di masa yang akan datang.
Apabila keadaan semakin sulit,
individu sampai melupakan hasrat kebebasannya semakin membesarkanlah hasrat
untuk memperoleh kepastian dan disertai dengan pelaksanaanya.
Pada individu yang dapat
memberikan kepastian tentang kepastianya tentang kehidupannya, maka mereka
kemudian menyerahkan diri bulat-bulat kepadanya, tanpa reserve ataupun tanpa
kritik atau asal mereka memperoleh kepastian akan kehidupannya.
Individu-individu yang akan dapat
memberikan gambaran kehidupannya di masa
yang akan databg.
Dengan kata lain , dalam alam
kapitalisme hasrat kebebasan individu dapat memperoleh pemenuhan akan tetapi di
lain pihak hasrat kepastian individu tidak memperoleh pemenuhan akan tetapi di
lain pihak hasrat kepastian individu tidak memperoleh pemenuhan.
Apabila keadaan semakin sulit,
individu sampai melupakan hasrat kebebasannya semakin membersarlah hasrat untuk
memperoleh kepastian dan disertai dengan pelaksanaanya.
57
|
58
|
Individu-individu yang dapat
memberi gambaran kehidupan lain kemudian disebut pimpinan, sedangkan
daya/kekuatan yang dapat mempengaruhi individu-individu lain sehingga
individu-individu ini dapat mencapai tujuan disebut dengan kepemimpinan.
b.
Defenisi Kepemimpinan
Defenisi
tentang kepemimpinan ini ada bermacam-macam seperti :
a.
Carter
dan Hampill berpendapat kepemimpinan adalah mengusahakan akan tindakanya,
mepelopori struktur interaksi dari pada orangn-orang lainya. Memperoleh
struktur interaksi dari pada orang-orang lainya sebagai bagian dari proses pemecahan
suatu soal bersama.
b.
Tannenbaum
berpendapat kepemimpinan sebagai “pengaruh antara orang dalam kancahnya situasi
langsung melalui proses komunikasi yang terarah untuk memperoleh tujuan-tujuan
khusus maupun tujuan umum.
Dalam
kepemimpinan selalu menyangkut usaha dari peranan pemimpin untuk mempengaruhi
tingkah laku pengikut-pengikutnya dalam situasi tertentu.
c.
Ada
lagi yang berpendapat kepemimpinan adalah “usaha untuk mempengaruhi anggota
kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam
mencapai tujuan kelompok yang telah ditetapkan”.
d.
Drs.
Ngalim Purwanto berpendapat bahwa kepemimpinan adalah “tindakan/perbuatan di
antara perseorangan dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun
kelompok maju ke arah tujuan-tujuan tertentu”.
2. Pendekatan-pendekatan
dalam kepemimpinan
Ada
2 macam pendekatan dalam kepemimpinan, yakni :
a)
Pendekatan
sifat-sifat (trait approach)
Pendekatan
kepemimpinan di sini “dimulai dari usaha untuk menggindentifikasi ciri-ciri
seorang pemimpin yang berhasil.”
Usaha
ini digunakan untuk “mengetahui sifat-sifat pemimpin yang meliputi : intelek,
hubungan sosial, keadaan emosi, keadaan fisik yang tinggi, imajinasi, kekuatan
jasmani, kesabaran, kemauan berkorban, suka bekerja keras dan sebagainya, yang
merupakan ciri-ciri yang diperkirakan sebagai sifat-sifat yang harus dipunyai
seorang pemimpin.
b)
Pendekatan
tingkah laku/behavior approach. Pendekatan ini memandang “bahwa kepemimpinan
dapat dipelajari dari pola tingkah laku dan bahan ciri pemimpin.”
Pendekatan
behavior ini umunya berkembang lebuh pesat dalam rangka penyelidikan karena
lebih banyak nyata dari pada
sifat-sifat.
4.
Tujuan Kepemimpinan
5.
Ada
beberapa tujuan kepemimpinan :
a.
Tujuan
organisasi
Dimaksudkan
untuk memajukan organisasi yang bersangkutan, dan menghindari diri dari
maksud-maksud yang rasional dari pada organisasi yang ada.
b.
