BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media audiovisual membawa sejumlah besar kemajuan di perpustakaan yang perlu dipelihara untuk kegunaan masa depan. Berbagai media dalam masyarakat harus dicerminkan dalam layanan oleh perpustakaan kepada para pengguna.
Multimedia sekarang telah menjadi trend baru dalam dunia perpustakaan yang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, seperti (CD-I dan CD-ROM) dan pemanfaatan multimedia, merupakan suatu trend baru dokumen-dokumen audiovisual yang disusun secara elektronik. Dengan lahirnya era teknologi komputasi multimedia ini telah mampu menciptakan system komunikasi yang interaktif antara pemakai di Perpustakaan.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa yang menjadi topic permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini diataranya :
1. Definisi audiovisual
2. karakteistik dan jenis-jenis audio visual
3. kelebihan dan kekurangan media audio visual
4. Tata Alur Kerja Layanan Perpustakaan UIN Ar-Raniry
1.3 Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan secara sistematis pasti mempunyai tujuan yang diharapkan, begitu pula makalah ini adalah:
1. Apa pengertian media audio visual ?
2. Bagaimana karakteristik dan jenis-jenis audio visual ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan media audio visual ?
4. Apa saja bahan pustaka Audiovisual ?
5. Mengetahui Tata Alur Kerja Layanan Perpustakaan UIN Ar-Raniry
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Audio Visual
Audio Visual mempunyai arti harfiah yaitu pandang dan dengar namun dalam pengertianya Audio Visual adalah Media informasi berupa film, tape, dan bahan elektronik lainnya yang menggunakan media pendengaran dan visual.[1]
Media audio visual adalah media yang mempunyaiunsursuara dan unsur gambar. jenis media inimempunyaikemampuan yang lebihbaikkarenameliputisuara dan gambar.[2]
Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan pemustaka untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi.
2.2 Karakteristik dan Jenis-Jenis Media Audio-Visual
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat audio visual merupakan alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat.[3] Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi dua jenis media yaitu media audio dan visual.
Dilihat dari segi keadaannya, media audiovisual dibagi menjadi dua yaitu audio-visual murni dan audio-visual tidak murni.
Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:
1. Audio-Visual Murni
Audio-visual murni atau sering disebut dengan audio-visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, unsur suara maupun unsur gambar tersebut berasal dari suatu sumber.
a. Film Bersuara
Film bersuara ada berbagai macam jenis, ada yang digunakan untuk hiburan seperti film komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Akan tetapi, film bersuara yang dimaksud dalm pembahasan ini ialah film sebagai alat pembelajaran. Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar. Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan pemustaka sehubungan dengan apa yang dipelajari.[4]
Secara singkat apa yang telah dilihat pada sebuah film, vidio, ataupun televisi hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata kepada pemustaka. Film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Sesuai dengan tema pembelajaran
b) Dapat menarik minat pemustaka
c) Benar dan autentik
d) Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan
e) Sesuai dengan tigkat kematangan pemustaka
f) Perbendaharaan bahasa yang benar.[5]
b. Video
Video sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif, bisa bersifat informative, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Media video merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran.
c. Televisi
Selain film dan video, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak.
2. Audio-Visual tidak murni
Audio Visual tidak murni yaitu media yang unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda.[6] Audio-visual tidak murni ini sering disebut juga dengan audio-visual diam plus suara yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti:
1) Sound slide (Film bingkai suara)
Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis system multimedia yang paling mudah diproduksi. [7]
Media pembelajaran gabungan slide dan tape dapat digunakan pada berbagai lokasi dan untuk berbagai tujuan pembelajaran yang melibatkan gambar-gambar guna menginformasikan atau mendorong lahirnya respon emosional. Slide bersuara merupakan suatu inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan efektif membantu pemustaka dalam memahami konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit. Dengan menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra pemustaka yang terlibat ( visual, audio). Dengan semakin banyaknya indra yang terlibat maka pemustaka lebih mudah memahami suatu konsep. Slide bersuara dapat dibuat dengan menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power point, camtasia, dan windows movie maker.
2.3 Bahan Pustaka Audio Visual
Salah satu bentuklain dari dokumen yang dikoleksi oleh perpustakaan adalah bahan pandang dengar atau audio visual yaitu suatu bahan yang menjadi alat penyampai informasi yang digunakan dengan cara melihatnya atau mendengarnya atau kedua-duanya. Bahan-bahan yang termasuk ke dalam kelompok audio visual ini antara lain adalah :
a. Bagan
Adalah cardboard atau bahan sejenisnya dimana informasi digambarkan dalam bentuk tabel, diagram, skema, atau berupa gambar. Contoh bagan struktur organisasi sebuah institusi, bagan alir kerja proses penelusuran literatur berbantu komputer dan lain-lain.
b. Peta
Adalah gambaran letak geografis dari bagian dunia misalnya peta indonesia, peta benua Amerika dan sebagainya; dapat juga merupakan gambaran keadaan petani di dunia, misalnya peta hasil pertanian di asia dan sebagainya; atau dapat juga merupakan peta potensi sumber alam seperti peta potensi tambang minyak bumi dan lain-lain.
c. Model
Adalah tiruan dari benda aslinya. Model ini ada yang ukuranya sama dengan benda aslinya, tidak ada yang tidak. Misalnya model gigi, model rumah dan lain-lain.
d. Reali
Adalah istilah yang digunakan untuk objek yang sebenarnya misalnya fosil tengkorak manusia purba, dan sebagainya.
e. Foto
Adalah gambar hasil pemottretan suatu objek.
