1. Produksi Buku
Minat baca orang Islam yang besar kecintaannya terhadap buku bacaan, mereka giat sekali memproduksi buku, took-toko buku di setiap daratan yang didiami mereka banyak dibangun. Buku-buku di pajang pada bangku-bangku panjang dan punggung-punggung di tandai dengan label untuk memudahkan orang mengetahui identitas buku tersebut.
Sering terdapat pelelangan buku-buku,dan para pelelangnya di sebut “ munaadi”. Sebagian besar dari pedagang tersebut ialah orang–orang yang belajar atau para sarjana seperti Abu Hatin Sahl b. Muhammas As-Sijistaani seorang penyusun kamus.
Pada masa islam buku-buku sudah di cetak melalui kertas, percetakan tersebur berasl dari Italia, walaupun penggunaan kertas yang sedemikian meluas dan produksi buku yang berlebih-lebihan, harga buku tidak menurun.
2. Perkembangan Perpustakaan Islam
Sejak abab IX para pengusaha dan para bangsawan di seluruh tanah arab sudah menaruh perhatian yang sangat besar untuk mengumpulkan buku-buku. Koleksi-koleksi buku tersebut di tunjang oleh warisan-warisan dan sumbangan, kemudian bantuan dari para hartawan yang dermawan yang memberikan subsidai atau upah bagi pelajar yang bekerja disana.
Perpustakan yang termansyur terdapat di bagdad yang bernama “ Baitul Hikmah” di bangun oleh Khalifah Ma’mun dari dinasti Abasiyah pada abad IX. Di Kairo perpustakan keluarga dinasti Abasiyah pad abad X memiliki koleksi lebih dari 200000 buku yang diantaranya lebih dari 2000 terdiri dari Kitap Suci Al-Guran yang terhias dengan indahnya.
Post a Comment