Tujuan
kelompok
Tujuan
ini bermaksud untuk menanamkan tujuan kelompok pada masing-masing anggota
sehingga dapat segara tercapai tujuan kelompok.
c.
Tujuan
pribadi anggota kelompok :
Tujuan
ini berguna untuk memberi pengajaran, melatih penyuluhan dan konsultasi bagi
tiap anggota kelomopk, sehingga anggota kelompok dapat mengembangkan
pribadinya.
d.
Tujuan
pribadi pemimpin :
Tujuan
ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada pimpinan untuk berkembang dalam
tugasnya, seperti : mempengaruhi memberi nasihat dan sebagainya.
59
|
60
|
6.
Macam-macam kepemimpinan
Dari sejumlah pendapat tentang macam-macam kepemimpinan dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a.
Lippite dan Whyte, Berpendapat ada 3 macam
kepemimpinan :
1. Kepemimpinan otokrasi artinya
suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.
Jejak
ketentuan dibuat oleh pemimpin
b.
Tiap
langkah dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pemimpin.
c.
Pimpinan
selalu memberikan tugas pada tiap anggota.
d.
Pimpinan
dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota.
2. Kepemimpinan yang demokratis
yakni suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.
Segala
kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama.
b.
Anggota
bebas bekerja dengan siapa saja.
c.
Pimpinan
memuji dan mencela anggota secara objektif.
d.
Pimpinan
berusaha bersikap dan berbuat seperti anggota.
e.
Kepemimpinan
yang liberal, artinya suatu kepemimpinan yang ditandai oleh :
a.
Pimpinan
yang jarang ikut campur dalam kegiatan anggota.
b.
Pimpinan
menyiapkan kebutuhan bagi anggota.
c.
Pembagian
tugas dan kerja sama diserahkan anggota.
d.
Pimpinan
tidak memberi komentar selama kelompok melaksanakan kegiatann, kecuali diminta
pendapatnya
b.
Max Weber, berpendapat ada :
1) Kepemimpinan yang kharistomatis
artinya suatu bentuk ke pemimpinan di mana pimpinan diangkat berdasarkan suatu
ke percayaan yang datang dari lingkungan.
2)
62
|
61
|
3) Kepemimpinan yang rasional legal,
artinya suatu bentuk kepemimpinan, di mana diangkat atas dasar.
a.
Pertimbangan
pemikiran-pemikiran tertentu
b.
Penunjukkan
secara tegas (ditetapkan)
c.
W.C. Whyte, berpendapat ada :
1.
Kepemimpinan
operasional artinya suatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan diangkat atas
dasar banyaknya inisiatif a
2.
tau
aktiva yang dilaksanakannya.
3.
Kepemimpinan
popularity artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan diangkat atas
dasar kepopuleran (banyaknya menerima pilihan) dari pemilihannya.
4.
Kepemimpinan
talent artinya suatu bentuk kepemimpinan berdasarkan kecakapan tertentu yang
dimiliki oleh seseorang individu.
5.
Kepemimpinan
perwakilan artinya suatu kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat, menjadi
wakil dari kelompok tertentu sehingga ada pimpinan pusat yang merupakan
gabungan pimpinan kelompok.
d.
Lingred, berpendapat ada :
1.
Kepemimpinan
parental artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersikap sebagai
keluarga.
2.
Kepemimpinan
expert artinya bentuk kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat berdasar atas
kecakapan/keahlian yang dimiliki oleh seseorang individu.
3.
Kepemimpinan
artist artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan yang diangkat
berdasar atas keterkenalan individu pada lingkungannya
4.
Kepemimpinan
manipulator artinya suatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan mengunakan
pendukungnya untuk kepentingan pribadi.
e.
Keit
Davis, berpendapat bahwa ada :
1)
Kepemimpinan
positif artinyasuatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan menggiatkan kerja
pengikut-pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka.
Jadi
pimpinan tidak hanya memberi perintah tetapi juga memberi penjelasan,
menyediakan kebutuhan anggota dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.