f. Film
Adalah bahan yang berbentuk lembaran tipis dan transparan dilapisi dengan emulsi yang sangat peka terhadap cahaya. Film ada dua macam yaitu yang berwarna ada yang hitam putih.
g. Filmstrip
Adalah suatu rangkaian gambar-gambar dalam suatu urutan tertentu pada film berukuran 35 mm dan dapat di bedakan atas dua macam yaitu filmstrip bisu. Besar gambar dalam film dibedakan dua macam yaitu satu bingkai penuh (double frame) atau setengah bingkai (single frame). Filmstrip di simpan dalam bentuk gulungan.
h. Piringan Hitam
Adalah plat bundar yang dilapisi dengan asetat yang bila diputar dengan alat pemutar (Player) dapat menghasilkan suara. Istilah lainya adalah sound disc, phono disc, phono record, gramophon.
i. Slid
Slid merupakan bahan atau gambar grafis dari hasil pemotretan dengan film 35 mm yang diberikan bingkai pada keempat sisinya dan dapat diproyeksikan pada layar dengan mengunakan proyektor slid. Umumnya ukuranya slid ini adalah 2x2 inci atau 5x5 cm. Slid ini ada yang berwarna dan ada yang hitam putih. Paket slid kadang-kadang ada yang diintegrasikan dengan pita kaset audio dan merupakan paket slid bersuara. Slid ini juga semakin ditinggalkan orang setalah adanya kamera digital dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.
j. Transparasi
Adalah bahan tembus cahaya yang diisi dengan gambar atau tulisan, terbuat dari asetat atau sejenisnya. Ukuranya pada umumnya 25x25 cm.
k. Rekaman Video
Adalah rekaman gambar pita video yang kemudian diperlihatkan pada layar televisi. Pita video ini adalah berupa pita magnet. Suara dan gambar direkam bersama-sama dalam pita video tersebut. Gulungan pita video ditempatkan dalam kotak (casette).
Kemajuan dunia elektronik memungkinkan penyimpanan rekaman video kedalam bentuk digital, baik dalam format CD maupun DVD (digital video disc). Begitu juga dengan alat untuk menampilkan rekaman video sekarang ini bisa mengunakan komputer.
l. Pita Suara (kaset)
Adalah pita magnetik tempat merekam suara. Pita ini dapat berbentuk gulungan (reel-to-reel) dan ada pula yang berbentuk kaset. Untuk mendengarkan suara pada pita ini deperlukan alat player atau casette player. pita suara ini telah memberikan layanan kepada pemakai cacat mata (buta), misalnya dengan menyediakan koleksi buku dalam bentuk suara yang direkam pada pita kaset (talking books).
m. Piring Optik
Adalah media tempat merekam baik suara maupun gambar cakram plastik yang berlapis logam keperakan. Piring optik ini dikenal dengan CD atau Compact Disc dan DVD.
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Media Audio-Visual.
Beberapa Kelebihan atau kegunaan media audio-visual dalam perpustakaan yaitu:
1. Memperjelas penyajian pesan, tertulis, lisan dan gambar
2. Bisa di putar berulang-ulang
audio-visual juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
1. Mudah rusak
2. Tidak dapat dipinjamkan untuk di bawa
3. Bersifat tertutup
4. Bergantung pada listrik. Jika listrik padam fasilitas tidak dapat digunakan.
2.5 Tata Alur Kerja Layanan Perpustakaan UIN Ar-Raniry
Di Ruang Audio Visual Perpustakaan UIN Ar-Raniry mempunyai sistem tata alur kerja layanan audio visual perpustakaan UIN Ar-Raniry yang akan kami jelaskan di bawah ini yaitu :
1. User/pemustaka memasuki ruang audio visual
2. User/pemustaka serahkan KTA ke petugas
3. User/pemustaka mencari judul koleksi
4. Jika sudah mendapatkan koleksi yang diinginkan maka selanjutnya;
5. Lapor kepetugas untuk di lihat jenis koleksi apakah masih dalam keadaan bisa digunakan.
6. User/pemustaka mencatat data-data diri dan koleksi di buku request
7. User/pemustaka langsung bisa mengunakan koleksi, jika dalam bentuk cd/dvd maka user/pemustaka bisa langsung memutarnya.
8. Jika user/pemustaka sudah selesai mengunakan maka koleksi mengembalikan koleksi
9. Petugas memeriksa keutuhan koleksi yang digunakan apakah masih dalam keadaan sempurna.
10. Jika semua dalam keadaan sempurna maka petugas memberi kode koleksi kembali dan petugas memberikan catatan di buku request bahwa koleksi sudah dikembalikan secara uruh.
11. Mengembalikan KTA user/pemustaka
12. Petugas mengembalikan koleksi pada tempatnya.
13. Selesai.
Demikianlah tata alur kerja layanan Audio Visual di UIN Ar-Raniry yang sekarang diterapkan khusus di ruangan Audio Visual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media audio visual adalah media yang mempunyaiunsursuara dan unsur gambar. jenis media inimempunyaikemampuan yang lebihbaikkarenameliputisuara dan gambar.
Media audio-visual merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media audio visual terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual.
Karakteristik media audio-visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Alat-alat audio visual merupakan alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat.
3.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran untuk membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald.H. 1994. Pemilihan dan Pengembangan media Video Pembelajaran.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada
Jakarta : Grafindo Pers.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audio-Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Usman, M. Basyirudin dan Asnawir. 2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Saleh, Abdul Rahman.2009. Pengantar kepustakaan.
Post a Comment