2)
Kepemimpinan
negaatif artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersedia menerima
segala sesuatu dari luar dalam menjalankan tugas mereka.
f.
Erich Fromm, berpendapat bahwa ada :
1) Kepemimpinan menerima artinya :
sesuatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan bersedia menerima segala sesuatu
dari luar dalam menjalankan tugasnya.
2) Kepemimpinan menyerang atau
mengunakan artinya suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan menggunakan
segala sesuatu yang datang dari luar dirinya, sebagai miliknya sendiri dalam
rangka menjalankan tugasnya.
3) Kepemimpinan menibun artinya
suatu bentuk kepemimpinan di mana pimpinan tidak bersedia menerima hal-hal dari
luar, tetapi selalu berusaha untuk menyampaikan dan mempertahankan pendapatnya
sendiri, walaupun seringkali pendapatnya tersebut diambil dari luar dirinya
sesuai dengan kepentingannya.
4) Kepemimpinan memasarkan artinya
sesuatu bentuk kepemimpinan dimana pimpinan merasa bahwa dirinya sebagai orang
yang serba pandai/tahu dan ia cenderung memimpin dengan imbalan yang memadai.
5)
64
|
63
|
6)
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang ada
berhubungan erat dengan teori-teori kepemimpinan yang ada sejak dahulu sampai
sekarang, yang meliputi :
a.
Trair
theories of leadhership memuat suatu teori bahwa “ seorang pemimpinan adalah
dilahirkan dan tidak di buat-buat”.
Jadi analisa dari kepemimpinan
ini mulai dengan memusatkan perhatian kepada latar belakang pemimpin itu
sendiri.
Ciri-ciri seseorang dapat
dikatakan pemimpin menurut teori ini adalah :
1) Intelegasi : bahwa pimpinan
memiliki intelegasi lebih dari yang lain.
2) Kematangan sosial dan pengetahuan
luas.
3) Memiliki motivasi sendiri dan
dorongan berprestasi.
4) Sikap untuk meyakinkan hubungan
dengan orang lain.
b. Group and exchange theories of leadership.
Hollander dan jullian berpendapat
bahwa group and echange theories of leadership, pada pokoknya :
Seseorang dapat menjalankan
peranannya sebagai pemimpin apabila ia dapat memnuhi harapan kelompok untuk
mencapai tujuan kelompok serta memberikan hadiah (reward) untuk hal-hal lain
seperti : memberi penghargaan atau menggairahkan kerja.
Pimpinan berusaha membangun
hubungan yang bersifat dua arah, sedangkan hubungan dalam kelompok sangat tergantung
pada hasil interaksi dua arah tersebut.
c.
Fleder
Contingency model of leadership.
Teori ini memusatkan perhatiannya
bahwa ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menguntungkan
dalam kelompok.
Adapun situasi yang menguntungkan
dapat dicapai dengan tiga cara:
1) Ada hubungan antara anggota
kelompok dengan dan pemimpin kelompok.
2) Ada kegiatan yang berencana dari
kelompok.
3) Ada kekuatan posisi pimpinan yang
diperoleh melalui formal authority.
d.
Path
Goal Lesdership theory.
Teori
ini berdasarkan teori motivasi. Path Goal Lesdership theory pada prinsipnya
menerangkan bahwa ada pengaruh tingkah laku pimpinan yang mengakibatkan dapat
memotivasi bawahan, kepuasan kerja serta aktivitas bawahan.
Robert
Hause menerangkan dalam gaya kepemimpinan dapat meliputi:
1) Directive leadership:
Dalam hal ini pimpinan berfungsi
sebagai petunjuk terhadap anggota kelompok sehingga pimpinan kurang
berpartisipasi penuh.
Directive leadership ini sama
dengan gaya otoriter.
2) Suppostive leadership.
Pimpinan memilki sifat ramah,
mudah mengadakan pendekatan serta memperlihatkan kesadaran kemanusiaan yang
tingi kepada anggota kelompoknya.
3) Participative leadership.
Pimpinan tidak hannya meminta dan
menggunakan saran-saran anggota tetapi juga membuat keputusan dalam rangka pemecahan
persoalan-persoalan yang ada dalam kelompok.
65
|
66
|
4)
Achivement
oriented leadership.
Pimpinan
menanamkan kesadaran akan tantangan tujuan kelompok untuk anggota-anggota
kelompok dan menunjukkan sikap pada anggota bahwa anggota dapat mencapai tujuan
tersebut.
e.
Gaya
kepemimpinan permanen dan situasional
Seorang dapat diangkat sebagai
pimpinan permanen apabila ia:
“a)
memiliki prestasi yang tinggi;
b) mengetahui apa kebutuhan kelompoknya;
c) memiliki kecakapan;
d) memiliki kemampuan dalam pekerjaannya”.
Dalam menjalankan tugas, pimpinan
permanen harus memperoleh dukungan dari anggota dan menggunakan wewenang dengan
kebijaksanaan.
Sedang
seseorang dapat disngkat sebagai pimpinan situasional apabila ia:
“a) aktif berpartisipasi dalam setiap persoalan
yang muncul dalam kelompok;
b)
menunjukkan ketergantungan dari anggota-anggota kelompok lainnya;
c) memiliki ketegasan;
d)
lancar dalam mengemukakan pendapatnya;
e)
memiliki sikap yakin akan dirinya sendiri;
f)
populer di dalam lingkungan kelompoknya”.
Perbedaan
antara 2 gaya kepemimpinan di atas adalah:
-
Kepemimpinan
situasional memiliki ikatan psikologis dengan anggota kelompok, sedangkan
faktor prestasi kedua.
-
Kepemimpinan
permanen membutuhkan faktor prestasi untuk memperoleh dukungan anggota-anggota
kelompok.
7.
Syarat-syarat
pimpinan
Ada
beberapa syarat pimpinan yakni:
a.
Menurut
Floyd Ruch, syarat-syarat yang dimaksud:
1)
Social
perception artinya pimpinan harus dapat memiliki ketajaman dalam menghadapi
situasi.
2)
Ability
in abstract thinking artinya pimpinan harus memiliki kecakapan secara abstrak
terhadap masalah yang dihadapi.
3)
Emotional
stability artinya pimpinan harus memiliki perasaan yang stabil, tidak mudah
terkena pengaruh dari pihak luar.
b.
Stogdill
mengindentifikasi syarat-syarat pimpinan:
1)
Tinggi
dan besar.
Pimpinan
yang tinggi dan besar umumnya berwibawa dalam melaksanakan tugas.
2)
Berat
badan.
Maunya
mereka yang memiliki badan yang tinggi dan besar, berat badan ikut terpengaruh
sehingga lebih menambah kewibawaan.
3)
Fisik,
energi dan kesehatan:
Pimpinan
yang sehat umumnya punya tenaga yang cukup dalam menjalankan kepemimpinan, akan
disenangi oleh anggota.
4)
Kegiatan.
Pimpinan
yang banyak memiliki kegiatan dalam tugasnya, lebih sukses untuk mencapai
tujuan kelompoknya.
5)
Intelegensi.
Pimpinan
yang memiliki intelegens tinggi mudah untuk bergaul, berkegiatan dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
6)
Kepercayaan
diri.
Pimpinan hendaknya
memiliki kepercayaan diri untuk mampu memimpin sehingga anggota tampak lebih
mantap untuk melaksanakan tugas-tugas kelompok.
67
|
68
|
7)
Kecakapan
bergaul.
Pimpinan
yang memiliki kecakapan bergaul dengan anggota-anggotany dapat mempermudah
dalam melaksanakan tugas.
8)
Inisiatifdan
ketekunan.
Pimpinan
yang banyak berinisiatif dan tekun akan dapat menghindarkan diri dari kesulitan
yang dihadapi sehingga tugas-tugas tetap berjalan lancar.
9)
Dominasi.
Pimpinan
yang memiliki dominasi, dapat mempermudah ia menguasai kelompoknya dalam
keadaan bagaimanapun dalam kelompoknya.
10) Surgensi.
Pimpinan
yang memiliki pandangan untuk kepentingan anggota lebih mudah memperoleh
kepercayaan anggota, dalam melaksanakan tugas.
11) Perhatian pada situasi.
Pimpinan
yang memperhatikan situasi yang dihadapi kelompok, dapat memudahkan ia untuk
mengendalikan kelompoknya.
8. Tugas-tugas
Pimpinan
Dalam
hal ini ada beberapa pendapat :
a.
Flord
Ruch berpendapat bahwa tugas pimpinan adalah :
1. Structuring the sistuation
srtinya pimpinan bertugas untuk memberi struktur yang jelas terhadap situasi
yang rumit yang dihadapi kelompok.
2. Controlling group behaviour,
artinya pimpinan mengawasi tingkah laku anggota kelompoknya, sesuai denga
peraturan-peraturan yang berlaku.
3. Spokesman of the group artinya
pimpinan dapat menjadi juru bicara sebagai wakil kelompoknya pada pihak luar,
tentang tujuan kelompok ataupun anggota kelompoknya.
b.
Drs.
Ngalim Purwanto berpendapat bahwa tugaas pimpinan :
1.
Menyelami
kebutuhan-kebutuhan kelompoknya dan keinginan kelompoknya.
2.
Memilih
kehendak-hendak yang realistis dari kelompoknya.
3.
Meyakinkan
kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak mereka.
4.
Menemukan
jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai kehendak-hendak tersebut.
c.
David
W. Johnson berpendapat bahwa tugas pimpinan adalah :
1.
Information
and opinion giver, artinya pimpinan adalah pemebri keterangan dan pendapat.
2.
Infomation
and opinion seeker, artinya pimpinan sebagai pencari keterangan dan pendapat.
3.
Strater
artinya seorang pimpinan dapat mengendalikan.
4.
Direction
giver artinya pimpinan sebagai pemberi tujuan kelompok yang ingin dicapai.
5.
Summazizer
artinya pimpinan sebagai pembuat ringkasan apa yang dikerjakan.
6.
Coordinator
artinya pimpinan sebagai koordinator kelompok dan kegiatan kelompok.
7.
Diangnoser
artinya pimpinan sebagai penganalisa terhadap segala sesuatu yang dihadapi
kelompok.
8.
Energizer
artinya pimpinan sebagai pengarah anggota kelompok ke arah kegiatan dan
pencapaian tujuan kelompok.
9.
Reallity
tester artinya pimpinan juga memberi ujian secara reakter terhadap kelompok.
10. Evaluator artinya pimpinan
sebagai pemberi penilaian terhadap kegiatan kelompok dalam pencapaian tujuan.
69
|
70
|
9.
Bentuk Hubungan Pimpinan dan
Anggota
a.
Dubin,
memberi uraian bahwa ada beberapa bentuk hubungan antara pimpinan dengan
anggota sebagai berikut :
1)
Hubungan
seri
Yang
dimaksud adalah :”suatu keadaan dimana stau bagian/individu hanya mempunyai
hubungan dengan satu bagian lain yang berdekatan.
Ada 2
macam hubungan sesri yakni hubungan sri vertikal ( diagram 1) dan hubungan seri
harizontal (diagram 2).
Diagram 1 : Diagram 2 :
2)
Hubungan
radikal
Artinya
suatu hubungan dimana satu bagian dapat berhubungan dengan lebih dari satu
bagian lain.
Hubungan radikal
ini dapat bersifat vertikal dan dapat bersifat horizontal (diagram 1 dan
diagram 2).
3)
Hubungan sirkular
Artinya
hubungan yang “mendorong terjadinya hubungan yang terbuka dan partisipasi yang
maksimal (lihat diagram).
4)
Hubungan
yang bersifat kombinasi
Hubungan yang bersifat kombinasi
ini dapat berupa :
a.
Radikal
dan sirkular
b.
Serial
dan radikal
71
|
72
|
c.
Moreno,
berpendapat bahwa di dalam suatu kelompok terdapat 3 jenis hubungan yang ada,
yakni :
1)
Bentuk
hubungan rantai (chains)
2)
Bentuk hubungan
bintang (star)
3)
Bentuk
hubungan jala (network)
Post a Comment